PEKANBARU (CAKAPLAH) – Keberadaan Ritel Alfamart dan Indomaret di Pekanbaru berlahan membunuh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sekitar. Bukan hanya itu saja, keberadaan kedua minimarket berjaringan ini juga tidak pandang tempat dari awal izinnya hanya berdiri di Jalan-jalan protokol, sekarang sudah masuk ke kawasan perkampungan warga.

Saat dikonfirmasikan terkait maraknya kedua ritel ini di Pekanbaru, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Perizinan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Pekanbaru Said Riza mengaku tidak mengetahui berapa jumlah mini market Alfamart dan Indomaret yang ada di Pekanbaru.

“Untuk jumlah keseluruhan saya tidak tahu,” kata Said kepada Cakaplah.com, Kamis (13/4/2017).

Dikatakan Said yang mengaku sedang mengikuti rapat di Kantor Gubernur, tahun ini Pemko Pekanbaru kembali mengeluarkan izin baru untuk kedua ritel. Namun, saat ditanya berapa jumlahnya, Ia lagi-lagi mengeluarkan jurus lupa.

“Aduh saya tidak tahu. Kalau keluar izinnya memang sama saya, tapi data berapanya bukan sama saya,” cakapnya.

Keberadaan Alfamart dan Indomaret kembali mendapat sorotan dan penolakan dari masyarakat. Bahkan, kedua ritel ini sudah mencapai ratusan.

Hal ini karena Pemerintah Kota selaku pemberi izin dinilai kurang bijak dalam mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat.

Seperti keberadaan salah satu ritel yang berada di Jalan Sumatera, Pekanbaru Kota, mendapat penolakan dari masyarakat. Pasalnya keberadaan ritel tersebut mengganggu perekonomian dan keberlangsungan UMKM.

Posisi Indomaret tersebut, seperti yang ada di spanduk penolakan, berada di kawasan pemukiman masyarakat. Selain itu, ritel tersebut juga berada bukan di jalan utama. Masyarakat meminta agar Pemko lebih peka dan tegas terhadap aturan yang mengatur keberadaan ritel ini. Jangan asal-asalan memberikan izin.

Very Hutagalung, salah satu RT di Kelurahan Simpang Empat mengatakan bahwa sejumlah pemuka masyarakat, LSM, forum RT/RW dan perangkat Kelurahan Simpang Empat akan mengadakan pertemuan terkait keberadaan ritel tersebut.

"Ya kami menolak keberadaan ritel ini karena tidak sesuai aturan," sebut Very.