

IMAY bergerak ligat di dapur rumahnya yang minimalis. Di luar matahari belum sepenuhnya muncul. Suara orang-orang di masjid dekat rumahnya di Jalan Muhajirin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, masih terdengar ramai usai tuntas Salat Subuh.
Kedua kalinya wanita berumur 32 tahun dengan nama panjang Siti Maimunah ini, melirik jam dinding. Dia harus berburu dengan waktu. Sambil membungkus aneka jajanan yang harus dia jual pagi ini, dia juga harus menyiapkan bekal untuk Adel, putrinya yang masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD).
Adel masuk sekolah pukul 07.30 WIB. Sementara kakak sulungnya, Vivi, yang duduk di kelas IV, kebagian shift kelas siang, masuk pukul 12.30 wib.
Jarak antara rumah Imay dan sekolah dua putrinya itu memang tidak jauh, namun dia tidak ingin Adel terlambat sampai ke sekolah karena harus menunggu mamanya tuntas mengemas dagangan dan bekal.
“Adel, bangun nak,” kata Imay setengah berteriak ke arah pintu kamar depan.
Adel bangun. Sembari mengucek mata, Ia bergegas ke dapur begitu melihat mamanya tengah mengemas kotak bekal makan siangnya.
“Ma, Adel mau yang Dino ya hari ini,” pesannya ke sang mama. Maksud Adel adalah jenis naget yang ingin dia jadikan makan siang di sekolah.
Kemarin Adel sudah berbekal Naget Ikan Original dari So Good produksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa). Hari ini dia ingin Naget Ayam yang varian Dino Bites Original.
“Iya, ada. Ini mama masak dua jenis. Goreng agak banyak, buat sarapan kita semua ini,” sahut Imay sembari membawa sepiring naget yang telah digoreng ke ruang tamu. Ia, Adel, dan Vivi akhirnya sarapan bersama pagi itu.
Baik naget dan sosis dari So Good sudah jadi menu rutin di rumah Imay. Kesibukannya setiap pagi sebagai pedagang sarapan keliling membuatnya harus ekstra simple soal masak memasak, namun tetap memenuhi gizi untuk 3 anaknya yang masih dalam tahap pertumbuhan.
Imay menyiapkan sarapan keluarga dan bekal favorit anak-anaknya untuk dibawa ke sekolah.
Seperti pagi ini, Sabtu (10/9/2022), Imay bergegas memasukkan tambahan Susu Real Good ke tas bekal Adel, lalu menyerahkannya dan bergegas menuju sekolah Adel dengan sepeda motor.
Usai mengantar Adel, Imay kembali ke rumah sejenak untuk mengambil aneka jajanan dan sarapan yang akan dia jajakan dengan sepeda motor.
Sebelum berangkat, ia sudah berpesan ke putri sulungnya, Vivi, agar memandikan adiknya, Angga, begitu ia bangun dan langsung sarapan dengan naget dan susu yang telah ia siapkan.
Tiga anak Imay sangat suka dengan Naget dan Sosis dari So Good. Selain karena rasanya yang enak, kandungan protein hewaninya sangat baik untuk mendukung pertumbuhan anak, mencegah resiko stunting.
“Produk-produk So Good sangat disukai di rumah ini. Anak-anak selalu bilang, nagetnya enak dan lembut di mulut. Nah, kalau dari sayanya, selain gampang disajikan, halal, dan gizinya sangat tinggi,” sebut Imay.
Bagi Imay, memilih makanan dengan kandungan gizi tinggi, terutama protein hewani yang baik adalah pilihan mutlak untuk ketiga buah hatinya.
“Mereka kan masa pertumbuhan, jangan sampai stunting. Makanya saya sangat pemilih soal makanan untuk anak. Mereka juga rutin saya berikan Dusu Real Good,” jelasnya sembari menyebut, putra bungsunya lah yang paling suka meminum Real Good.
Dari penuturan Imay, dua putrinya itu punya obsesi di masa depan, untuk bisa terbang bersama di sebuah pesawat. Vivi yang saat ini cita-citanya menjadi pramugari, membuat Adel ingin benar-benar menjadi pilot wanita.
“Vivi tingginya sampai 145 cm saat ini. Di sekolah dia ikut ekskul Paskibra. Sesuailah, dia tinggi,” ulang Imay.
Karena hal itu, Imay mengaku, walau keadaan ekonomi masih kurang baik pasca pandemi, produk-produk dari Japfa akan terus dia usahakan bisa mengisi kulkas rumahnya.
“Pas Covid-19 kemarin, selama 2 tahun suami tidak bisa kerja normal. Terpaksalah memutar otak agar tetap ada penghasilan,” jelasnya.
Suami Imay berkerja sebagai pemasok aneka sayuran dan buah ke pedagang-pedagang dan rumah makan di Malaysia. Saat Covid-19, suaminya sama sekali tidak bisa masuk ke negara itu.
“Agar tetap ada penghasilan, suami kerja bantu-bantu kakaknya di toko,” jelas Imay.
“Saya yang kala itu belum dagang sarapan pagi, juga ikut membantu menjualkan barang-barang toko itu,” ungkapnya
Bahkan di tengah kondisi sulit saat itu, Imay tetap bersikeras menghadirkan Nugget dan Sosis dari So Good untuk buah hatinya. Karena menurut Imay, manfaat yang bisa anak-anaknya peroleh dari kebaikan makanan berprotein itu sangat bernilai. Membantu mereka sehat dan tumbuh maksimal menjadi generasi penerus bangsa.
Pola fikir Imay ini sudah seharusnya dimiliki para ibu di Kota Pekanbaru dan di tanah air. Karena untuk menghadirkan generasi yang bebas stunting, butuh para ibu yang sadar apa saja nutrisi dan gizi yang dibutuhkan anak-anaknya.
Menekan Kasus Stunting di Pekanbaru
Saat ini, kasus stunting di Kota Pekanbaru memang mengalami penurunan. Dari 303 kasus sebelumnya di awal tahun, saat ini tinggal 285.
"Kasus stunting di Pekanbaru terus mengalami penurunan. Dari 303 kasus sekarang ini menurun jadi 285," ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru M Amin, Jumat (9/9/2022) kemarin.
Tak hanya kasus stunting saja yang mengalami penurunan, untuk resiko stunting di wilayah setempat juga mengalami penurunan.
"Kondisi resiko stunting kita itu di awal kemarin 132 ribu, sekarang ini setelah dilakukan kegiatan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di lapangan saat ini sudah turun hampir 70 ribuan," sebutnya lagi.
Diharapkan hingga akhir tahun ini, jumlah kasus stunting di Pekanbaru terus menurun.
"Karena ini tergantung pada faktor keluarga yang paling utama, kemudian juga dari faktor Calon pengantinnya. Apa mereka memeriksakan diri sebelum menikah atau tidak," imbuhnya.
Dikatakan Amin sebenarnya untuk Pekanbaru, tingkat prevelensi stunting sudah dibawah target nasional.
Imay dan dua putrinya; Adel dan Vivi duduk di ruang tamu sambil sarapan.
"Kita sudah dibawah 14 persen ya untuk angka prevalensi. Pemerintah pusat sudah menargetkan di tahun 2024 itu di angka 14 persen. Tapi sekarang ini kita sudah di angka 11.4 persen. Itu dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun ini ya," pungkasnya.
Protein Hewani Mencegah Stunting
Ahli Gizi Kesehatan Masyarakat dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH mengungkapkan, prevalensi kasus stunting di Indonesia kian menunjukkan penurunan sejak beberapa tahun belakangan.
Meskipun demikian, penurunan angka stunting tersebut masih jauh dari target nasional yaitu sebesar 14% pada tahun 2024.
"Stunting menjadi masalah genting sebab memiliki dampak jangka panjang yang berkontribusi pada produktivitas ekonomi dan pertumbuhan negara. Padahal salah satu pencegahannya dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani. Namun, sayangnya total konsumsi protein hewani di Indonesia masih tergolong rendah," ujar Sandra Fikawati di Surabaya, Rabu (3/8/2022).
Menurut Sandra, berdasarkan data Food and Agriculture (FAO) pada tahun 2017, total konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia hanya sebesar 8%. Angka tersebut berbeda secara signifikan dibandingkan negara Asia lainnya, seperti Malaysia dan Thailand yang tingkat konsumsi protein hewaninya masing-masing mencapai 30% dan 24%.
Sandra juga menyebutkan bahwa manusia membutuhkan protein yang terdiri atas asam-asam amino sebagai zat pembangun tubuh. Tubuh manusia membutuhkan sebanyak 20 jenis asam amino dan 9 di antaranya adalah asam amino esensial yang harus didapatkan dari makanan. Protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lebih lengkap. dibandingkan protein nabati.
"Dalam kaitannya dengan pencegahan stunting, asupan protein hewani tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Lebih jauh lagi, asupan protein hewani harus dicukupi sejak awal di 1.000 hari pertama kehidupan yakni sejak ibu hamil hingga anak berusia 2 tahun. Periode ini merupakan periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak, masa yang menentukan perkembangan fisik dan kecerdasan jangka panjang," tandasnya.
Lebih lanjut Sandra mengungkapkan, selain mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dan lebih banyak dibandingkan protein nabati, protein hewani juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang beragam serta memiliki kualitas yang lebih baik untuk mendukung daya tahan tubuh manusia. Oleh karenanya, penting agar mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung protein hewani setiap harinya.
Sementara itu, Direktur Corporate Affairs Japfa, Rachmat Indrajaya menyampaikan, sebagai penyedia protein hewani di Indonesia, Japfa berkomitmen memberikan kualitas produk terbaik dengan harga terjangkau. Dalam menjamin kualitas produk, Japfa selalu memperhatikan penerapan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat serta didukung oleh tenaga lapangan yang profesional.
"Sehingga, produk olahan protein hewani yang dihasilkan memenuhi konsep ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Kami berharap, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengonsumsi protein hewani demi generasi unggul Indonesia di masa mendatang," pungkasnya.
Penulis | : | Yusni Fatimah Lubis |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kesehatan dan Keluarga |






















01
02
03
04
05







