RENGAT (CAKAPLAH) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menegaskan, Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II Raja ke-12 Kesultanan Siak, memiliki tempat tersendiri di hati bangsa Indonesia.
Berkat perjuangan dan pengorbanannya, dalam mendukung kemerdekaan Indonesia salah satunya yang jarang diungkap yakni melalui peran dalam pendidikan. Sultan Syarif Kasim mendirikan Madrasah Taufiqiyah Al Hasyimiah di tahun 1917.
"Sebelum Proklamasi, Sultan Syarif dikenal sebagai pendukung kemerdekaan. Ia kerap membantu para pejuang. Ia juga membangun masyarakatnya melalui pendidikan. Pada 1917 Sultan Syarif mendirikan madrasah Taufiqiyah Al Hasyimiah. Kemudian pada 1926 beliau juga mendirikan sekolah khusus untuk perempuan," ujar Hidayat Nur Wahid atau yang akrab disapa HNW itu pada acara Temu Tokoh Nasional, kerjasama MPR dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Rengat, Indragiri Hulu Provinsi Riau.
Acara tersebut berlangsung di Wisma Happy, Pematang Reba, Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Ahad (4/4/2021).
Mengingat jasa-jasanya yang begitu besar, menurut HNW, pantas jika bangsa Indonesia memberikan penghargaan kepada Sultan Syarif, meski saat ini namanya sudah diabadikan menjadi nama bandara Internasional di Pekanbaru.
"Dalam arti yang lebih luas, bukan hanya ekonomi, Sultan Syarif adalah teladan. Ia adalah tokoh daerah yang berhasil membangun wilayahnya, kemudian berkontribusi membantu melakukan pembangunan di pusat. Ini harus menjadi panutan bagi kita semua, khususnya generasi muda. Tokoh-tokoh daerah, itu mereka terdidik, lalu menjadi aktifis, dan terpanggil untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," kata Hidayat menambahkan.
Selain itu HNW, mengisahkan beberapa bulan setelah Proklamasi, Sultan Syarif Kasim II berkirim kabar kepada Bung Karno. Saat itu Sultan Syarif Kasim II menyatakan diri bahwa kesultanan yang dipimpinnya siap bergabung bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Ia juga merelakan wilayah kerajaannya menjadi bagian dari Negara Kesatuan Rebupblik Indonesia. Bahkan Sultan Syarif Kasim juga menyerahkan mahkota kerajaan yang berhias batu permata. Serta menyumbang dana sebesar 13 juta Golden setara dengan Rp 1 triliun untuk pemerintah Indonesia. Tak hanya itu, ia juga mengajak raja-raja di Sumatera Timur untuk mendukung NKRI," ungkapnya.
Penulis | : | Edison |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | MPR RI |