Penggalan tema peringatan Hari Universal Health Coverage (UHC) Desember 2021 lalu adalah ‘Leave No One’s Health Behind’. Artinya ‘Tidak Mengabaikan Kesehatan Siapapun'. Indonesia tengah berupaya mencapai UHC melalui program JKN-KIS, yang diluncurkan sejak 2014 silam. Program ini diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Seluruh mitra BPJS ikut andil mewujudkannya dengan pengabdian total dalam pelayanan dan lakukan beragam inovasi.
WAKTU menunjukkan pukul 16.23 WIB, Selasa (30/8/2022). Lobby utama Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Pekanbaru, Provinsi Riau belum sepi.
Kursi tunggu yang jumlahnya ratusan diisi 12 orang pasien Poliklinik Sore, layanan baru RSI Ibnu Sina yang launching 6 Juni 2022 kemarin.
Melalui layanan yang mencakup 13 poliklinik ini, RSI Ibnu Sina ingin mewujudkan keterjangkauan pelayanan medis dan pemerataan kunjungan pasien. Termasuk pasien Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Bila dirata-ratakan, 50%-70% pasien di Poliklinik Sore ini adalah pasien JKN-KIS.
“Poliklinik sore mengurangi penumpukan pasien pagi hari. Layanan bisa Jadi lebih efektif. Terutama di akhir pandemi saat ini,” jelas dr Deya Seisora Ismet, Kepala Instalasi Rawat Jalan Poliklinik RSI Ibnu Sina, Selasa (30/8/2022).
Untuk pasien JKN-KIS, cukup bawa surat rujukan dari Faskes Tingkat I atau Puskesmas. Dapat rujukan pagi, bisa langsung ke RSI Ibnu Sina sore harinya.
“Pasien dari luar kota juga. Bila dirujuk dari daerah asal, maka bisa langsung ke rumah sakit kita sore harinya,” jelasnya lagi.
Maksimalkan Layanan di Peralihan Pandemi ke Endemi
Direktur RSI Ibnu Sina, dr.Tryanda Ferdyansyah, MM menyebut, transisi menuju endemi memerlukan pembaruan layanan sistem di rumah sakit.
“RSI Ibnu Sina sedang upgrade sistem manajemen kesehatan dalam menghadapi keterbatasan selama pandemi. Kita mendukung transformasi digital yang sedang dilakukan BPJS Kesehatan,” sebutnya.
Senada dengan itu, Manajer Pelayanan Medis dan Manajer Keperawatan RSI Ibnu Sina dr Stefina Media Sari menyebut setelah jadi Faskes Rujukan Tindak Lanjutan (FRTL) sejak 2014 silam, RSI Ibnu Sina memiliki tanggungjawab melayani sepenuh hati dan telah merasakan manfaat berarti.
“Kini Ibnu Sina bisa layani seluruh elemen masyarakat dari dalam dan luar kota. Bisa berikan kemudahan akses layanan kesehatan,” ungkapnya, Selasa (30/8/2022).
Katanya lagi, RSI Ibnu Sina komit mendukung pemerintah daerah dan pusat terkait kebijakan layanan pada masa transisi ini.
“Kita tetap komit menjaga protokol kesehatan dan melakukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di lingkungan rumah sakit,” jelasnya.
Bahkan, hingga saat ini, RSI Ibnu Sina tetap menyediakan ruang isolasi Covid-19.
Selain persiapan itu dan membuka layanan Poliklinik Sore, RSI Ibnu Sina juga terapkan layanan emergency online dan telemedicine.
“Pasien bisa konsultasi dari rumah dengan dokter umum atau dokter spesialis. Jika ditemukan kasus emergency, petugas akan menjemput pasien ke rumah. Obat-obatan juga dapat dikirim langsung ke rumah,” katanya lagi.
Selain itu, rumah sakit dengan 44 dokter spesialis dan 17 dokter umum ini juga sudah ada antrean via WhatsApp dan Aplikasi Mobile JKN.
Layanan Mumpuni Tanpa Diskriminasi
Untuk kenyamanan dan kemudahan akses pasien, RSI Ibnu Sina menerapkan sistem One Stop Service. Layanan untuk pasien terkonsentrasi di ruang poliklinik lantai 1 rumah sakit yang terdapat sarana penunjang seperti pendaftaran, rekam medis, kasir, dan lainnya. Ke depannya, akan dilakukan penambahan poliklinik di lantai 2 untuk layanan khusus poli gigi, anak, obgyn, dan THT.
Tak hanya mumpuni di pelayanan kesehatan dan infrastruktur, RSI Ibnu Sina juga menangani pengaduan pasien dengan baik. Termasuk keluhan dari pasien program JKN-KIS.
“Semua komplain kita tampung. Kita cari solusi terbaik,” terang Person In Charge (PIC) Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) BPJS Kesehatan di RSI Ibnu Sina, Delagus Erfani Lubis, Selasa (30/8/2022).
Sehari-hari, ia bertugas membantu peserta JKN-KIS mendapatkan pelayanan kesehatan di RSI Ibnu Sina sesuai prosedur.
“Saya kan dari Ibnu Sina-nya. Ada juga PIPP dari orang BPJS. Nomor kita berdua dipajang di banyak titik di seantero rumah sakit ini untuk memudahkan pasien menghubungi kita,” jelas wanita ramah ini.
Dia menambahkan, aduan dan keluhan dari pasien akan dikoordinasikan untuk memberi solusi terbaik.
Di RSI Ibnu Sina, tak ada perbedaan antara pasien umum dan pasien JKN-KIS.
“Semua sama. Sama-sama kita layani dengan baik. Tak ada diskriminasi,” tutupnya.
Riau Menuju UHC
Mematuhi Inpres Nomor 1 tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program JKN, seluruh kepala daerah di Provinsi Riau komit dukung Program JKN. Salah satunya dengan memastikan seluruh penduduknya terdaftar sebagai peserta aktif JKN. Dengan demikian, Riau diyakini akan mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada 2024 mendatang.
“Kita minta dukungan seluruh kabupaten/kota persiapkan grand strategi mewujudkan Riau menuju cakupan kepesertaan JKN semesta," ungkap Gubernur Riau Syamsuar pada Rakor pelaksanaan Program Jamkesda dan Program JKN se-Provinsi Riau, Senin (4/7/2022) di Pekanbaru.
Kata Gubri Syamsuar, sudah saatnya memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat dan sudah waktunya juga masyarakat bisa berobat gratis. Untuk mencapainya, kesungguhan para pemangku kepentingan sangat dibutuhkan.
Kolaborasi Kunci JKN Capai UHC
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menekankan bahwa kolaborasi yang kuat adalah satu-satunya cara Indonesia bisa mencapai predikat UHC.
“Jalan menuju UHC di Indonesia masih jadi tantangan. Salah satunya seluruh penduduk Indonesia harus terjamin program JKN dan dapat menyediakan manfaat layanan kesehatan yang komprehensif,” sebutnya, Kamis (11/8/2022).
Katanya lagi, BPJS Kesehatan terus memperkuat kemitraan melalui kolaborasi dan integrasi dengan seluruh mitra kerja dan mitra fasilitas kesehatan. Termasuk pemaksimalan pemanfaatan antrean online melalui Mobile JKN.
Penulis | : | Yusni Fatimah Lubis |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kesehatan dan Keluarga |