

PELALAWAN (CAKAPLAH)-Ratusan warga di Pelalawan mendapatkan berkah dariq program padat karya di Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Program padat karya ini sebagai amanah undang-undang memberdayakan masyarakat akibat imbas kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Khususnya di Kecamatan Pangkalan Kerinci, dititikberatkan melakukan pembersihan, saluran air, jalan-jalan protokoler di tiga kelurahan. Ketiga kelurahan ini meliputi Kelurahan Kerinci Timur, Kelurahan Kerinci Barat dan Kelurahan Kerinci Kota.
Ratusan masyarakat mulai melakukan aktivitas pekerjaan di lapangan terhitung sejak akhir Bulan November hingga berakhir Desember 2022 mendatang.
Para pekerja rata-rata kaum emak-emak mendapatkan upah setiap hari Rp 150 ribu dan honor mereka ini ditransfer langsung ke rekening masing-masing dengan mengandeng Bank Riau Syariah (BRS).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pelalawan Eko Novitra, Selasa (6/12/2022), didampingi Kepala Bidang (Kabid) Sampah Jhonsro, mengatakan, sejak digulirkan program padat karya sebagai pengendalian inflasi paska kenaikan BBM, disambut gembira oleh masyarakat.
Untuk kegiatan padat karya ini, kata Eko Novitra adalah dalam rangka mengantisipasi kenaikan BBM. Kegiatan ini kata dia sudah dilakukan di dua kecamatan yakni Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Kecamatan Kuala Kampar.
Untuk menunjuk pekerja, kata Kadis Eko, diberikan kewenangan kepada pemerintahan kecamatan dan kelurahan setempat, termasuk dia menentukan titik lokasi pekerjaan.
"Program padat karya ini bakal berakhir hingga minggu ketiga Bulan Desember, sehingga bisa membantu total 350 masyarakat di dua kecamatan sebagai dampak atas kenaikan BBM dan untuk gaji dinilai perhari Rp 150 ribu langsung ditransfer ke rekening masing-masing pekerja," ujar Eko.
Realisasi pekerjaan padat karya di lapangan khusus di Kecamatan Pangkalan Kerinci berjalan lancar. Hanya saja, menemukan masalah di dua titik. Pertama adalah, mendapatkan hambatan oleh masyarakat di Jalan Raja, lantaran saat pekerja melakukan pembersihan parit mengenai pokok keladi milik warga.
Tapi setelah berdebat hebat antara petugas pengawas dengan pemilik pokok keladi, pekerjaan kata Eko dapat dilanjutkan. Titik kedua yakni saat pekerja melakukan pembersihan parit di belakang Wisma Sarina. Di lokasi ini sebut Eko, petugas menjumpai sarang ular, sehingga pekerjaan sedikit mengalami keterhambatan.
"Di titik ini, pekerja padat karya terpaksa meninggalkan lokasi sarang ular dan melompat ke titik berikutnya," ucap Eko.
Dirinya menghimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di Kota Pangkalan Kerinci, jika ada kegiatan-kegiatan padat karya di lokasi-lokasi masyarakat mohon bantuan dan kerjasamanya.
"Jika ada kegiatan padat karya ditengah masyarakat jangan dihambat. Jika ada hal-hal yang perlu dibicarakan atau didiskusikan seandainya mungkin dalam lakukan pekerjaan ada kena tanamannya atau ada kena halamannya dan lain sebagainya, dirembukkan secara kekeluargaan," harapnya.
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |






















01
02
03
04
05







