

PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kasus Demam Berdarah di Provinsi Riau mengalami kenaikan sepanjang tahun ini dibanding tahun sebelumnya.
Dari data yang diperoleh CAKAPLAH.com dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, di bulan Agustus 2022 lalu, Pekanbaru menjadi yang terbanyak kasus DBD di Riau dengan 67 orang penderita, dan di bulan Agustus pula terdapat 1 orang penderita di Pekanbaru meninggal dunia.
Kasus kematian penderita DBD di Pekanbaru menjadi kasus kematian pertama di Pekanbaru sepanjang tahun ini.
Sehingga total keseluruhan penderita DBD yang meninggal dunia di Riau menjadi 11 orang sepanjang tahun ini, dengan rincian Pekanbaru 1 orang, Kabupaten Kampar 2 orang, Kabupaten Rokan Hulu 4 orang, Kabupaten Indragiri Hulu 2 orang, Kabupaten Bengkalis 1 orang, dan Indragiri Hilir 1 orang.
Di bulan Agustus juga, terdapat penambahan penderita 23 orang di Kampar, 22 di Rohul, 15 di Pelalawan, 2 di Inhu, 13 di Kuansing, 7 di Inhil, 17 di Bengkalis, 18 di Dumai, 9 di Rohil, 6 di Meranti.
Sedangkan, Kabupaten Siak menjadi satu - satunya di Riau dengan nol kasus penambahan penderita TB di Riau pada bulan Agustus.
Sehingga, total penderita kasus DBD di Riau sepanjang Januari - Agustus mencapai 1488 kasus. Dengan total meninggal 11 orang.
Diberitakan sebelumnya, meningkatnya jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Riau yang bahkan memakan korban jiwa hingga 10 orang, mendapat perhatian serius dari Pemprov Riau melalui Dinas Kesehatan Pemprov Riau.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin mengatakan, pihaknya menanggapi serius persoalan ini, bahkan saat ini pihaknya sudah mengirimkan surat ke Dinas Kesehatan kabupaten kota.
"Kami sudah surati Dinkes di kabupaten kota untuk menindaklanjuti persoalan ini disiapkan daerah. Tidak boleh dilalaikan, karena ini cukup berbahaya," kata Zainal, Senin (19/9/2022).
Ditambah lagi, diprediksi akan ada peningkatan kasus dalam beberapa bulan ke depan, terutama Bulan Oktober dan November 2022 mendatang. Pasalnya masa itu masih dalam musim hujan di Provinsi Riau.
"Kita sudah lakukan koordinasi dengan kabupaten kota untuk antisipasi kenaikan tersebut dengan memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang gerakan 3M, yakni menguras bak mandi, menimbun barang bekas, dan menutup tempat penampungan air yang berpotensi menjadi tempat bersarang nyamuk demam berdarah," cakapnya.
Pihak Puskesmas, kata Zainal, juga harus konsisten untuk rutin lakukan pencegahan, sebagai pihak yang terdekat dengan masyarakat.
"Selain itu, fogging atau pengasapan itu sangat efektif sekali. Yang penting jangan sampai ada telur dan jentik nyamuk, karena mereka akan terus berkembang biak ketika ada potensi," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |























01
02
03
04
05



