BANGKINANG (CAKAPLAH) - Nama Drs H Burhanuddin Husin MM tak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Kampar. Ia pernah memimpin Negeri Serambi Mekkah pada periode 2006-2011.
Saat itu pria yang akrab disapa Bang Boy berpasangan dengan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) H Teguh Sahono. Meskipun kalah ketika maju untuk kedua kalinya pada periode 2011-2016, namun ternyata banyak cerita bagus dan kenangan manis yang ditinggalkan Bang Boy dan itu selalu menjadi buah bibir di masyarakat maupun pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar saat ini.
Saat itu para pegawai dinilai lebih tenang dalam bekerja, tidak ada tekanan terhadap pegawai maupun terhadap kepala desa dan berbagai program pembangunan juga terlaksana dengan baik serta bagusnya kualitas proyek pembangunan pada saat itu. Boy juga mengayomi semua suku dan agama serta wilayah di Kabupaten Kampar. Hal itu dibuktikan dengan kegiatan dan pembangunan yang telah dilaksanakan.
Isu terakhir, sehubungan dengan anjloknya peringkat Kampar pada Musabaqah Timawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Riau yang baru saja ditutup di Dumai akhir pekan lalu, justru di masa kepemimpinan Burhanuddin Husin, Kabupaten Kampar bisa mempertahankan gelar juara umum tiga kali berturut-turut.
Dari situ pula kata Burhanuddin Husin masih banyak masyarakat Kabupaten Kampar menginginkan kembali agar dirinya memimpin Kabupaten Kampar dengan maju di Pilkada tahun 2024.
Dalam bincang-bincang santainya dengan sejumlah wartawan, Senin (29/4/2024) di Bangkinang, Burhanuddin Husin didampingi istri Hj Mimi Gusneti dan putranya Fabio Angriawan mengungkapkan, walaupun ia banyak menghabiskan waktu berada di rumah, namun ia selalu mendapatkan kunjungan dari berbagai pihak, masyarakat, baik, para tokoh baik tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda mantan pejabat dan kalangan aparatur sipil negara (ASN).
“Mereka menyampaikan situasi perkembangan yang terjadi di Kabupaten Kampar. Melihat Kampar hari ini, Kampar dalam kondisi tidak baik-baik saja. Itu pengertiannya luas. Itu tak muncul di permukaan, tapi beredar di kalangan masyarakat. Menjadi buah bibir masrayakat,” cakapnya mengawali cerita.
Berdasarkan kunjungan-kunjungan dari berbagai pihak dan kunjungannya ke masyarakat, Boy mengaku, sampai saat ini banyak orang mendorongnya untuk maju pada Pilkada Kampar 2024.
“Kalau ditanyakan pribadi, umur saya sudah 66 tahun, termasuk tua. Mestinya dengan usia itu menikmati masa tua, tetapi sebagai warga negara, orang Kampar, ada keprihatinan saya, sebab saya dulu ikut membangun Kampar. Saya pernah ada 'kakok tangan'. Saya rasa zaman saya memimpin telah meletakkan pondasi dan sistem tata kelola pemerintahan yang baik dan menurut saya merujuk ke kaedah norma yang berlaku,” ujarnya.
Ia melihat, beberapa waktu belakangan kondisi Kabupaten Kampar sudah jauh berubah. Salah satu parameternya bisa dilihat dari aspek pembangunan. Kemudian ekonomi di Kampar saat ini kategori inflasi cukup tinggi.
“Harga bahan pokok melambung, di sisi lain nilai uang kita menurun. Inflasi di Riau 2,5 persen tak sampai, tapi Kampar 4 persen. Kampar bisa tak masuk daerah yang inflasinya tinggi kalau masyarakat memanfaatkan sumber daya yang ada. Seharusnya kita sudah bisa swadaya,” ulasnya.
Parameter yang lain kata Boy adalah tingkat kemiskinan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi ukuran. “Saya ambil kesimpulan, kenapa Kampar yang dulu, Kampar pernah jaya. Kenapa ada daerah lain bisa keluar dari itu,” katanya lagi.
Menurut Ketua Pengurus Besar Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (Pengprov PBVSI) Provinsi Riau yang memimpin periode kedua, 2024-2028 ini, Pemkab Kampar perlu melakukan koreksi perbaikan terhadap arah pembangunan dan perbaikan sistem tata kelola pemerintahan.
“Itu memerlukan seseorang yang memiliki kemampuan manajerial tata kelola pemerintahan dan sumber daya, bukan sebuah keinginan untuk maju saja,” ulasnya.
Jika ditanya figur-figur yang mau maju di Pilkada Kampar menurut Boy pasti semuanya punya konsep. Namun yang diperlukan juga adalah bukti. “Tetapi konsepnya seperti apa, semua punya visi misi, niat baik pasti, memiliki tetapi apakah cukup dengan itu,” tegasnya.
Ia membeberkan, selama menjadi Bupati Kampar, periode 2006-2011, ia tidak menerima setoran ketika ada pejabat yang akan dilantik. “Jangan tanya saya, tanya saja kepada pejabat yang pernah saya lantik dan ganti,” tegas pria yang juga pernah menjadi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau dan Kepala Bappeda Kabupaten Bengkalis itu.
“Kalau duduk (mendapatkan jabatan) dikarenakan sesuatu, maka ketika diganti tidak ikhlas diganti, kalau ada setoran tidak terima kalau diganti,” bebernya.
Menurutnya lagi, sistem dalam penempatan pejabat juga perlu dievaluasi. Jika tidak punya kemampuan dibidang tersebut jangan dipaksakan untuk jabatan itu. Begitu juga latar belakang pendidikannya perlu ditinjau.
“Misalnya Kadis Pertanian, minimal S1-nya di Pertanian. Manajemen pemerintahan perlu dibenahi. The right man on the right place, pastikan setiap pejabat, pegawai ditempatkan pada posisi atau peran yang sesuai dengan keterampilan, kemampuan, dan potensi mereka,” ulasnya lagi.
Lantas, apa saja yang telah dilakukan Burhanuddin Husin untuk bisa berlayar mendapatkan perahu di Pilkada Kampar? Hingga Senin (29/4/2024) kemarin, ia telah mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon Bupati Kampar di tiga partai politik yaitu di PKS, PKB, PDIP dan akan menyusul di PAN dan NasDem.
Ia juga mengungkapkan, kemungkinan dia tidak akan mendaftar di partai yang diprediksi dan berpotensi sudah direbut bakal calon lainnya. Namun dalam kesempatan wawancara ini, Burhanuddin Husin tidak mau menyebutkan namanya.
Sejauh ini dia juga telah melakukan komunikasi politik dengan pimpinan dan pengurus parpol, tokoh agama, tokoh masyarakat, ninik mamak, tokoh pemuda, masyarakat dan itu masih terus dilakukannya.
Mengenai pergerakan politik yang ia lakukan, Burhanuddin tidak ingin pergerakannya dilakukan sepotong-sepotong dan dengan tersenyum ia mengaku juga memiliki gerakan “di bawah tanah”.
“Biar lambat asal jelas. Tak harus tampak di permukaan. Itu strategi masing-masing calon yang penting tujuannya sama. Pergerakan tak mungkin saya sampaikan detil karena ini politik. Saling mengintai hal biasa dalam poltitik,” bebernya lagi.
Kemudian bagaimana figur bakal calon Wakil Bupati yang akan bergandengan dengannya, Burhanuddin mengungkapkan, saat ini dinamika politiknya masih bergerak.
Dikatakannya, ada tiga opsi yang ia tawarkan. “Kalau tak nomor satu, nomor dua dia di partai itu. Last minute masih bisa berubah. Contohnya di Pilpres kemarin. Kenapa nama Gibran bisa muncul,” ulasnya.
Kata Burhanuddin, masih terbuka kemungkinan yang bakal menjadi calon wakilnya adalah dari kalangan politik maupun birokrat. Dia juga mengungkapkan, ia memiliki lima kriteria dalam menentukan bakal calon wakilnya.
“Paling tidak ada lima kriteria. Harus ada chemistry atau kecocokan dan harus memberikan value added atau nilai tambah, akan lebih baik orang itu berbasis parpol, akan lebih baik memiliki basis wilayah atau komunitas dan tergantung hasil survei. Kelima ompa bidin (uang),” katanya tersenyum.**
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Delvi Adri |
Kategori | : | Politik, Kabupaten Kampar |