PEKANBARU (CAKAPLAH) - Menjelang matahari mulai menyingsing ke ufuk barat, di tengah kepadatan lalu lalang kendaraan dan manusia, terdapat sebuah suasana teduh nan asri yang nyaman menghilangkan lelah sesaat. UMRI Coffee, sebuah kafe di tengah kawasan ekoriparian berbasis biodigester yang dibangun oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dipersembahkan untuk Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI).
“Asyik nongkrong di sini (UMRI Coffee,red). Suasananya asri, kopinya nikmat, sajian menunya sesuai selera dan harganya ramah di dompet,” senyum sumringah seorang pengunjung UMRI Coffee, Annita (21) mahasiswi UMRI.
Tidak hanya Annita, seorang pengunjung lainnya yang penasaran dengan keberadaan UMRI Coffee juga merasakan nyamannya suasana cafe yang bergaya eksklusif sembari menikmati sunset Pekanbaru yang menandakan pertukaran siang dan malam. “Waaah, saya senang banget nongkrong di sini (UMRI Coffe.red) sambil menyaksikan sunset Pekanbaru,” ujar Ayu, seorang pegawai swasta di Pekanbaru.
Kafe yang berada di tengah-tengah kawasan ekoriparian UMRI ini ternyata berbasis biodigester. Sebagaimana dikatakan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMRI, Dr. Aidil Haris, S.Sos., M.Si, UMRI Coffee dirancang dengan konsep ramah lingkungan. Di tengah-tengah kawasan ekoriparian, UMRI Coffee terkesan sebagai kafe masa kini yang memanjakan pecinta kopi.
Sebagaimana diketahui, kawasan ekoriparian merupakan ruang terbuka hijau yang pengembangannya diinisiasi sejak tahun 2023 oleh KLHK melalui Direktorat Pengendalian Pencemaran Air.
Dijelaskan Aidil Haris, konsep ekoriparian merupakan konsep perencanaan riparian yang memiliki upaya untuk menurunkan beban pencemaran dan limbah domestik dan menjadikan daerah kawasannya menjadi pusat edukasi dan konservasi lingkungan.
“Dengan kata lain, ekoriparian adalah memanfaatkan aliran drainase besar yang berada di depan kawasan kampus UMRI, yang semula menjadi tempat pembuangan sampah, ditata dengan membangun fasilitas pengendalian pencemaran air serta fasilitas lingkungan lainnya yang tidak mengganggu ekosistem yang ada. Menariknya, kawasan ekoriparian menjadi tempat wisata yang dikelola kampus sehingga dapat mengenalkan UMRI ke tengah masyarakat,” papar Aidil Haris.
Sementara itu, Project Manager Ekoriparian UMRI, Prasetya, M.Si mengatakan konsep UMRI Coffee yang berada di tengah kawasan ekoriparian UMRI justru berhasil memanfaatkan limbah sisa makanan menjadi gas melalui system biodigester.
Menurut Dekan FMIPA Umri ini, biodigester merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah sampah dan memanfaatkannya. Bahan baku dalam proses biodigester ini adalah sampah organik seperti daun, potongan rumput, sayuran, juga limbah peternakan.
Hasil olahan biodigester inilah yang menghasilkan gas, lalu dimanfaatkan untuk menyalakan kompor gas yang ada di UMRI Coffee dan gerai-gerai UMKM yang berada di kawasan ekoriparian tersebut.
“Ini semua bantuan PT PHR dan KLHK yang dipersembahkan untuk UMRI dan masyarakat Riau. Kami bangga dan bersuka cita atas sarana prasarana yang diberikan ini sebagai wahana bagi UMRI untuk memberikan edukasi lingkungan yang mencerdaskan masyarakat,” jelas Prasetya.
Sementara itu, Direktur Badan Usaha Milik Kampus (BUMK) UMRI, Firdaus, SE selaku penanggung jawab pengelolaan UMRI Coffee mengatakan bahwa kehadiran UMRI Coffee di tengah-tengah kawasan ekoriparian ini akan menjadi kawasan edukasi lingkungan bagi mahasiswa dan masyarakat Riau.
“Kita berharap, keberadaan UMRI Coffee di tengah kawasan ekoriparian Umri yang berbasis biodigester ini dapat menjadi media penyediaan ruang terbuka hijau. Selain itu juga sebagai ruang edukasi lingkungan hidup serta ruang pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kampus |