PEKANBARU (CAKAPLAH) - Buktikan komitmennya mendorong kembalinya kejayaan Koperasi Unit Desa (KUD) dan meningkatnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia hadirkan program Bangun Industri Koperasi Rakyat Sejahtera (Bikopra).
Program ini diluncurkan dengan ditandai dibukanya gelaran bimbingan teknis (bimtek) UMKM Bikopra oleh Gubernur Riau Syamsuar di Mutiara Hotel Pekanbaru, Senin (12/11/2022). Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari ke depan yakni 21-23 November mendatang.
Ketua Umum Aspekpir Indonesia, Setiyono menjelaskan program ini merupakan pola kemitraan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) di Riau. Dimana pihaknya ingin kembali mendorong KUD dan UMKM kembali bergeliat di wilayah Riau.
"Selama ini kita telah membangun kelembagaan yang sangat bagus mulai dari kelompok tani KUD-KUD. Kita juga sama-sama merasakan waktu kejayaan KUD-KUD pada masa lalu. Bahkan KUD dianggap sebagai soko guru perekonomian di negara kita ini, tapi sekarang sudah mulai redup kejayaan KUD-KUD tersebut. Untuk itu kami Aspekpir sangat berharap kejayaan tersebut terulang kembali," ujar Setiyono.
Menurutnya, KUD dan UMKM merupakan entitas usaha yang paling banyak di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkop dan UKM tahun 2018-2019 usaha mikro kecil menengah tercatat secara nasional mencapai 64,2 juta unit usaha.
Angka itu jauh lebih besar dibanding usaha diskala besar yang hanya di kisaran 5.550 unit usaha. Jumlah unit usaha mikro kecil menengah yang besar memiliki dampak strategis terhadap perekonomian Indonesia.
"Banyaknya pelaku usaha berdampak baik terhadap kemajuan bangsa, terutama jika pelaku usaha mengelola perkembangan bisnis yang dijalankannya dengan baik melalui bantuan teknologi yang tersedia saat ini. Salah satunya dengan kehadiran agribisnis pengelolaan limbah di areal sawit diintegrasikan dengan ternak sapi," Cakapnya.
Sementara untuk kesuksesan program ini pihaknya berharap dukungan dari intansi terkait. Seperti Dinas Koperasi, Dinas Perkebunan dan Dinas Peternakan.
Ada beberapa unit usaha yang bisa di lakukan KUD dan UMKM dalam program Aspekpir ini. Seperti pembuatan pakan ternak dari daun kelapa sawit, pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak, usaha kerajinan dari lidi sawit, jasa titipan ternak dan sebagainya.
Sementara itu Gubernur Riau, Syamsuar menyampaikan apresiasi atas hadirnya program tersebut. Sebab program tersebut menjadi fasilitas bagi KUD dan Pelaku UMKM di Riau.
"Kita berharap program ini mampu menumbuh kembangkan industri UMKM berbasis petani kelapa sawit," ujar Syamsuar.
Dari pengamatannya industri perkelapasawitan indonesia beberapa bulan terakhir ini mengalami cobaan serius. Hingga berdampak juga terhadap harga pembelian tandan buah segar (TBS). Pemerintah sendiri telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Malah provinsi Riau telah menetapkan visi dan misi yakni terwujudnya provinsi Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat dan unggul di Indonesia (Riau Bersatu).
"Pembangunan sektor perkebunan dilaksanakan dengan mengacu misi ke tiga yakni membangun ekonomi yang inklusif, mandiri dan berdaya saing dengan tujuan mewujudkan perekonomian yang mandiri dan berdaya saing," jelasnya.
Sesuai dengan visi misi tersebutlah, Syamsuar mengaku mendukung program Aspekpir tersebut. Malah dia menyambut baik hadirnya program Bikopra tadi.
"Kita mendukung program ini untuk sebagai solusi untuk mengembangkan industri perkebunan kelapa sawit di Riau. Sementara dalam implementasinya diharapkan Aspekpir bersinergi dengan pemerintah, dunia usaha dan KUD yah didukung dengan tersedianya potensi lahan dan permodalan. Semoga program ini dapat mengangkat perekonomian para pelaku usahanya dan mengelola industrinya secara profesional," jelasnya.
Program ini juga tak lepas dari dukungan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kadiv UMKM BPDPKS, Helmi Muhansyah menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi antara BPDPKS dan Aspekpir dalam mengkampanyekan kebaikan kebaikan kelapa sawit.
"Sawit adalah penyelamat Indonesia, dimana menjadi penyumbang devisa terbesar. Kami berharap Aspekpir memiliki usaha-usaha UKM yang buka hanya menghasilkan produk namun juga bisa memasarkannya ke mancanegara," terangnya
Sejauh ini kata Helmi, BPDPKS memiliki beragam program yang mendukung UMKM di Indonesia. Untuk itu ia berharap Aspekpir menjadi salah satu bagian tim untuk mengembangkan UMKM khususnya di Riau.
"Kami berharap program ini benar-benar menghasilkan UKM yang nantinya dapat menghasilkan devisa bagi Riau yang berbasis perkebunan kelapa sawit," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |