MERANTI (CAKAPLAH) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti benar-benar melirik potensi sagu yang menjanjikan. Hal ini ditandai dengan pembangunan Pusat Centra Industri Kecil Menengah (IKM) Sagu di Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Ide dan inovasi dalam mengembangkan potensi sagu Meranti terus digesa meski berbagai prestasi olahan sagu Meranti menjadi pangan sehat dan berkualitas telah dianugerahkan dan ditampilkan di Jepang dengan lebih dari 369 varian jenis pangan dari olahan bahan sagu.
        
Tidak puas di sini saja, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti juga telah membangun cluster sagu dengan bentuk pusat centra Industri IKM Sagu yang kini sedang dalam proses pembangunan di Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Pusat Centra Industri IKM Sagu ini dibuat secara matang dengan kajian dan petunjuk langsung dari Kementerian Perindustrian RI. Tak tangung-tanggung Kementerian Perindustrian RI memberikan anggaran pembuatan pusat Centra IKM sagu di Desa Sungai Tohor ini hampir mencapai Rp50 Miliar yang direalisasikan dengan tiga tahapan pengerjaan.

Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Drs H.  Irwan Msi merasa optimis terkait pembangunan centra IKM sagu akan berdampak baik bagi pembangunan ekonomi Daerah dan kesejahteraan masyarakat.

"Alhamdulillah Meranti mendapat bantuan oleh Kementerian Perindustrian RI untuk pembangunan Centra IKM sagu dan kini wujud fisik pembangunannya sudah jadi pada tahap pertama dan akan terus diselesaikan hingga pada tahap kedua dan ketiga untuk finishing pengerjaan," kata Bupati H Irwan.

Bupati Meranti yang juga tokoh pejuang dan anak asli Meranti ini meletakkan harapan yang besar terhadap Centra IKM Sagu akan membumikan sagu secara nasional hingga ke luar negeri.

"369 varian olahan pangan dari bahan sagu ini sudah kita promosikan di tingkat nasional. Bahkan kita juga ikut memamerkan hasil olahan sagu di tingkat internasional yakni di negara Jepang pada tahun lalu," cakap Bupati.

Diungkapkan Irwan kandungan nilai gizi sagu cukup tinggi serta kadar gula rendah tidak seperti pada beras dan sagu mampu bersaing dengan pangan lainnya seperti jagung,  gandum, kedelai dan lainya. Setiap tahun Meranti bisa menghasilkan lebih dari 3.000 ton sagu kering dan ini masih belum terkelola secara keseluruhan.

"Dibangunnya Centra IKM Sagu tentu poduksi dan hasil jual petani akan lebih meningkat dan menjanjikan dalam menambah nilai ekonomis masyarakat dan ini termasuk ke dalam program ekonomi kerakyatan," pungkasnya.

Di lain sisi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Drs. Azza Fahroni melalui Kepala Bidang Industri Marwan SE yang juga didampingi Kasi Industri Logam Mesin Elektronika Aneka dan Kerajinan Mifta SE juga telah serius menggejot pembangunan Centra IKM Sagu di Desa Sungai Tohor.

"Tahap pertama Tahun 2018 pengerjaan sudah selesai dengan 10 ruang bangunan produksi, beserta Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) dan fasilitas bangunan pelengkap, sementara pada tahap kedua yang telah disetujui pusat akan kita mulai pada tahun ini hingga pada tahun 2020 nanti akan masuk tahap ke tiga yakni finishing," katanya.
         
Dikatakannya, pembangunan Centra IKM Sagu ini di bangun melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) melalui Kementerian Perindustrian RI. "Tahap Pertama Tahun 2018 kemarin bantuan yang turun sebesar Rp20.799.620.000. Dan tahun ini kita kembali mengajukan dan disetujui sebesar Rp. 19.336.490.000. Sedangkan pada tahap ketiga pada tahun 2020 kita akan mengajukan lagi dana tambahan sebesar Rp9 Miliar," ucapnya.
          
Diterangkannya, ada 10 ruangan produksi pada Centra IKM Sagu dengan Dua Blok. "Masing-masing blok ada 5 ruangan produksi yang kita namai blok 1A dan 1B.  Untuk 1A diperuntukan produksi sagu telor, kerupuk sagu, sagu rendang mutiara, Kue sagu, dan cadangan IKM potensial sementara blok 1B kita gunakan pembuatan Mie sagu instan di sini ada dua ruang produksi untuk mie sagu basah satu ruang produksi, Sagu Beras satu ruang, Gula cair dan cadangan potensial. Masing-masing akan dilengkapi dengan mesin exstrueder," tambahnya.
Lanjutnya, di central IKM sagu ada hulu produksi yang dikhususkan memproduksi tepung basah menjadi kering, bangunannya sudah selesai dan tahun ini akan dilengkapi dengan mesin pengolahan sagu moderen dengan kapasitas produksi 1 ton perjam.

"Dengan ini dilakukan untuk peningkatan nilai tambah produk tepung sagu basah yang dimiliki di 14 kilang sagu yang ada di Sungai Tohor, peningkatan nilai tambah itu mulai dari harga jual yang biasanya kelompok IKM sagu menjual dengan harga Rp.1800 /kilogram dan jika menghasilkan tepung sagu dengan kualitas bagus dengan harga diatas Rp. 6500/kg," sebutnya.
        
Diterangkannya untuk pengolahannya dilengkapi dengan sistem air bersih dan beberapa kali pencucian dan terakhir dicuci dengan kandungan Air ph7.

"Jadi sentra IKM ini hadir untuk memberi solusi terhadap pengolahan sagu dimana air yang selama ini menjadi persoalan utama.. Selain air di sentra ini juga dilengkapi IPAL sesuai standar," jelasnya.
        
"Sementara untuk produksi hilir kita akan memproduksi tepung sagu menjadi produk makanan sesuai dengan standar. Di sini dilengkapi masing-masing ruangan prosuksi 1 a dan 1 b dengan mesin dan peralatan industri rumah tangga selain itu tempat ini juga didesain sesuai dengan target yang akan kita kembangkan untuk IKM," imbuhnya.
        
Ditambahkankan Kabid Industri Marwan SE bahwa di Centra ini juga memproduksi semua produk hasil olahan yang ada selain itu fokus pengembangan untuk mie sagu instan dan beras sagu

"Masing-masing produksi pangan jadi ini juga akan diberikan kemasan yang rapi dan menarik sehingga layak jual nantinya. Kita memasang target pemasaran di kantin,  supermarket, Mal yang akan disebarkan baik di Selatpanjang maupun di luar Meranti," katanya.
        
Kasi Industri Logam Mesin eletronika Aneka dan Kerajinan Mifta SE mengatakan di Centra IKM Sagu ini akan disokong kelistrikan sebesar 415 KPA baik dari PLN dan genset

"Pola pembangunan Centra Industri IKM Sagu terlebih dahulu telah dikaji oleh Kementerian Perindustrian RI dengan dasar pola pengembangan sentral industri kecil menengah," ungkap Mifta.
          
Menyinggung soal tahapan ketiga Mifta menyebutkan ada Rp 9 miliar yang akan kembali kita ajukan yang digunakan untuk finishing dan pembuatan kantin, mushola dan sarana prasarana lainnya. (Adv/Advertorial)