PEKANBARU (CAKAPLAH) - Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) membuka Fakultas Kedokteran yang bakal menjadi Fakultas Kedokteran ketiga di Provinsi Riau. Kehadiran Fakultas Kedokteran ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dokter yang ada di Provinsi Riau mengingat hingga saat ini jumlah dokter di daerah ini baru sekitar 4.700 orang untuk melayani 7,8 juta penduduk.
Rencana pembukaan Fakultas Kedokteran ini sudah di depan mata. Bahkan saat ini Tim Evaluasi Lapangan telah melakukan visitasi langsung ke kampus Umri di Pekanbaru, Riau, Rabu (28/2/2024).
Tim Evaluasi Lapangan Usulan Pembukaan Prodi Kedokteran Program Sarjana dan Prodi Pendidikan Profesi Dokter Program Profesi Fakultas Kedokteran Umri tersebut dipimpin Dr Soetrisno Sumardjo yang merupakan Direktur Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Indonesia.
Hadir juga dalam tim Direktur Kelembagaan Dirjen Diktiristek Dr Lukman ST MHum, Dra Oos Fatimah Rosyati M.Kes yang merupakan Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof dr Mariatul Fadilah, MARS, Ph.D, Sp.KKLP (KKI) dan Dr dr Maftuchah Rochmanti, M.Kes (AIPKI). Laluada Dr Ina Rosalina dr.,Sp.A.(K)., M.Kes, M.H.Kes (ARSPI), Prof Dr dr Irfanuddin, Sp.KO, M.Pd.Ked (IDI), dr Liliana Sugiharto, MS., PA (K) (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya) dan Afdalisma, SH., M.Pd (Ketua LLDIKTI Wilayah X).
Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Dr Saidul Amin, mengatakan salahsatu tujuan didirikannya Fakultas Kedokteran adalah untuk memenuhi kebutuhan dokter. Bahkan mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau itu menyebut kalau FK Umri merupakan suatu keniscayaan.
"Jumlah penduduk Riau saat ini ada 7,8 juta orang sedangkan jumlah dokter baru 4.700 orang. Jumlah ini belum ideal jika menggunakan rasio yang ditetapkan WHO dimana 1 dokter di suatu wilayah melayani seribu orang. Jika menggunakan rasio WHO maka Riau setidaknya membutuhkan 3 ribu dokter lagi," kata Saidul Amin.
Dikatakan Saidul lagi, saat ini Riau baru memiliki dua fakultas kedokteran. Jumlah ini jauh tertinggal dengan tetangga seperti Sumatera Utara yang telah memiliki sebelas fakultas kedokteran. Sebab itu, berdasarkan tanggungjawab yang besar dalam pembangunan bidang kesehatan, UMRI memberanikan diri membentuk Fakultas Kedokteran.
Selain untuk mencukupi kebutuhan kedokteran, alasan lainnya adalah daerah ini bertetangga dengan Malaysia dan Singapura yang dalam bidang kesehatan sudah lebih baik.
Umri, tambahnya, terus berupaya mempersiapkan sarana dan prasarana. "Saat ini tak ada kata mundur. Keinginan kita harus tetap bisa menang," ujarnya. Rektor ingin, FK yang diharap menjadi maskot UMRI memang terwujud nyata.
Pada kesempatan sama, Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Prof dr Budu, Ph.D Sp.M(K)., M.Med.Ed. menyampaikan, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) sudah cukup lama mempersiapkan pembukaan fakultas kedokteran bahkan persiapan dilakukan jauh sebelum moratorium pembukaan FK dibuka. Karenanya, setelah moratorium dibuka banyak PTMA mengajukan diri ikut berbakti pada nusa dan bangsa dengan mendirikan FK.
Muhammadiyah mengakui membuka FK tak semudah membalik telapak tangan. Dimana, ada 4 standar yang digunakan Majelis Dikti Litbang untuk mendirikan FK. Yaitu, mengikuti standar kualitas pendirian FK. Kemudian, PP Muhammadiyah telah mengklasifikasikan PTMA berdasarkan kemampuan. Yaitu klasifikasi besar, menengah, kecil dan butuh bimbingan.
Sehingga Majelis Dikti Litbang memusatkan rencana pendirian FK hanya di PTMA besar. Karena banyak yang harus dipersiapkan. "Kami juga melihat kebutuhan di berbagai lokasi. Termasuk kemampuan PTMA yang sanggup mengemban tugas mendirikan FK," kata dia.
PP Muhammadiyah berterima kasih pada Kemendikbudristek yang terus mendukung upaya pendirian FK di PTMA seluruh Indonesia. Termasuk UMRI. Selama ini, Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah terus mendampingi PTMA agar mampu mendekati pemenuhan syarat pendirian FK.
Sementara itu, Direktur Kelembagaan Dirjen Diktiristek, Dr Lukman ST., MHum mengaku senang dengan rencana dibukanya FK di UMRI. Dia berharap, dengan keberadaan FK bisa memberi manfaat bagi banyak orang.
Ketua Tim Visitasi, Dr Soetrisno Soemardjo MA menyampaikan dalam visitasi akan dibuktikan dan dicek kebenaran dari dokumen yang dilaporkan. Tim akan menilai, bukti yang disampaikan dalam domumen di Dikti memang ada di lapangan. Termasuk rencana kinerja FK jika izinnya sudah diberikan.
Setelah selesai visitasi, hasilnya akan dikirim Dirjen ke LAM-PTKes dan Kementerian Kesehatan. Kemudian dilakukan divalidasi. Jika dalam proses validasi telah memenuhi syarat, maka bisa diusulkan SK pendiriannya.
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kampus |