Pekanbaru (CAKAPLAH) - Institute for South-east Asian Islamic Studies (ISAIS) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau menggelar Bincang Santai bersama Rektor Prof Dr Hairunas, Rabu (26/5/2021) malam di Hotel Ayola Pekanbaru. Diskusi ringan tersebut mengangkat tema "Menatap Masa Depan Rumah Moderasi UIN Suska Riau".
Selain hadir Rektor Prof Hairunas yang baru seminggu dilantik, juga hadir Wakil Rektor I Dr Suryan A Jamrah, Anggota DPD RI Misharti, Direktur ISAIS Dr Alimudin Hassan Palawa, Ketua GP Ansor Riau Purwaji, serta sejumlah dosen.
Dalam paparannya, Rektor Hairunas mengatakan bahwa moderasi beragama penting diwujudkan secara baik dan benar agar mindset kita tidak ternodai oleh primordial, dan fanatisme berlebihan sehingga memunculkan ekstremisme kiri maupun kanan.
"Oleh sebab itu dalam bincang ini kita mencari formulasi bagaimana menyelesaikan dan menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa UIN Suska Riau sudah bebas dari radikalisme," kata Hairunas.
Hairunas tidak membantah kalau saat ini kalau opini publik menyatakan bahwa UIN Suska Riau telah masuk 'zona merah' dalam radikalisme. "Ini akan menjadi bumerang kalau kita tidak bisa menjadi agen perubahan. Dosen tidak sekedar menciptakan orang-orang berakal sehat, tapi lebih dari itu kita harus menciptakan keragaman dalam multikultural," jelasnya lagi.
Rektor mengatakan kalau pihaknya saat ini concern membangun paradigma baru bahwa UIN Suska Riau terbebas dari radikalisme, baik itu eksrem kiri maupun ekstrem kanan.
Sementara itu Ketua GP Ansor Riau Purwaji menyarankan agar pihak UIN Riau melakukan aksi nyata dalam mewujudkan moderasi beragama di kampus. Salah satunya adalah dengan menjadikan mahasiswa yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata sebagai agen moderasi.
"Ada 35 ribu mahasiswa UIN Suska Riau. Pada semester akhir mereka akan melaksanakan KKN (kuliah kerja nyata) di desa-desa. Mereka ini bisa dijadikan agen moderasi beragama. Mereka diberi tugas untuk membangun rumah moderasi di tempat mereka KKN untuk membangun isu-isu toleransi, kerukunan, kearifan budaya lokal hingga wawasan kebangsaan," saran Purwaji.
Sebelumnya Direktur ISAIS UIN Suska Riau Dr Alimudin Hassan Palawa mengutip pernyataan Oman Faturrahman bahwa moderasi itu lawannya bukan radikal tetapi ekstrem. "Kita tidak sedang melakukan melakukan moderasi agama tetapi memoderasi beragama," kutipnya.***
Penulis | : | Jef Syahrul |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kampus |
01
02
03
04
05
Indeks Berita