(CAKAPLAH) - Dalam ajaran Islam, terdapat keutamaan sikap sabar yang bisa didapatkan oleh orang yang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di mana Allah akan memberikan kemuliaan bagi hambanya yang dapat menghadapi setiap ujian dengan penuh kesabaran. Bukan hanya itu, sikap sabar juga dapat mendorong setiap orang untuk terus bertawakal kepada Allah, berusaha dan berserah diri hanya kepada Allah.
Sabar berasal dari bahasa Arab, yaitu Ash-shabru yang berarti tahan. Dari makna kata tersebut dapat dipahami bahwa sabar adalah sikap tahan lama, tahan banting, dan tak mudah hancur.
Dengan kata lain sabar dapat diartikan sebagai sikap yang tidak lemah, semangat, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah. Dengan begitu sikap sabar ini dapat menjadi sumber kekuatan bagi seseorang untuk terus maju, menghadapi setiap cobaan dengan semangat. Dalam Alquran, dijelaskan bahwa Allah akan mencintai orang-orang yang sabar dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap masalah kehidupan.
Perlu diketahui keutamaan sikap sabar. Keutamaan sikap sabar ini telah dijelaskan dalam sebuah hadist yang berbunyi:
“Jika Allah swt mencintai seseorang maka Ia akan mengujinya. kalau orang itu sabar, maka Allah swt akan menjadikannya orang mulia (mujtaba). Dan jika ia ridha (rela) maka Allah swt akan menjadikannya sebagai orang pilihan yang istimewa (musthafa).”
Dari hadist tersebut, dapat dipahami bahwa terdapat dua golongan orang dalam menghadapi ujian hidup, yaitu orang yang menghadapi dengan sabar (mujtaba) dan orang yang menghadapi dengan kerelaan (musthafa). Dalam hal ini, orang yang menjalani ujian hidup dengan penuh kerelaan hanya tercermin pada sikap Rasulullah SAW.
Namun bagi umat muslim, bisa meneladani sikap Rasulullah tersebut dengan berusaha menerapkan sikap sabar mujtaba. Dengan menerapkan sikap sabar, tidak lemah, terus semangat untuk bertahan dan tidak mudah menyerah, bisa menjadi salah satu cara untuk menjadi golongan orang yang sabar dan mendapat kemuliaan dari Allah.
Batasan Sikap Sabar
Setelah mengetahui keutamaan sikap sabar dalam Islam, terakhir penting untuk mengetahui seperti apa batasan sikap sabar.
Dalam hal ini Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa kesabaran mempunyai beberapa macam hukum. Tidak semua sikap sabar dianggap baik dan mulia. Artinya sikap sabar juga harus memperhatikan tempat dan waktu yang tepat agar tidak terjebak pada sikap sabar yang diharamkan.
Terdapat kategori sabar menurut hukumnya, yaitu sabar wajib, sunah, makruh, dan haram.
Sabar wajib adalah sabar dalam menahan diri dari segala hal yang dilarang dalam syariat.
Sabar sunah merupakan sabar dalam menahan diri dari sesuatu yang makruh.
Sedangkan sabar haram adalah sabar dalam menahan diri dari sesuatu yang membahayakan, seperti menahan diri dan tidak melakukan hal apapun ketika melihat seseorang disakiti atau diserang.
Dengan begitu, dapat dipahami bahwa sabar memiliki tempatnya sendiri. Beberapa hal ini perlu diperhatikan agar diri sendiri tidak terjebak dalam kondisi sabar yang haram. Orang yang dapat menerapkan sikap sabar sesuai tempatnya, maka dapat memperoleh keselamatan dari Allah.
Editor | : | Yusni |
Sumber | : | Merdeka.com |
Kategori | : | Religi |