PEKANBARU (CAKAPLAH) - Wakil Gubernur Riau, Brigjend (Purn) Edy Natar Nasution mengatakan, dalam upaya percepatan penurunan stunting dibutuhkan pendekatan intervensi yang komperhensif, yang di dalamnya mencakup aspek penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh.
"Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi yang bersih dan sehat,” kata Wagub.
Untuk diketahui, menurut riset Kementerian Kesehatan (Kemkes), stunting yang disebabkan oleh tidak adanya air bersih dan sanitasi buruk mencapai 60 persen, sementara yang dikarenakan gizi buruk “hanya” 40 persen. Tak heran, kalau akses air bersih masuk sebagai salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs).
Edy Natar mengatakan, bahwa stunting tak hanya persoalan anak gagal tumbuh secara fisik saja. Lebih dari itu, stunting dapat mematikan masa depan seorang anak bangsa.
“Karena anak yang stunting pasti akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik dan motoric. Kekebalan tubuh juga menurun termasuk kemampuan kognitif yang tidak optimal,” cakapnya lagi.
Hal ini menjadi penting kata Wagub, mengingat prevalensi Provinsi Riau berada pada angka 22,3 persen yang mana angka ini masih dibawah capaian Nasional yaitu 24,4 persen.
Dalam target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau tahun 2024, angka stunting di Provinsi Riau ini sudah mencapai 14 persen, dengan rata-rata penurunan sebesar 2,7 persen per tahun.
“Namun demikian, kita masih harus berkerja keras untuk mengejar target penurunan stunting Nasional. Dimana Bapak Presiden menetapkan angka stunting itu harus turun menjadi 14 persen pada tahun 2024," ulasnya
Wagubri menuturkan bahwa percepatan penurunan stunting harus berfokus pada keluarga beresiko stunting. Oleh karena itu, permasalahan stunting ini masuk dalam isu strategis Nasional dan Daerah.
“Sehingga Provinsi Riau dan Kabupaten/Kota harus memastikan bahwa percepatan penurunan stunting sudah terintegrasi dengan baik kedalam sebuah dokumen perencanaan daerah,” tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |