PELALAWAN (CAKAPLAH) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, memuji optimalisasi penggunaan energi terbarukan di lingkungan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), dalam kegiatan operasional untuk menghasilkan produk yang berdaya saing dan berorientasi ekspor.
Hal tersebut disampaikan Bahlil saat mengunjungi operasional PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), bagian dari APRIL Group, dan Asia Pacific Rayon (APR), Kamis (10/8/2023) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.
Seperti yang diketahui, optimalisasi energi terbarukan dalam kegiatan operasional merupakan salah satu cara untuk mendukung agenda pemerintah saat ini dalam mencapai Target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
"Pengelolaan industri APRIL dan APR sangat terintegrasi dan efisien, saya juga mengapresiasi visi perusahaan untuk menjadikan produknya kompetitif di pasar global dengan pendekatan green energy," kata Bahlil.
Ia menilai di APRIL, penggunaan energi terbarukan dan energi yang lebih bersih untuk operasional mencapai 88,6 persen dari total konsumsi pabrik saat ini.
Perusahaan berkomitmen untuk mencapai 90 persen dari target penggunaan energi terbarukan dan bersih pada 2030. Salah satunya dengan instalasi panel surya berkapasitas 50 MW yang ditargetkan selesai pada 2030, saat ini baru pemasangan mencapai 11 MW.
Untuk diketahui berdasarkan hasil studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), keberadaan Grup APRIL di Provinsi Riau telah memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Efek multiplier dari operasional APRIL menciptakan kesempatan kerja bagi lebih dari 250.000 orang di tingkat nasional dan 140.000 orang di Provinsi Riau pada 2022.
Sementara itu COO APRIL, Eduward Ginting, mengatakan APRIL dan APR merupakan pabrik kertas dan rayon terintegrasi terbesar di Indonesia. Perusahaan terus berkontribusi secara ekonomi dan sosial kepada masyarakat untuk memajukan perekonomian di daerah.
"Yang tak kalah penting adalah seluruh produk tersebut dihasilkan di Provinsi Riau, Indonesia, dengan tenaga kerja lokal dan produknya sudah terjual ke pasar global," kata Eduward.***
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi, Serba Serbi, Riau |