PELALAWAN (CAKAPLAH) - Bupati Pelalawan H Zukri SE turun tangan langsung membantu mendorong sejumlah kendaraan mendadak mogok di tengah badan jalan yang terendam banjir, Jumat (12/01/2024) dini hari. Aksi ini dilakukan untuk membantu mengurai kemacetan, agar kendaraan bisa bergerak.
Jalintim timur di Kabupaten Pelalawan sudah direndam air akibat luapan Sungai Kampar sudah terjadi sejak dua pekan terakhir ini. Namun sejak satu pekan terakhir dinyatakan tidak bisa dilewati lagi oleh kendaraan roda dua ataupun roda empat. Hanya kendaraan truk Fuso dan sejenisnya, dibolehkan untuk melintasi.
Setidaknya, sepanjang tujuh sampai dengan delapan kilo meter badan jalan direndam air, terhitung sejak kilometer 76 di Pangkalan Kerinci sampai dengan kilo meter 84 tepatnya, di Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras.
Ketinggian air di sejumlah titik, bervariasi mulai 50 centi meter, 80 centi meter bahkan ketinggian air mencapai 1,2 meter. Posisi titik debit air paling tinggi ditemukan di antara kilo meter 84 dan 84.
Ceritanya pun dimulai. Dimana Informasi bakal lumpuhnya, jalan lintas timur sebetul hampir terjadi sepanjang malam terhitung beberapa hari terakhir ini. Apalagi diperoleh posisi sungai Kampar sejak Kamis (11/1/2024) mulai mengalami pasang imbas kenaikan air laut. Ketinggian air di Jalintim pun tertahan dan cenderung naik.
Mendapat kabar kondisi lalin kian memburuk di Jalintim. Bupati H Zukri didampingi Kapolres Suwinto dan Kasatlantas Akira Ceria serta anggota Polda Riau yang di BKO bergegas ke lokasi pukul 20:00 WIB. Ke lokasi memastikan betapa memilukan Jalintim tersebut, tepatnya di Km 83.
Rombongan pun bertolak, dari Pangkalan Kerinci manaiki kendaraan trado. Meskipun di satu sisi Lantas Polres Pelalawan sudah mulai berinisiatif menutup mobil melintas dari Sorek ke Pangkalan Kerinci atau dari arah sebaliknya. Kendaraan boleh melintas hanya kendaraan yang terjebak dalam jalan yang banjir.
CAKAPLAH.com ikut bersama rombongan sekaligus memastikan kondisi betapa mencekamnya, Jalintim apalagi dimalam hari.
Benar saja, baru melintasi dari titik nol, tepatnya, di Km 78 diatas sebuah jembatan, ditemukan kendaraan Fuso, mogok mati total ditengah badan jalan. Diperkirakan mobil ini mengalami masalah dengan mesinnya. Rombongan trado ditumpangi harus extra hati-hati mengambil jalur pinggir melipir. Salah perhitungan berpotensi terperosok, alhasil rombongan harus terhenti disini.
Sementara di satu sisi, pak sopir yang mengalami mogok tampak mulai pasrah dengan keadaan. Rombongan menyapa pak sopir yang tertidur lantaran alami kelelahan. Tidak itu saja, sepanjang jalan sebelum berjumpa jembatan Kembar Pangkalan Kerinci, ditemukan dipinggir sisi kiri-kanan jalan sejumlah mobil mogok. Para sopir dan penumpang terlihat pasrah.
Rombongan terus bergerak ke depan hingga akhirnya, terhenti di Km 81, jam tangan pun sudah menunjukkan pukul 22:30 WIB. Terhenti lantaran memang tidak bisa bergerak lagi akibat kendaraan yang berada didepannya, sudah berlapis satu arah.
Setelah tertahan hampir satu jam. Nampaknya, bupati Zukri sudah mulai gelisah. Ia pun memutuskan lanjut ke depan berjalan kaki mengarungi Jalintim yang sudah berubah menjadi lautan. Berjalan kaki, sekaligus membantu mengurai kemacetan diakibatkan kendaraan berlapis.
Setelah beberapa ratus meter, berjalan kaki menuju Km 83. Bupati H Zukri dibikin penasaran dengan sebuah Fuso berhenti ditengah badan jalan dengan posisi mesin hidup. Untuk menjawab penasaran melalui penerangan lampu telpon genggamnya, ia memanggil dan menggedor pintu mobil.
Apa yang terjadi, ternyata pak sopir tertidur lantaran sudah mulai kelelahan setelah melintasi jalan banjir berjam-jam. Pak sopir mengaku takut melintasi di kegelapan malam lantaran tidak adanya yang memandu. Terlebih lagi penerangan cuma lampu hazard yang diandalkan untuk lampu utama sudah alami korslet akibat terendam air. Tak ada pilihan selain pasrah di tengah jalan seraya berdoa air surut.
Tidak itu saja, persis didepan mobil pak sopir, ditemukan sebuah bangkai mobil Fuso terperosok dipinggir jalan. Alhasil bupati memandu pak sopir ini untuk lanjut berjalan.
Namun peristiwa mencekam, ditemukan lagi tepatnya, di Km 83. Dititik ini posisi debit air paling dalam. Ketinggian melewati pinggang orang dewasa. Banyak pula badan jalan berjalan. Andai saja menginjak posisi jalan berlubang siap-siap basah rambut.
Peristiwa mencekamnya, adalah mobil menggendong mengangkut enam unit kendaraan hampir terperosok dipinggir kanan jalan mengarah Sorek. Sedikit lagi terjungkal. Mobil menggendong ini hampir celaka lantaran menghindari sebuah truk mogok ditengah badan jalan. Ia pun melipir ke kanan, namun jalan yang ia lewati sudah menyentuh parit Jalintim. Alhasil sama-sama mogok.
Di satu sisi, para penumpang dalam mobil menggendong mengaku sudah kelaparan. Lebih menyedihkan lagi banyak anak-anak. Pengakuan penumpang mengaku lapar lantaran macet berjam-jam. Situasi inilah membuat hati bupati H Zukri teriris-iris. Apalagi ditengah gelap jauh dari pemukiman penduduk.
Ia mengeluarkan dompetnya, dan meminta bantuan kebetulan disaat itu ada warga setempat berada di lokasi, untuk membelikan aneka makan. Setidaknya bisa menghilangkan rasa lapar bagi para penumpang yang terjebak.
Tidak ada upaya lain, selain menyelamatkan mobil mogok ditengah badan jalan. Mendatangkan alat berat ke titik ini tidak memungkinkan. Alhasil bupati H Zukri berinisiatif dengan para ajudan termasuk anggota Satpol PP, Dishub dan satu lagi anggota Polda yang di BKOkan mengajak bersama mendorong mundur sekuat tenaga.
Entah mukjizat apa yang diberikan di pagi itu, jam tangan sudah menunjukkan pukul 02:00 WIB. Alhasil pasukan bupati Zukri ditengah air yang dalam perlahan-lahan berhasil mendorong mundur. Hingga membuat cela bisa mengurai mobil yang lain bisa lewat.**
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Delvi Adri |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Pelalawan |