PEKANBARU (CAKAPLAH) - Waktu masih menunjukkan pukul 05.00 WIB. Afifah buru-buru bangun dari tempat tidurnya dan langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan bersiap melaksanakan salat subuh.
Hari ini dirinya harus berangkat lebih pagi ke sekolahnya, maklumlah dirinya mendapat giliran untuk piket lingkungan. Sehingga wajib datang lebih awal dibanding teman-temannya untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Afifah adalah salah seorang murid di salah satu sekolah Swasta di Kota Pekanbaru. Saat ini, remaja bernama lengkap Afifah Zahirah ini duduk di bangku Kelas I MTS. Baru beberapa bulan ini dirinya kembali aktif belajar tatap muka, hal ini karena memang kondisi pandemi Covid-19 yang hingga kini masih belum berakhir.
Ada banyak kebiasaan baru yang harus dilakukan Afifah saat pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini. Mulai dari harus menggunakan masker, selalu rutin mencuci tangan dan satu hal yang selalu dilakukan oleh Afifah adalah membawa Handsanitizer kemanapun dirinya pergi.
"Kebiasaan membawa Handsanitizer ini saya lakukan sejak pandemi, apalagi kalau ke sekolah saya wajib membawa Handsanitizer," ujar Remaja yang memiliki hobi menari ini.
Dikatakan Afifah, dirinya sengaja membawa Handsanitizer kemanapun dirinya pergi untuk tetap bisa menjaga diri untuk tetap bersih dan terhindar dari bakteri maupun virus.
"Dibanding cuci tangan memang lebih praktis memakai Handsanitizer. Lebih simpel aja dan tidak ribet apalagi untuk saya yang seharian sekolah," ucapnya.
Salah satu merek pembersih tangan tanpa air yang menjadi favorit dirinya adalah Antis Antiseptic. Ada beberapa alasan bagi remaja pecinta warna ungu ini akhirnya memilih Antis sebagai Handsanitizer favoritnya. Salah satunya adalah, meski menggunakan Handsanitizer, namun kulitnya terasa tidak kering.
"Walau dipakai berulangkali, tangan itu tidak kering. Biasanyakan tangan itu kering kalau pakai Handsanitizer, ini tidak. Selain itu saya juga suka harumnya, tidak buat eneg," terangnya.
Diceritakan remaja berusia 12 tahun ini, kehadiran Antis bagi dirinya memang sangat penting. Antis turut serta menjaga dirinya untuk tetap sehat di masa pandemi.
"Alhamdulillah kemanapun saya pergi, Antis selalu setia menemani saya. Walaupun sekarang angka Covid-19 di Kota Pekanbaru mulai turun, tapi tentu saya tidak boleh lengah dan tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, salah satunya adalah dengan rajin mencuci tangan ataupun bisa menggantinya dengan menggunakan Handsanitizer. Dan tidak lupa menggunakan masker jika ingin pergi ke tempat keramaian," terangnya.
Dikatakan Afifah, sulitnya mendapatkan produk Antis ini juga dialami oleh keluarganya. Ia mengaku, saat awal pandemi bisa mendapatkan Antis adalah barang berharga, jikapun ada harganya sangat tinggi.
"Kalau sekarang Alhamdulillah sudah mudah dicari. Di supermarket ataupun apotek semuanya ada, jadi tidak susah lagi. Saat ini Antis sudah tersedia banyak dimana-mana. Antis selalu ada di tas saya, setia menemani setiap perjalanan saya, baik ke sekolah ataupun ke tempat-tempat keramaian lainnya," pungkasnya.
Kasus Turun, Warga Diminta Tetap Prokes
Kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru terus mengalami penurunan. Ada tren penurunan kasus Covid-19 sejak awal Maret 2022. Namun meski demikian, masyarakat diminta agar mengikuti protokol kesehatan secara ketat.
Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru, Ayat Cahyadi, Selasa (22/3/2022). Dirinya mengajak masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan secara ketat. Ia berharap Kota Pekanbaru bisa kembali menerapkan PPKM level 1. Saat ini Kota Pekanbaru masih berada di PPKM level 3.
"Walaupun ada penurunan kasus, tapi tetap jaga prokes. Supaya kita baru turun ke PPKM level 1," ujar Wawako, Selasa (22/3).
Apabila Kota Pekanbaru turun ke PPKM level 1 tentu ada sejumlah kelonggaran aktivitas bagi masyarakat. Syarat perjalanan pun kini tidak diwajibkan bagi masyarakat yang sudah dua kali vaksin.
Mereka tidak lagi wajib swab antigen atau swab PCR sebelum perjalanan ke kota lain. Ia berharap ketika memasuki bulan suci Ramadhan masyarakat lebih optimal menjalankan ibadah.
Politisi PKS ini juga mengajak masyarakat untuk ikhtiar atau berusaha bersama satgas mencegah penyebaran Covid-19. Ia menyebut bahwa dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengendalikan Covid-19. "Mohon dukungan seluruh masyarakat, bersama kita bisa mengendalikan covid," ujarnya.
Antis Berkontribusi Sehatkan Indonesia
Sebagai salah satu merk pembersih tangan tanpa air yang sudah banyak dikenal masyarakat, Antis Antiseptic sebenarnya sudah beredar di pasar sejak tahun 1999. Antis diproduksi oleh Enesis Group melalui anak perusahaannya PT Herlina Indah.
Antis adalah produk hand sanitizer berbasis alkohol yang efektif membunuh kuman dengan cepat, seperti kuman flu dan diare, dan juga praktis untuk digunakan dimana saja dan kapan saja. Produk pembersih tangan berbasis alkohol ini disebut mampu membersihkan kuman hingga 99% dalam waktu empat detik.
Ada beberapa manfaat Antis ini. Yang pertama, Antis mengandung bahan aktif alkohol 70% yang cepat membunuh kuman seperti E. coli dan S.aureus. Selanjutnya Antis mengandung moisturizer sehingga tangan tidak terasa kering dan yang terakhir bahan dalam antis memiliki efek long lasting untuk memberikan perlindungan dari kuman selama 2 jam.
"Tidak kepikir bahwa produk ini akan sangat dibutuhkan hari ini. Ini bukti bahwa Enesis Group sangat concern dengan kesehatan masyarakat Indonesia. Ketika itu, Enesis Group sudah berpikir bagaimana membersihkan tangan dari kuman saat tidak ada air," ujar Public Relations Officer Enesis Group, Grisella da Lopez.
Tidak hanya dijual dalam kemasan botol spray dan gel 55 ml yang banyak ditemui di pasaran, Antis kemudian juga dipasarkan dalam kemasan pouch hingga jerigen yang memudahkan konsumen untuk melakukan isi ulang. Variannya juga beragam. Tidak hanya jeruk nipis tetapi berkembang dengan aroma lain seperti mentimun dan jasmine tea.
Aksi Enesis di Tengah Pandemi
Enesis Group yang beroperasi sejak tahun 1988 ini tidak hanya mendukung kesehatan masyarakat Indonesia melalui produk-produknya saja. Namun pada pandemi ini Enesis Group juga aktif menunjukkan kepeduliannya di saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.
"Salah satunya adalah kami membuat sentra vaksinasi di beberapa titik pada 2021 lalu," ujar Public Relations Officer Enesis Group, Grisella da Lopez.
Pertama kali, sentra vaksinasi dilakukan pada 21 Juni hingga 8 Juli 2021, bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Puskesmas Jakarta Timur.
Lalu vaksinasi kedua dilakukan pada 21 Juli ihingga 9 Agustus. “30 ribu dosis kami siapkan dan sudah terserap habis untuk vaksin pertama dan kedua,” tambah Grisella.
Tidak hanya itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI meminta Enesis Group membuka sentra vaksinasi di daerah wisata. Tujuannya agar pelaku ekonomi kreatif bisa sehat dan perekonomian di sekitarnya kembali pulih.
Sebelumnya Enesis Group juga turut mendukung kegiatan vaksinasi di destinasi wisata prioritas seperti Mandalika, Toba, dan yang akan datang Labuan Bajo, Likupang dan Borobudur.
Enesis juga memberikan simbolisasi penyerahan donasi 10 Juta Antis kepada Kemenparekraf RI untuk mendukung protokol kesehatan di destinasi wisata Indonesia. Saat ini alokasi Antis tersebut sudah didistribusikan di beberapa titik seperti Raja Ampat, Ambon, Lombok, Tarakan, Gorontalo, Ternate, Medan, Toba dan lainnya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga mengajak Enesis Group untuk membagikan healthy kit untuk pengguna transportasi umum mulai terminal stasiun, pelabuhan hingga bandara saat libur Natal dan Tahun Baru lali. Paket kesehatan tersebut terdiri dari Antis Hand Sanitizer, Plossa Minyak Aromaterapi, Soffell Anti Nyamuk, Scrubber dan vitamin Amunizer.
"Produk-produk kesehatan dari Enesis Group ini diharapkan dapat melindungi masyarakat dalam perjalanan mereka sehingga aman dan sehat," pungkasnya.
Bahkan sebagai upaya dukungan untuk tetap menyehatkan Indonesia, di momen Moto GP Mndalika, Enesis Group bersama Kemenparekraf berkolaborasi menyediakan healthy kit kepada 300 sarana hunian pariwisata (sarhunta) di Desa Kuta, Mandalika. Healthy kit yang diberikan berisi Antis Hand Sanitizer, vitamin Amunizer, minyak aromaterapi Plossa dan Soffell Anti Nyamuk.
Ketua Yayasan Enesis Indonesia Elkana Lewerisa mengatakan Enesis terus bersinergi bersama pemerintah untuk mengutamakan kesehatan masyarakat. Itu pun sudah dilakukan dari kegiatan vaksinasi, dukungan prokes saat WSBK 2021, dan saat MotoGP 2022 berlangsung.
Selain itu, sebagai dukungan terhadap hunian yang memenuhi standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE) yang ditentukan oleh Kemenpar, Enesis menyediakan healthy kit.
"Nanti bisa menjadi salah satu fasilitas yang membuat wisatawan pun merasa nyaman ketika menginap di hunian ini. Healthy kit kami berisikan produk yang bisa menjadi one stop solution bagi kesehatan," ujar Elkana dalam keterangan tertulis, Senin (21/3/2022).
Dalam kesempatan yang sama, tim Soffell memperagakan uji ampuh nyamuk, sebagai edukasi pencegahan demam berdarah dengue melalui 3M Plus, Menutup, Menguras, Mendaur ulang dan Menggunakan anti nyamuk.
Selain di sarhunta, Soffell pun disediakan di beberapa restoran di Mandalika, kawasan bandara, dan di Senggigi. Para wisatawan pun diimbau untuk selalu menggunakan Soffell baik sebelum berangkat menonton MotoGP ataupun sudah kembali ke penginapan setelah selesai nonton MotoGP agar terhindar dari gigitan nyamuk.
"Saya berpesan pada seluruh pelaku sarhunta untuk memanfaatkan bantuan yang ada, mari kita manjakan tamu-tamu kita, sehingga mereka datang kembali," kata Kepala Dinas Budpar Loteng H Lendek Jayadi.
Sementara itu, Pejabat Bidang Deputi Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI Oni Olfian mengatakan patut diberikan apresiasi dan penghargaan setinggi tingginya atas antisipasi dini terkait COVID-19 dan nyamuk demam berdarah yang dilakukan Enesis Group.
"Terima kasih Enesis Group yang telah membantu menjaga kesehatan dan kebersihan di bidang pariwisata," kata Oni.
Di masa pandemi, selain virus COVID-19 yang tidak boleh dilupakan adalah virus dengue yaitu virus demam berdarah apalagi pada musim pancaroba, sebab cuaca sedang tidak menentu, kadang hujan dan kadang panas.
Diketahui Dinas Kesehatan Lombok Tengah dan jajaran Polsek Kawasan Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah telah melaksanakan fogging di 20 dusun di seluruh Desa Kuta. Dengan harapan, desa inti dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika itu bebas dari demam berdarah dengue (DBD).
Kolaborasi pemberian healthy kit ini juga dilakukan bersama Bupati Lombok Tengah, dan Dinas Pariwisata Lombok Tengah. Dapatkan produk Soffell di Minimarket, dan Hypermarket terdekat, juga di Enesis Official Store di e-commerce seperti Shopee, Tokopedia dan lainnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Kesehatan dan Keluarga |