
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tangan Vivi tampak cekatan memasukkan kerupuk Sagu Kuansing buatannya kedalam kantong plastik berukuran 2 kilogram. Hari ini dirinya harus menyelesaikan sekitar 500 kemasan kerupuk untuk segera di jual ke berbagai tempat langganannya.
Perempuan bernama lengkap Vivi Oktavianti ini adalah seorang pengusaha kerupuk sagu Kuansing di RT 1 RW 10 Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.
Dirinya sudah menekuni usaha tersebut sejak setahun terakhir. Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, saat ini omset kerupuk Sagu Kuansing miliknya tersebut dalam seminggu saja bisa mencapai Rp5 juta, sehingga dalam sebulan dirinya mampu meraup untung hingga puluhan juta.
Wanita berumur 32 tahun tersebut adalah salah satu nasabah BTPN Syariah. Sudah 3 tahun dirinya menjadi nasabah. Sebelum menggeluti usaha kerupuk Sagu Kuansing, ibu dari 3 anak ini sudah terlebih dahulu memulai usaha jual pakaian hingga jual Pampers.
Namun ternyata usaha kerupuk sagu Kuansing inilah yang menjadi titik balik hidupnya. Kini dirinya sudah mampu mendapatkan omset jutaan rupiah dari hasil jualan kerupuk sagu kuansing tersebut.
"Awalnya memang jualan pakaian dan pampers, namun gara-gara Covid-19 membuat usaha saya stagnan. Pergerakan dibatasi, yang ini langsung berdampak kepada usaha jualan baju dan pampers. Saya jadi tidak bisa berjualan karena pameran atau bazar ditiadakan mengikuti kebijakan Pemerintah," ucapnya.
Dirinya harus memutar otak untuk bisa bertahan, dan akhirnya kerupuk sagu kuansing menjadi pilihan.
"Alhamdulillah, kerupuk Sagu Kuansing buatan saya disukai oleh masyarakat Pekanbaru," ujar Vivi saat dikunjungi rombongan BTPN Syariah yang dipimpin oleh Ainul Yaqin, Corporate & Marketing Communications Head BTPN Syariah dan Fauzan Ridha, Business Coach Area Riau, Rabu (14/9/2022).
Ia menceritakan awal mula dirinya mengetahui program ini dari teman yang sudah terlebih dahulu menjadi nasabah BTPN Syariah.
"Saya dikasihtau kalau prosesnya cepat, gampang dan tanpa agunan. Bahkan kita tak perlu pergi ke Bank, petugasnya langsung yang mendatangi rumah kita. Alhamdulillah pengajuan saya diterima," terangnya.
Di awal, dirinya mendapatkan pinjaman Rp3 juta, namun karena bisnis yang dijalaninya berkembang, plafon pinjaman kini sudah bertambah menjadi Rp8 juta.
"Dulu di awal itu kami hanya mampu membuat kerupuk ini 100 bungkus, namun saat ini berkat penambahan modal dari BTPN Syariah sekarang saya dan suami mampu membuat 500 hingga 600 bungkus. Untuk omsetnya itu dalam seminggu bisa mencapai Rp5 juta," terangnya.
Untuk pemasaran, saat ini memang hanya menjangkau Kota Pekanbaru saja. Dirinya ingin merambah ke online. Untuk itu dirinya berharap ada pendampingan dari pihak BTPN Syariah. "Mudah-mudahan kedepan ada pelatihan ke depan untuk kami terkait hal ini," ucapnya.
Hal senada dikatakan Yenni, warga Perumahan Akasia RT 04 Rw 32 Kelurahan Sialang Munggu Kecamatan Tuahmadani yang memiliki usaha kerupuk kulit. Dirinya mengaku sangat terbantu dengan pembiayaan dari BTPN Syariah.
"Dari awal pinjaman Rp3 juta sekarang sudah dapat pinjaman Rp25 juta. Dari dulu yang bekerja tanpa karyawan, sekarang kita sudah punya 3 karyawan," sebutnya.
Untuk bahan baku didapat dari rumah potong yang tak jauh dari rumahnya. Namun selain dari rumah potong, bahan baku juga didapat dari daerah luar Riau seperti Jambi dan Sore.
"Kita sudah ada pelanggan tetap. Alhamdulillah dalam seminggu kita bisa memproduksi krupuk kulit hingga 300 kilo. Untuk sekilonya kita jual Rp75.000. Jadi rata-rata dalam sebulan kita bisa meraup omset Rp22.500.000," ungkapnya.
Corporate & Marketing Communications Head BTPN Syariah Ainul Yaqin mengatakan sebagai bank yang fokus dalam melayani para perempuan pelaku usaha ultra mikro di pelosok, BTPN Syariah melayani dengan profesional dan sepenuh hati, menerapkan tata kelola yang baik dan sesuai dengan prinsip syariah yang memberikan manfaat bagi umat.
"Selama lebih dari satu dekade melayani nasabah inklusi, BTPN Syariah tetap berupaya memberikan dampak sosial yang nyata bagi seluruh pemangku kepentingan," ujar Ainul Yaqin.
Ia mengatakan BTPN Syariah memang sangat konsen membantu UMKM untuk mengembangkan usahanya. Bantuan yang diberikan berupa bantuan permodalan tanpa agunan. Selain itu, BTPN juga melakukan pendampingan untuk para nasabah.
Untuk bantuan yang diberikan itu memakai sistem kelompok. Minimal ada 10 orang dalam satu kelompok dan maksimal 35 orang.
"Jika dalam prosesnya usaha UMKM ini berkembang, kami bisa tambahkan modal ke nasabah. Contohnya buk Vivi ini, awalnya dapat Rp3 juta dan sekarang ini sudah Rp8 juta," ucapnya.
Fauzan Ridha, Business Coach Area Riau menambahkan hingga bulan Juni, jumlah nasabah di Riau saat ini sudah mencapai 49.632 dengan pembiayaan yang sudah tersalurkan kurang lebih Rp171.463 Miliar.
"Selain itu BTPN Syariah tetap berupaya memberikan dampak sosial yang nyata bagi seluruh pemangku kepentingan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui berbagai rangkaian aktivitas sosial berkelanjutan. Program-program yang dijalankan di Riau antara lain membantu dalam pengadaan komputer untuk sekolah dan madrasah, pengadaan alat pembuatan kompos dan perpustakaan di sentra-sentra yang menjangkau nasabah dan komunitasnya," terangnya.
"Jadi keberadaan kita di masyarakat memang harus dirasakan manfaatnya," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Gaya Hidup |






















01
02
03
04
05




