

(CAKAPLAH) - Unggahan syuting sebuah sinetron jadi perbincangkan di media sosial. Sebabnya, lokasi pengambilan gambar berada di antara tenda pengungsian bencana erupsi Gunung Semeru. Tepatnya, di belakang tenda pengungsi di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Kabar itu pertama kali diunggah akun Facebook Alea Eustace. Gambar beredar tampak sejumlah orang berlaga peran di antara para pengungsi. Peristiwa itu lantas menuai banyak kecaman. Apalagi, juga terdapat unggahan surat disposisi pemerintah daerah sebagai tanda izin atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
"Pantaskah tempat korban bencana di pakek syuting film seperti ini berpelukan di depan anak2 kayak gini .......
Ini tempat pengungsian yg terkenak bencana bukan tempat syuting film seperti ini jagalah perasan para pengungsi......
Hargai lah yg jadi relawan di lapangan mereka tidak tau hujan atau panas untuk urus ini itu........... Ya masak iya pemerintah ijin kn ini........... Para pengungsi merasa sangat terganggu," tulis pengunggah.
Kegiatan syuting itu dikecam. Sebab masih teringat jelas kejadian yang merenggut puluhan nyawa warga setempat. Duka masih membekas di hati masyarakat. Masa tanggap darurat pun masih diberlakukan.
Tak Kantongi Izin
Kritik dari berbagai pihak dijawab langsung oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq. Dia pastikan kegiatan itu tidak memiliki izin dari Pemkab. Hal yang sama juga dinyatakan satgas hingga kapolres. Mereka mengaku tak pernah memberikan lampu hijau pada kegiatan tersebut.
"Surat perizinan untuk syuting sinetron dari Pemkab, Polres, dan Satgas Semeru tidak ada. Mekanismenya kalau untuk perizinan kegiatan ada di Polres, namun saat masuk ke lokasi bencana izin ada di Komandan Satgas Semeru," katanya dilansir dari ANTARA, Kamis (23/12/2021).
Diakui, sempat ada proses pengurusan perizinan dari pihak PH atau produser sinetron yang akan melakukan syuting sinetron. Tetapi, pihaknya memberikan keputusan apakah memberi izin atau tidak.
Terkait soal lembar disposisi yang didapatkan pihak PT Verona Indah Pictures, Cak Thoriq mengatakan pihaknya sedang menelusuri hal tersebut terkait dengan mekanisme yang ada.
Bupati Lumajang menyebut setiap kegiatan termasuk syuting biasanya mengantongi izin kepolisian. Tetapi untuk syuting di lokasi bencana Semeru, Polres Lumajang mengaku tidak mengeluarkannya. Justru, melempar balik pada Satgas yang mengaku juga tidak menerbitkan izin tanda setuju.
"Itu saya kurang (ACC siapa), yang jelas Satgas," kata Kapolres Lumajang, AKBP Eka Yekti Hananto Seno, dalam keterangannya melalui video yang diterima merdeka.com, Kamis (23/12/2021).
Eka yang juga Wadansatgas Tanggap Bencana Gunung Semeru menegaskan tidak pernah mengeluarkan izin apapun. Baik lisan maupun tulisan.
Namun demikian, dia berjanji ke depan kejadian seperti ini tidak akan terulang. Pihak rumah produksi, katanya, juga telah meminta maaf atas kejadian itu.
"Yang bersangkutan minta maaf dan tidak akan menayangkan video di media," kata Eka.
Tak Empati Pada Korban
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sangat menyayangkan kejadian syuting di lokasi bencana dan pengungsian erupsi Semeru. Apalagi, perekaman adegan dilakukan saat masa tanggap bencana masih diberlakukan.
"BNPB mengimbau berbagai pihak untuk menghormati dan berempati kepada masyarakat terdampak bencana dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan prioritas pada saat tanggap darurat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan diterima, Kamis (23/12).
Menurutnya, yang dibutuhkan korban adalah dukungan moril bukan malah dijadikan ajang kegiatan yang tak ada kaitannya dengan masa tanggap darurat ini. BNPB mengharapkan situasi ini tidak lagi terjadi di masa depan.
Bermaksud Menghibur
Melalui akun Instagramnya, pihak rumah produksi Verona Indah Pictures, menyampaikan permohonan maaf bila proses syuting merugikan para korban bencana.
"Dan jika kami ada menyinggung para korban dengan kedatangan kami, kami sungguh sungguh minta maaf dari lubuk hati kami yang terdalam. Karena tidak ada sedikitpun niat kami untuk memanfaatkan situasi yang ada demi kepentingan konten," demikian tulisan dalam unggahan yang, dilansir dari Liputan6.com Rabu (22/12).
Pihak rumah produksi mengurai alasan mengambil situasi pengungsian erupsi Gunung Semeru sebagai lokasi syuting. Mereka berdalih ingin meringankan beban korban dengan memberikan hiburan lewat proses syuting yang dilakukan.
"Ketika mendengar tentang duka yang tengah menyelimuti warga Lumajang, TIM Verona segera memikirkan cara untuk bisa meringankan sedikit beban para korban... Bukan hanya dengan bantuan materil, tapi juga dengan membawa sedikit hiburan untuk para pengungsi," paparnya.
Tim produksi mengaku senang karena kehadiran mereka dianggap dapat menghibur lara para korban bencana. "Bahagia bisa melihat tawa dan senyuman di wajah para pengungsi ketika melihat kedatangan kami... Mudah-mudahan saudara saudari kami yang berada disekitar gunung Semeru bisa segera dipulihkan dan diberikan kekuatan," ungkapnya.
Rebecca Tamara, salah satu pemain dalam sinetron juga telah meminta maaf.
"Assalamualaikum, saya Rebecca, ingin meminta maaf sebesar2 nya atas kejadian ini. Saya mengakui kesalahan saya untuk menerima adegan tersebut sesuai arahan," tulisnya di akun Instagram.
Tidak Etis
Kejadian itu seharusnya tidak terulang lagi. Bagaimana mungkin kegiatan untuk kepentingan tertentu dilakukan di tengah pengungsian korban bencana alam.
"Sangat tidak etis di tengah suasana batin masyarakat yang sedang berkabung karena kehilangan sanak keluarga, tempat tinggal, mata pencaharian, bahkan semua itu, namun didapati ada pihak yang memanfaatkan kondisi tersebut demi meraup keuntungan material," ucap Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf.
Tindakan mengeksploitasi bencana itu tidak dapat diterima nurani dan akal sehat. Bukhori mengatakan, pihak rumah produksi seharusnya berpikir tindakan tersebut tidak tepat secara moral karena menyakiti perasaan korban maupun pihak yang bersimpati. Meski pihak rumah produksi berdalih sebagai bentuk dukungan moral dan sudah dapat izin.
"Tindakan itu bahkan bisa disebut eksploitasi bencana untuk kepentingan materil semata. Padahal agama dan budaya kita mengajarkan untuk saling berempati dan bahu membahu dalam menghadapi musibah apapun yang menimpa siapapun," tutup dia.
Editor | : | Yusni |
Sumber | : | merdeka.com |
Kategori | : | Selebriti |























01
02
03
04
05



