JAKARTA (CAKAPLAH) - Anggota Komisi IV DPR, Firman Subagyo mengajak semua pihak untuk melakukan subtitusi pangan dengan beralih dari ketergantungan import gandum yang kini mulai terdampak krisis global akibat anomali cuaca dan perang Rusia vs Ukraina.
Menurutnya, penggunaan tepung singkong atau mokaf sebagai pengganti ketergantungan gandum dapat menjadi pilihan yang tepat saat ini.
“Kalau tidak dilakukan maka kita akan terjebak dalam ketergantungan bahan baku impor itu beresiko tinggi dengan harga semakin tidak bisa terkendali. Disamping pemerintah juga harus mulai melakukan evaluasi terhadap terhadap produksi pertanian tutur,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (22/7/2022).
Disamping itu, dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Dirinya menyarankan agar pemerintah mulai menerapkan penggunaan pupuk organik bagi para petani, dengan alasan penggunaan pupuk kimia bisa berpengaruh terhadap produksi hasil pertanian nasional.
“Untuk itu kita harus melakukan gerakan menggunakan Pupuk Organik dalam rangka memperbaiki unsur kesuburan lahan dan meningkatkan produksi nasional,” terangnya.
Sekarang ini, menurut Firman banyak lahan pertanian dalam negeri tidak produktif, karena pupuknya itu berlebihan menggunakan pupuk kimia atau pupuk urea.
Oleh karenanya, pupuk subsidi itu jangan dikonsentrasikan hanya pupuk urea tapi juga pupuk organik sumbernya dari produk masyarakat hasilnya jaih lebih baik dan jangan bersumber dari BUMN saja, tetapi juga pupuk organik produksi masyarakat sudah dikeluarkan sertifikasinya oleh pemerintah.
“Ini bentuk kehadiran negara karena pupuk organik ini akan bisa mengobati lahan-lahan petani yg sudah sakit akibat menggunakan pupuk kimia yg berlebihan dan itu dapat diperbaiki dengan menggunakan pupuk organik. Sehingga dengan pupuk organik bisa memulihkan kesuburan lahan dan dapat meningkatkan produksi pangan nasional kita,” tegasnya.
Dirinya juga mengatakan sejak tahun 2009 sudah terus menerus menyuarakan pentingnya swasembada pangan untuk menuju kedaulatan pangan nasional dan ketika itu ia juga mendorong agar segera badan pangan nasional segera dibentuk untuk mempersiapkan dan kemungkinan terjadinya krisis pangan tersebut.
Hal tersebur karena sudah selalu di warning oleh lembaga-lembaga internasional seperti PBB, FAO telah merilis diperkirakan, populasi penduduk dunia akan terjadi kenaikan cukup tajam di tahun 2050 diperkirakan akan mencapai angka 9,7 milliar penduduk dunia sedangkan, Indonesia di tahun 2030 rilis Bappenas diperkirakan penduduk Indonesia akan naik menjadi 300 juta penduduk.
“Artinya akan ada kenaikan dua kebutuhan besar yaitu energi dan pangan akan mengalami kenaikan signifikan, oleh karena itu kalau kita tidak bersandar kepada pangan pokok prudiksi nasional dan kita tidak melakukan deversifikasi pangan sesuai imbauan Presiden. Disamping itu kita harus juga melakukan subtitusi pangan,” jelasnya.**
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |