ROKAN HULU (CAKAPLAH)-Ribuan mahasiswa dari 3 Kampus di Rohul menggelar aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Rohul. Massa menolak kenaikan BBM Subsidi oleh pemerintah, Rabu (14/9/2022).
Aksi unjuk rasa mahasiswa yang berasal dari Universitas Pasir Pengaraian, STKIP Rokhaniah, dan STAI Tuanku Tambusai sempat berlangsung ricuh.
Mahasiswa yang berupaya masuk ke gedung Paripurna DPRD Rohul dihadang personel Satpol PP dan aparat kepolisian, sehingga memicu kemarahan mahasiswa dengan melemparkan air mineral ke aparat keamanan.
Beruntung, kericuhan tak berlanjut setelah Ketua DPRD Rohul Novliwanda Ade Putra bersama Ketua Komisi 2 Murkhas dan Ketua Komisi 3 Radianto Sinaga bersama Asisten II Setdakab Rohul Ibnu Ulya, menemui para pengunjuk rasa dan mempersilakan mahasiswa untuk masuk ke Ruang Paripurna DPRD Rohul.
Ada 6 tuntutan yang disampaikan mahasiswa dalam aksi unjuk rasa tersebut, di antaranya, mendesak DPRD Kabupaten Rohul menyatakan sikap tegas menolak kenaikan BBM Bersubsidi.
Meminta DPRD Rohul memberantas mafia Migas yang masih diduga merajalela di Rohul.
"Kami meminta kepada DPRD dan Pemkab Rohul untuk menormalisasikan harga bahan pokok yang tidak stabil dikarenakan efek dari kenaikan harga BBM," cakap Doni Mahendra, Presiden Mahasiswa UPP.
Kemudian, meminta kepada DPRD untuk membuat regulasi baru terkait beasiswa untuk mahasiswa yang terdampak akibat kenaikan harga BBM Bersubsidi.
Meminta DPRD Kabupaten Rohul untuk mendesak kepada Wakil Bupati Rohul untuk membuat kebijakan terkait CSR dan memfokuskan di wilayah pendidikan terkhusus beasiswa sebagai penunjang mutu SDM di Kabupaten Rohul.
Dan tuntutan terakhir, meminta kepada DPRD Kabupaten Rohul untuk membuat kebijakan baru terhadap pembaharuan ekonomi akibat kenaikan BBM Subsidi serta melaksanakan operasi pasar.
Dari hasil dialog antara mahasiswa dan DPRD, DPRD Rohul setuju menyampaikan aspirasi pengunjuk rasa ke pemerintah pusat, sementara terkait beasiswa, saat ini tengah dibahas di DPRD Rohul.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |