(CAKAPLAH) - Puncak kerinduan yang selalu dinantikan umat Muhammad SAW, adalah hari-hari di penghujung malam bulan Ramadan. Akan datang satu malam, Allah tetapkan sebagai malam Lailatul Qadar. Suatu malam kemuliaan.
Disebut dalam Alqur’an, "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Maka Rasulullah perintahkan, “Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan." (HR Bukhari).
Bagaimana Allah telah mempersiapkan di malam itu dengan keistimewaan, menghadirkan penghuni langit para malaikat termasuk Jibril untuk segera turun ke bumi untuk mengucapkan salam kepada umat Muhammad, sungguh ini peristiwa sangat luar biasa. Dengan seizin Allah ditugaskan para malaikat untuk mengatur segala urusan manusia di malam itu dengan membawa kedamaikan, keberkahan, keselamatan dan kebaikan serta mengaminkan setiap doa yang dipanjatkan dan mencatat segala amal kebaikan yang dilakukan seorang muslim sampai menjelang fajar.
Jika dihitung, 1000 bulan itu setara dengan 83 tahun 4 bulan kita melakukan ibadah dengan sempurna. Suatu keberkahan yang Allah turunkan di malam Lailatul Qadar itu ternyata, lebih baik dari perjalanan usia manusia, baik hitungan usia manusia di masa lalu maupun usia manusia di masa mendatang. Makanya malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari (usia) zaman. Inilah kabar berita gembira yang Allah tidak berikan kepada umat-umat terdahulu, selain umat Muhammad.
Bagi para pecinta Ramadan, penantian datangnya malam kemuliaan penuh keberkahan dan ampunan itu merupakan peristiwa yang dirindukan disepanjang kehidupannya.
Rasulullah katakan, “Barangsiapa yang menegakkan Lailatul Qadar atas dasar iman dan penuh harap pahala dari Allah, maka akan diampunkan baginya apa-apa yang telah lalu dari dosanya.” (HR. Bukhari)
Jangan lewatkan, keistimewaan malam Lailatul Qadar, malam yang menyimpan beribu berkah. Hal ini janji Allah dalam Alqur’an; "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi," dan "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah". Sehingga malam Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
Jadikanlah Jemputan Malam Lailatul Qadar menjadi perayaan yang agung, kita sambut dengan menghadirkan suasana kebatinan akan pesan-pesan teks Alquran sebagai kalamullah.
“Jika kamu melihat melihat Alquran dengan mata kepalamu, kamu akan melihat kata-kata. Jika kamu melihat Alquran dengan pikiranmu, kamu akan melihat pengetahuan. Jika kamu melihat Alquran dengan hatimu, kamu akan melihat cinta. Jika kamu melihat Alquran dengan ruhmu, maka kamu akan melihat Tuhan,“ (Jalaludin Rumi).
Maka sambutlah Lailatul Qadar dengan cinta.
Penulis | : | Dr Eddy Asnawi, Dosen Unilak Pekanbaru |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Religi |