(CAKAPLAH) - Presiden Dewan Energi Mahasiswa Riau, Iwa Muchti, mendukung Badan Usaha Milik Daerah Riau PT Bumi Siak Pusako menjadi operator wilayah kerja Coastal Plain Pekanbaru (Blok CPP).
CPP Blok ini berada di Sumatera Tengah dan dioperasikan oleh BOB (Badan Operasi Bersama) PT Pertamina Hulu Energi dan PT Bumi Siak Pusako dengan Partisipasi Interest 50% PT PHE dan 50% PT BSP dengan skema kontrak Product Sharing Contract (PSC).
Luas CPP Block di Provinsi Riau sekitar 9.996 Km2 dan terdapat 3 area produksi dengan 28 lapangan produksi. Ketiga area itu adalah Zamrud Area dengan 12 lapangan produksi, Pedada Area dengan 10 lapangan produksi dan West Area dengan 6 lapangan produksi.
Kontrak kerja BOB PT Pertamina Hulu Energi - PT Bumi Siak Pusako pada Blok CPP akan habis pada 9 Agustus 2022. Operatorship Blok Coastal Plain Pekanbaru akan dilanjutkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama yaitu PT Bumi Siak Pusako hingga 2042 dengan kepemilikan 100%.
Pengoperasian Blok CPP nantinya menggunakan Produk Sharing Contract Gross Split mengacu pada perpanjangan kontrak kerja sama yang telah ditandatangani 29 November 2018 dan akan mulai digunakan pada 9 Agustus 2022. PSC Gross Split ini juga dipakai pada Blok Rokan.
Menurut Iwa Muchti, penunjukan PT BSP oleh pemerintah Indonesia melalui perpanjangan tangan SKK Migas merupakan langkah yang tepat. Ini akan membantu provinsi Riau melalui APBD, masyarakat Riau dari perputaran uang di Riau dan penyerapan tenaga kerja.
"PT BSP menawarkan kesanggupan Signature Bonus sebesar USD 10 juta dan komitmen kerja USD 130,4 juta sebagai bentuk keseriusan, tentunya ini merupakan sebuah pembuktian bahwa Badan Usaha Milik Daerah bisa," ujar Iwa Muchti.
Jika dibandingkan dengan Blok Rokan, lanjutnya, signature yang dikeluarkan oleh PT Pertamina sebesar USD 10 juta dengan 96 lapangan dan produksi yang sebesar 165.000 BPOD. Sedangkan PT Bumi Siak Pusako sebesar 8.520 BPOD dan sanggup mengeluarkan USD 1 juta Signature Bonus.
"Dapat dilihat PT Bumi Siak Pusako sangat pantas mengelola Blok CPP," katanya.
Soal pPenurunan produksi diakhir masa kontrak, Iwa Muchti berpendapat dinilai sangat wajar. "Jika kita lihat sejarah penyerahan Blok Rokan dari Caltex ke Chevron 500.000 BOPD 2005, 158.000 BOPD di tahun 2021 dan Blok Mahakam yang habis alih kelola terjun bebas dan mulai naik kembali. Dalam industri Migas segalanya tak pasti produksinya terus mengalami Fluktuatif. Makanya high cost, high technologi," ucapnya.
Iwa Muchti berharap semua pihak dapat mendukung kebijakan tersebut, karena ini perusahaan daerah yang menjadi kebanggaan orang Riau.
"PT Bumi Siak Pusako nantinya menjadi BUMD pertama yang mengelola wilayah kerja," ungkap Iwa Muchti.
Penulis | : | Azumar/rls |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Kampus |