PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Syahril Abubakar mengecam dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian atas aksi teror bom molotov yang terjadi di Kota Bertuah, Pekanbaru belum lama ini.

Salah satu korban yang diduga bom molotov adalah tokoh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Pekanbaru, Nurhasyim. Satu unit mobil Avanza yang terparkir di halaman rumahnya dibakar Orang Tak Dikenal (OTK) sekitar pukul 05.30 WIB, Jumat (13/10/2017) lalu.

Baca: Teror Terjadi Lagi, Mobil Avanza Tokoh LAM Pekanbaru Dibakar OTK

"Kita serahkan kepada pihak yang berwajib untuk memprosesnya, kita masih menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian," katanya kepada CAKAPLAH.COM Senin (16/10/2017).

Ia juga meminta kepolisian untuk mengusut tuntas persoalan teror yang terjadi, karena biar masyarakat tahu akar persoalan yang sampai saat ini belum terungkap.

"Kita serahkan kepada pihak kepolisian, sebab kita kan tidak punya perangkat untuk hal tersebut, dan kita tidak punya wewenang, biarlah polisi yang bekerja sebab kalau kita menganalisa menganalisa malah menambah keresahan," cakapnya lagi.

Untuk itu, Lembaga Adat Melayu mengimbau semua pihak untuk sabar, dan memberikan waktu  kepada aparat kepolisian untuk bekerja dengan baik.

"Kita tidak ingin suasana gaduh, kita ingin Pekanbaru yang kondusif, biarlah aparat mencari tahu apa sebenarnya persoalannya, dari kelompok mana yang bermain, apakah ini ada hubungannya dengan yang sebelum sebelumnya atau murni ini berdiri sendiri," ujar Syahril.

"Kalau seandainya yang melakukannya itu orang Pekanbaru, orang Riau yang hari hari kita ini berbudaya Melayu, tinggal di Bumi Melayu kok bisa bertindak dengan cara-cara bertentangan dengan budaya Melayu. Jadi untuk itu sekali lagi kita tunggu hasil dan kita percayakan sepenuhnya pada aparat kepolisian," tukasnya.

Sebelumnya Ketua MKA LAM Riau,  Datuk Al Azhar juga mengutuk keras teror bom molotov yang terjadi di Pekanbaru akhir-akhir ini. Termasuk teror yang terjadi di kediaman Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM, Pekanbaru, Nurhasyim.

Datuk Al Azhar kepada CAKAPLAH.COM menyatakan, perbuatan teror di Bumi Melayu harus diungkap tuntas. Ia menilai,  perbuatan teror tidak bisa ditolerir, karena telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Riau yang selama ini berada dalam situasi kondusif.

"Kita mengutuk keras perbuatan teror. Apapun musababnya, apa latar belakangnya, teror ini tidak dapat dibenarkan. Perbuatan teror ini dari pandangan saya pribadi dan adat Melayu,  itu tindakan biadab, siapapun itu korbannya, apalagi ini tokoh dan Ketua MKA LAM Pekanbaru," ungkap Al Azhar, Jumat (13/10/2017).

Sebab itu,  Ia meminta pihak penegak hukum dalam hal ini Kepolisian mengusut tuntas kasus teror yang terjadi akhir-akhir ini. "Kita minta dan desak pihak kepolisian mengusut tuntas persoalan ini. Ungkap pelaku dan aktor intelektual dari kejadian ini, sampai ke publik, "cetusnya.

Jika sudah terungkap siapa pelaku dan aktor intelektual teror itu,  Ia juga meminta pihak kejaksaan dan pengadilan menghukum berat.

"Tak hanya teror di rumah Ketua MKA LAM Pekanbaru,  kasus teror rumah anggota DPRD Riau, Supriyati juga harus diungkap segera. Pelaku harus jerat dengan pasal hukum berat," tukasnya.

Di sisi lain Ia berharap kepolisian lebih mendekatkan diri kepada masyarakat,  agar tercipta rasa aman. "Karena kasus ini sudah lama tidak pernah terjadi, sehingga waspada kita kurang, " katanya.

Disinggung apakah teror yang dialami Nurhasyim berkaitan dengan hasil pelaksanaan Musdalub LAM Pekanbaru lalu, dimana Nurhasyim menentang Musdalub yang dianggap melanggar AD/ART LAM,  Al Azhar meminta semua pihak tidak mengaitkan hal itu.

"Kita tak usah berspekulasi. Biarkan pihak kepolisian bekerja mengusut kasus ini, hingga terang. Karena LAM memandang perbuatan teror ini tidak dibenarkan, "tegasnya.