Perkembangan ekonomi di masa pandemi masih mengalami penurunan. Adanya pandemi Covid 19 memiliki pengaruh luar biasa yang terus berdampak hingga kini. Tahun lalu seluruh dunia mengalami penurunan perekonomian yang berujung pada kontraksi mendalam. Hal ini akibat pembatasan mobilitas secara ketat. Banyak negara yang melakukan pengetatan hingga lockdown yang menimbulkan konsekuensi perekonomian merosot tajam.
Perekonomian dunia mengalami tekanan berat sehingga melalui pertumbuhan ekonomi negatif sejak triwulan 1 tahun 2020 hingga kini. Semula yang berimbas negatif pada kesehatan, ke masalah sosial hingga berujung pada permasalahan ekonomi Negara.
Data dan Perkembangan Ekonomi masa Pandemi 2020 hingga Sekarang
Jika dilihat dari perekonomian tahun 2020 lalu, pembatasan berskala besar memberikan dampak besar pada proses produksi, distribusi serta kegiatan operasional lainnya yang mengganggu kinerja perekonomian. Terutama dari triwulan II yang menjadi puncak kelesuan ekonomi semua sektor.
Terbatasnya mobilitas serta aktivitas masyarakat memberikan pengaruh sehingga terjadi penurunan permintaan domestik. Penghasilan masyarakat menurun akibat aktivitas sektor usaha berkurang dan tutup. Terlebih tingkat pengangguran yang semakin meningkat.
Indonesia dihadapkan pada masalah ekonomi yang berlanjut di tahun 2021. Pada tahun kedua masalah ekonomi terus membayangi dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang meningkat. Sehingga mendorong pemerintah untuk melakukan perbaikan dan pemulihan secara bertahap.
Data Perekonomian di Indonesia
Menurut perhitungan dari tahun ke tahun perkembangan ekonomi di masa pandemi triwulan pertama tahun 2020 lalu menunjukkan pelemahan dengan data hanya 2,97 %.
Jika dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 5,07%, pada tahun 2020 mengalami penurunan tajam. Sementara data pada triwulan II juga mengalami kemunduran sebesar -5,32% terburuk sejak tahun 1999.
Menurut data triwulan ketiga menunjukkan kontraksi pertumbuhan 3,49%. Sedangkan triwulan keempat kontraksi pertumbuhan hingga 2, 19%. Hal ini karena dampak menurunnya persentase ekonomi akibat peningkatan angka pengangguran serta penduduk miskin masa pandemi.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Menkeu, bahwa dunia mengalami kontraksi minus 3,2% segi pertumbuhan ekonominya. Akibat dari pembatasan mobilitas kemudian menciptakan kemerosotan ekonomi. Hal tersebut juga karena pembatasan perdagangan dunia. Tercatat kontraksi pertumbuhan minus 8,3 %.
Data Perkembangan dan Pemulihan Perekonomian Melalui Program Pemerintah
Program pemerintah sejak 2019 yang diprioritaskan mulai dari pembangunan infrastruktur, pembangunan SDM, penyederhanaan regulasi, birokrasi serta transformasi ekonomi.
Pencapaian dalam dua tahun terakhir ditunjukkan dengan angka kontraksi ekonomi minus 2,07 persen. Hal ini menjadikan Indonesia menempati peringkat keempat di antara negara G20. Hal ini karena dorongan pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid 19.
Pemulihan Perkembangan ekonomi di masa pandemi semakin tumbuh memasuki tahun 2021 lalu. Penguatan pengendalian pandemi mampu mendorong ekonomi untuk tumbuh sebesar 7,07% pada triwulan II 2021.
Menjadi pertumbuhan tertinggi selama 16 tahun terakhir. Secara nyata konsumsi pemerintah sangat berperan aktif dalam triwulan II 2021. Upaya yang dilakukan mampu mendorong peningkatan komponen investasi dan konsumsi rumah tangga.
Perkembangan ekonomi juga semakin membaik dari sisi permintaan domestik yang mendorong perbaikan produksi. Dari hal ini membuat sektor lainnya mengalami pertumbuhan yang positif.
Pada triwulan II 2021 menunjukkan pemulihan sektor perdagangan, industri pengolahan, konstruksi dan transportasi. Semuanya mencerminkan aktivitas ekonomi yang semakin baik dan bangkit secara perlahan.
Upaya menjaga daya beli masyarakat terwujud karena inflasi yang terjaga secara stabil di level rendah. Pengendalian inflasi oleh segenap stakeholder dan pemerintah berada di level 1,68%. Pada September 2021 inflasi masih terjaga stabil di level 1,60%.
Perkembangan ekonomi di masa pandemi semua tidak lepas dari perhatian pemerintah dalam membenahi fundamental ekonomi melalui perbaikan infrastruktur. Begitu juga perkembangan ekonomi semakin pulih terlihat dari investasi baik penanaman modal dalam negeri atau modal asing. Pada semester I 2021 terlihat kenaikan 3,5% dan 16,8%. Hasil tersebut terpengaruh dari adanya transformasi perekonomian.
Menjelang akhir 2021 semua leading indicator menunjukkan perkembangan yang baik. Dampak lonjakan kasus pandemi dapat dimitigasi sehingga aktivitas ekonomi kembali menguat Pada September 2021.
Segi kemiskinan dan pengangguran sempat meningkat akibat lonjakan Covid 19. Namun dengan berbagai upaya, kembali pulih dan dapat diturunkan. Terkait data yang ada menunjukkan bahwa angka kemiskinan turun dari 10,19% pada September 2020 menjadi 10,14% pada bulan Maret 2021.
Sementara itu tingkat pengangguran turun dari 9,77 juta orang pada bulan Agustus 2020 menjadi 8,75 juta orang pada Februari 2021. Perkembangan ekonomi menunjukkan peningkatan baik terlebih dari peningkatan harga komoditas global dan pemulihan permintaan global yang mendorong komponen ekspor dan impor dapat tumbuh secara signifikan.
Dari upaya pemerintah untuk tingkatkan perkembangan ekonomi di masa pandemi di bidang ekspor dan impor sangat membantu industri berorientasi ekspor demi memanfaatkan peluang peningkatan harga komoditas global selama masa pandemi ini. Upaya yang cukup keras membuat kinerja neraca perdagangan berhasil mencatatkan surplus dalam 17 bulan berturut-turut.
Jika dipelajari, kinerja yang impresif terkait neraca perdagangan menjadi penopang kinerja transaksi berjalan negara. Nyatanya defisit transaksi berjalan tahun 2020 serta semester 1 tahun 2020 yang tetap berada di level rendah.
Seiring dengan perbaikan sisi ekonomi, juga dilakukan perbaikan dari segi kesehatan. Dari upaya penguatan sisi hulu dan hilir maka mampu menekan penyebaran virus Covid 19. Melalui strategi pembatasan mobilitas masyarakat serta akselerasi vaksinasi maka menekan laju penyebaran.
Sebagai langkah dalam memulihkan kepercayaan masyarakat dalam aktivitas ekonomi maka pemerintah sendiri berkomitmen secara terus-menerus mempercepat proses vaksinasi. Melalui kerja sama dengan pihak swasta berhasil mendorong percepatan program vaksinasi gotong royong. Demi pemulihan ekonomi maka perlu penekanan vaksinasi hingga 80% .
Kebijakan dan Strategi Pemulihan Ekonomi
Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk pemulihan ekonomi dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian Nasional. Peraturan yang baru mengatur kebijakan keuangan baik pendapatan, perpajakan, belanja negara serta pembiayaan.
Untuk perkembangan ekonomi di masa pandemi menjadi lebih baik,dengan kebijakan stabilitas sistem keuangan meliputi kebijakan penanganan permasalahan lembaga keuangan yang membahayakan perekonomian Nasional. Tujuannya untuk mempertahankan serta meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dari sektor riil serta keuangan dalam menjalankan usahanya selama masa pandemi.
Pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam mendorong percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi. Strategi peningkatan ekonomi melalui peningkatan konsumsi dalam negeri, menjaga stabilitas ekonomi dan ekspansi moneter serta peningkatan aktivitas dunia usaha.
Sehingga salah satu penggerak ekonomi nasional adalah konsumsi dalam negeri karena semakin banyak konsumsi maka ekonomi semakin naik. Konsumsi tersebut sangat Memiliki peran penting dengan daya beli masyarakat.
Dana tersebut disalurkan melalui kartu pra kerja, bantuan langsung tunai, pembebasan listrik dan bantuan lainnya yang dapat membantu perekonomian yang terkena dampak pandemi.
Perkembangan ekonomi di masa pandemi hingga saat ini telah mengalami pemulihan dengan sangat baik. Harapannya dapat terus bangkit dan mencapai perekonomian yang normal kembali.
(NB: Isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis)
Penulis | : | Nelsya Amanda Surya (STIE Syariah Bengkalis) |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Kampus |