Bendera setengah tiang di kantor Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) Dr drh Chaidir MM mengatakan, menaikkan bendera setengah tiang pada setiap tanggal 30 September merupakan bagian dari mengingat memori kolektif bangsa Indonesia.
Maka, Chaidir mengatakan dalam hal ini, kantor FKPMR juga menaikkan bendera setengah tiang.
"Ini sebagai memori kolektif bangsa, bahwa tanggal 30 September menaikkan bendera setengah tiang, dan tangal 1 Oktober bendera penuh," kata Chaidir kepada CAKAPLAH.com, Kamis (30/9/2021).
Mantan ketua DPRD Riau dua periode ini mengatakan, bahwa dirinya hari ini melihat sebagian kantor pemerintahan menaikkan bendera setengah tiang, namun masih ada sebagian juga yang belum.
"Saya tidak mengikuti persis aturan mainnya, atau ketentuan yang mengatur. Tapi dari dulu, pemahaman kita, 30 September setengah tiang, 1 Oktober bendera satu tiang penuh. Nah pemahaman itu sudah tertanam di pikiran. Saya lihat dalam pelaksanaannya kebetulan saya keluar ke kota hari ini, tertarik saya, ada yang menaikkan setengah, tapi ada yang penuh," kata Chaidir.
Chaidir mengatakan, bahwa hal tersebut menyangkut masalah kepedulian anak bangsa. Dan di pidato terakhir Bung Karno, pada 17 Agustus 1966, dia mengatakan 'Jas Merah', jangan sekali kali melupakan sejarah.
"Artinya kita juga begitu, ini kan sejarah kelam bangsa kita, yang kalau kita ikuti di media sosial sekarang, ada orang yang seakan menghilangkan sejarah itu. Tapi ada yang ingin hal ini menjadi memori kolektif bangsa kita. Yang jelas, ingat pidato terakhir Bung Karno, Jas Merah," tukasnya.
Untuk diketahui, Gerakan 30 September adalah sebuah peristiwa yang terjadi saat malam pada tanggal 30 Septemner sampai awal bulan selanjutnya tahun 1965, ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia serta beberapa orang yang lain dibunuh dalam suatu usaha kudeta.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Serba Serbi, Riau |