Sandiaga Uno
|
Jakarta (CAKAPLAH) - Politisi Partai Gerindra yang juga merupakan Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad, menyebut pihaknya khawatir jika Sandiaga sengaja bekerjasama dengan beberapa oknum untuk mengeksploitasi politik identitas ulama.
“Saya khawatir ada sekelompok oknum yang bekerja secara sistematis bersama Sandiaga sehingga tega lakukan eksploitasi identitas ulama,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima CAKAPLAH.COM, Jumat (17/12/2021).
Hal itu diungkapkannya, terkait dukungan sejumlah ulama kepada Sandiaga Uno untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, melalui Ijtima Ulama DKI Jakarta pada Oktober 2021 dan forum Ijtima Ulama Jawa Barat pada Desember 2021. Dikatakannya kegiatan tersebut sebagai upaya rekayasa dan berpotensi menimbulkan politik identitas.
“Upaya rekayasa forum Ijtima Ulama DKI Jakarta dan forum Ijtima Ulama Jawa Barat merupakan tindakan berpotensi menimbulkan politik identitas sebagai pemecah belah bangsa,” paparnya.
Ketua Gerindra Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan itu mengingatkan para ulama dan masyarakat untuk mencari tahu kontribusi Sandiaga terhadap perjuangan umat Islam.
Ia juga menambahkan jika penelusuran rekam jejak Sandiaga Uno terhadap umat Islam perlu dilakukan.
“Para ulama dan umat juga harus mengetahui sosok Sandiaga yang sebenarnya, jangan melihat cover saja. Track record-nya (Sandiaga) dalam 20 tahun terakhir ini, jejak dan kontribusinya terhadap perjuangan umat apa saja. Saya khawatir ulama kita belum sepenuhnya mengetahui jejak sesungguhnya sosok Sandiaga, karena itu perlu tabayun lebih dahulu,” ujar Kamrussamad.
Selain itu, Kamrussamad menerangkan tantangan umat Islam saat ini bukanlah dukung-mendukung kandidat capres. Melainkan berupaya membangun kembali citra pesantren usai berbagai kasus seperti kasus Herry Wirawan (HW) di Bandung.
“Tantangan umat Islam saat ini bukanlah deklarasi capres, tapi kesulitan ekonomi karena kehilangan lapangan pekerjaan akibat Covid-19. Sedangkan tantangan ulama saat ini adalah membangun kembali citra pondok pesantren sebagai pusat majelis ilmu dan pusat pembentukan akhlak mulia bagi santri, kader, umat yang akhir ini tercoreng oleh perbuatan HW di Bandung,” ungkap Kamrussamad.**