PEKANBARU (CAKAPLAH) - Di tahun 2022 ini, UIN Suska Riau kembali mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara offline dengan tema 'KKN Berbasis Kearifan Lokal Ditinjau dari Sejarah, Budaya, dan Adat Istiadat'. Seperti di Desa Pulau Jambu, UIN Suska Riau mengutus 14 mahasiswa, lima di antaranya laki-laki dan sembilan lainnya perempuan.
Melalui observasi yang telah dilakukan selama 2 minggu oleh tim KKN, ditemukan Budaya Basiacuong terancam kelestariannya. Basiacuong adalah kesenian budaya berbentuk sastra yang berisikan sebuah nasihat serta sanjungan. Basiacuong biasanya ditampilkan untuk acara-acara keadatan yang bersifat krusial seperti acara pertunangan, pernikahan, penobatan, dan lain-lain.
Basiacuong di Desa Pulau Jambu hanya dikuasai oleh para Datuok berusia lanjut. Dalam upaya pelestarian Basiacuong, mahasiswa/i Kkn Uin Suska Riau melaksanakan pelatihan basiacuong “Regenerasi Basiacuong dalam Rangka Membangun Serta Mengembangkan Minat dan Bakat Masyarakat untuk Mengkangkat Adat Istiadat”.
Kegiatan itu dimulai pada tanggal 1 agustus 2022. Pelatihan ini berlangsung selama 2 minggu dengan total 4 pertemuan setiap hari Senin dan Kamis. Setiap pertemuan dimulai pada pukul 20.00 WIB sampai selesai.
Mahasiswa/i KKN Desa Pulau Jambu UIN Suska Riau menghadirkan Datuok Kasim dan Datuok Tumoran selaku pemateri Basiacuong serta 12 pemuda setempat sebagai peserta. Tidak hanya mendengarkan materi yang diberikan oleh para Datuok, pemuda juga langsung mempraktikkan karya basiacuong tersebut.
“Sejalan dengan hasil observasi kami sebelumnya, selain sebagai pemenuhan tugas proker utama yang diberikan oleh universitas, pelatihan ini kami adakan dengan tujuan sebagai regenerasi basiacuong untuk terus melestarikannya dan menanamkan budaya ini kepada para pemuda setempat karena ditangan merekalah nilai-nilai adat ini dapat terus berlanjut,” ujar Ari Ananda Yusman selaku Koordinator Desa dari KKN UIN Suska Riau Desa Pulau Jambu.
Ari juga mengatakan bahwa ia cukup puas dengan antusias para pemuda Desa Pulau Jambu dalam pelaksanaan pelatihan ini. “Saya cukup puas dengan antusias warga sekitar khususnya para pemuda yang tekun mempelajari materi yang telah diberikan oleh para Datuok. Pelatihan ini pun berjalan dengan kondusif dan juga menyenangkan karena para pemuda mempelajari hal-hal baru sekaligus berinteraksi dengan berbagai tingkatan generasi yang pastinya saling memiliki pengalaman dan cerita yang berbeda serta menarik untuk dibicarakan,” kata dia.
Program ini juga didukung oleh warga sekitar terutama oleh Datuok emon sebagai sponsor. Beliau memberikan banyak masukan untuk teknis pelaksanaan, informasi Datuok yang kompeten untuk menjadi pemateri, dan juga mendukung dalam hal finansial.
“Terima kasih banyak saya ucapkan kepada Datuok emon, Datuok kasim, Datuok tumoran, para pemuda Desa Pulau Jambu dan teman-teman KKN tentunya yang telah membuat pelatihan ini memungkinkan untuk terjadi. Semoga dengan adanya pembelajaran tentang basiacuong ini pemuda dan masyarakat bisa melestarikan budaya dan adat lokal yang ada di desa sehingga tidak hilang begitu saja dan juga bisa melahirkan generasi-generasi baru dalam meneruskan basiacuong ini. Saya juga berharap bahwa pelatihan ini dapat dilanjutkan walaupun kami sudah tidak melangsungkan KKN di Desa Pulau Jambu lagi,” papar Ari.
Tidak hanya melakukan pelatihan basiacuong, segala informasi terkait basiacuong dan juga beberapa karya serta dokumentasi pelatihan basiacuong telah diupload oleh mahasiswa/i KKN Desa Pulau Jambu UIN Suska Riau dalam sebuah website.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Kampus |