Ilustrasi.
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Tahun ini, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, mengalami kekurangan hewan kurban (sapi, red). Kondisi ini dipengaruhi oleh penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi di banyak daerah.
Menurut Plt Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kepulauan Meranti, Ifwandi, asumsi kurban tahun 2022 meningkat jika dibandingkan tahun 2021. Peningkatan diprediksi sekitar 10 persen atau sekitar 650 ekor dari tahun sebelumnya yang hanya 590 ekor.
"Akibat Covid-19, dua tahun belakangan ini agak berkurang jumlah kurban sapi. Tahun ini kita prediksikan naik sekitar 10 persen," kata Ifwandi.
Dijelaskan Ifwandi juga, tahun 2021 silam, jumlah sapi yang dikurbankan sebanyak 590 ekor. Sementara di tahun ini diperkirakan mencapai 650 ekor, dengan asumsi naik 10 persen dari tahun sebelumnya.
Hanya saja, sampai saat ini di Kepulauan Meranti baru ada 466 ekor sapi yang bisa dijadikan hewan kurban. Kekurangan mencapai 184 ekor.
"466 ekor ini sudah termasuk sapi dari luar yang didatangkan sebelum larangan pasca PMK keluar. Kalau sapi lokal, hanya bisa memenuhi sekitar 25 persen saja dari kebutuhan kita," kata Ifwandi lagi.
"Kekurangan seratusan tersebut, sebenarnya uang sudah dikirim, hanya saja sapi-sapi yang dari luar pulau bebas itu tak boleh dibawa ke sini, begitu aturannya. Kita dan Kepri masuk kategori pulau bebas PMK, hanya saja di Kepri pun sedang kekurangan sapi," beber Ifwandi.
Akibat dari PMK yang menyerang sapi-sapi di beberapa daerah, harga sapi diakui Ifwandi mengalami kenaikan. Yang biasanya dijual di kisaran harga Rp 16 juta hingga Rp 17 juta, sekarang mencapai Rp 20 juta.
Meski ada tawaran harga menggiurkan, Ifwandi mengingatkan kepada peternak agar tetap mempersiapkan pejantan. "Sapi lokal yang bisa dikurbankan, tak semuanya kita potong. Tentu harus mempersiapkan untuk penjantan juga. Itu yang kita ingatkan," kata Ifwandi.
Ketika ditanya upaya dalam memenuhi kebutuhan hewan kurban (sapi, red), Ifwandi mengaku belum ada koordinasi ke kabupaten tetangga di Provinsi Kepri. Sebab, pulau bebas selain Kepulauan Meranti, hanya ada di NTT. Dan ini pun bisa mempengaruhi harga sapi jika memang Kepri membawa sapi dari NTT.
"Kepri bisa membawa sapi dari NTT, karena masuk kategori pulau bebas, dan kita membeli dari Kepri. Hanya saja, pasti akan mempengaruhi harga. Tapi kita belum ada koordinasi sejauh itu," katanya.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Kepulauan Meranti |