
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua Umum Lembaga Adat Melayu Riau versi Mubes Dumai, Tan Seri Syahril Abubakar turut berduka cita atas meninggalnya pekerja di perusahaan - perusahaan di Riau, salah satunya adalah PHR, dikarenakan sakit.
"Kan akhir - akhir ini ada pekerja yang sakit, bukan karena jatuh atau kecelakaan kerja. Maka, kita LAM Riau turut berduka cita. Supaya keluarga tabah dan almarhum diterima Allah," kata Syahril Abubakar.
Ke depannya, kata Syahril, jika dibolehkan pihaknya memberi sumbang saran kepada PHR, termasuk pihak ketiga atau mitra PHR, dan semua stake holder, terutama Disnaker, pihaknya menyarankan beberapa hal.
Yang pertama terkait cuaca yang terasa sangat panas belakangan ini, tentu dirasakan para pekerja terutama di PHR.
"Para pekerja kan kan berjemur, setahu kita di lokasi lokasi tempat pengeboran minyak itu tempat berteduh kan minim, makanya kita harapkan adanya penghijauan, dan ditambah portacamp - portacamp untuk pekerja ini beristirahat sejenak. Karena saat ini panas luar biasa, dengan udara didekat gas dan baju safety kan itu luar biasa itu," cakapnya lagi.
Selanjutnya, ke depan kata Syahril lagi, perlu juga para pekerja lebih diperhatikan terkait kesehatannya. Antara lain bisa diperbanyak puding untuk para pekerja, air mineral, vitamin, dan lainnya.
"Saya kira PHR untuk memenuhi kebutuhan ini sudah dilakukan, tapi kita harap untuk lebih ditingkatkan lagi, untuk menghadapi kondisi alam seperti sekarang ini," harapnya lagi.
"Terkait ajal itu kan dari Allah, tapi kita berupaya lah ya. Dan juga kita dorong untuk menerapkan kearifan lokal. PHR sudah luar biasa lah, cari ladang baru, ngebor sumur baru. Supaya ini berhasil, bukan hanya teknologi yang diperlukan, tapi juga doa, dengan kearifan lokal. Kalau di tanah melayu ini, kalau kita mau membuka ladang dan semacamnya, ada upacara doa sesuai dengan keagamaan dan dan tradisi itu dibuat," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |






















01
02
03
04
05




