PEKANBARU (CAKAPLAH) - PT Pegadaian bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia menggelar kegiatan Keuangan Syariah Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Kamis (15/6/2023).
Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa itu digelar sebagai edukasi keuangan inklusif bagi pemuda dan mahasiswa, perempuan, dan pelaku UMKM.
Pimpinan Wilayah II Kantor Pegadaian Pekanbaru, Maryono dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada UMRI yang telah memberi tempat untuk melakukan kuliah umum. Termasuk kepada Kemenko Bidang Ekonomi yang memfasilitasi kegiatan ini.
"Kita harapkan pertemuan ini berkontribusi nyata pada masyarakat. Jadi hasilnya bukan sekadar perjanjian kerjasama," ujar Maryono, Kamis (15/6/2023).
Ia mengatakan Pegadaian sebagai BUMN berharap bisa berkontribusi nyata bagi dunia pendidikan. Sementara, mahasiswa yang menjadi peserta juga diharap membagikan pengetahuan yang diterima kepada mahasiswa lainnya.
"Termasuk menjadi corong penyampai tentang ekonomi syariah kepada masyarakat luas," ucapnya.
Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Dr Erdiriyo menginginkan kegiatan ini membuat UMRI dengan Pegadaian dan Pegadaian Syariah berjodoh. Dalam artian, banyak hal yang bisa dijadikan program bersama di masa datang.
Erdiriyo bercerita tentang besarnya peluang bagi mahasiswa jika terlibat dalam program-program yang dimiliki Pegadaian Syariah dan Pegadaian.
"Selama saya monitoring, satu agen Pegadaian di Jawa Timur bisa menerima fee sampai Rp30 juta. Kalau ada yang menabung haji atau umrah, mereka dapat fee. Ada juga yang menggadaikan sesuatu, mereka juga mendapatkan fee," tuturnya.
Peluang lainnya yang bisa ditangkap oleh UMRI adalah program sertifikasi halal. Menurut dia, ini merupakan program negara yang setiap tahun dikucurkan dana ratusan miliar untuk pelaksanaannya. Tapi seringkali uang itu kembali lagi ke kas negara karena tak semua terpakai.
Karena itu, pihaknya mendorong UMRI menjadi Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) yang deputinya ada di Kantor Kementerian Agama Provinsi Riau.
"Jika UMRI menjadi LP3H, maka banyak kesempatan yang bisa diambil. Karena untuk melakukan pendampingan sertifikasi halal, ada dana yang bisa diperoleh oleh UMRI," jelasnya.
Rektor Umri, Dr H Saidul Amin MA yang membuka kegiatan tersebut mengatakan bahwa kerja sama ini dinilai berperan dalam mengembangkan dan memajukan ekosistem ekonomi keuangan syariah.
"Kegiatan ini menggugah ekosistem ekonomi syariah dan memajukan industri halal di Riau. Kami memberikan apresiasi kepada Pegadaian yang sudah berkolaborasi demi terwujudnya hal tersebut," ujarnya.
Bagi UMRI, tambahnya, menjadi tuan rumah bukan sekadar profesi ataupun aplikasi dari keilmuan biasa. Tapi merupakan misi dari ideologi. UMRI yakin, perekonomian syariah merupakan keuangan yang bersifat inklusif. Karena ini merupakan perekonomian yang sistemnya dari umat untuk masyarakat luas.
"Kita ingin perekonomian syariah di Indonesia bisa menjadi gerakan holistik. Sehingga gerakan ini ikut mengangkat ekonomi negara. Dengan begitu ekonomi syariah tidak bisa dipisahkan dari kemajuan negara," jelasnya.
"Kita berharap kegiatan ini mendorong mahasiswa menjadi wirausahawan-wirausahawan muda yang sukses di masa mendatang," pungkasnya.
Bukan hanya kuliah umum, dalam kegiatan tersebut, Pegadaian dan UMRI juga resmi menjalin kerja sama. Hal itu ditandai dengan penandatangan MoU antara kedua belah pihak.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Riau, Pendidikan, Ekonomi |