SIAK (CAKAPLAH) - Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2023 secara hybrid yang dilaksanakan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau sebagai tuan rumah dalam kegiatan itu.
Rakernas akan berlangsung selama dua hari yakni Sabtu (28/1/2023) dan berakhir Minggu (29/1/2023). Diikuti sebanyak 13 pengurus provinsi secara langsung (Offline) dan 10 pengurus provinsi secara virtual (Online) beserta pengurus kebupaten se-Indonesia.
Ketua Umum Pordasi, Triwatty Marciano didampingi Sekretaris Prodasi, Adinda Yuanita beserta jajaran pengurus pusat mengatakan sejumlah agenda penting akan dibahas dalam Rakernas, salah satunya mempersiapkan atlet dan kuda untuk ikut Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 di Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh mendatang.
"Dalam Rakernas nanti setiap komisi di Pordasi akan membahas program kerja untuk 2023 ini termasuk persiapan kita di PON 2024 yang akan datang," cakapnya dalam keterangan pers di Zamrud Room, Komplek Perumahan Dinas Bupati Siak, Jumat (27/1/2023).
Kata Triwatty, Pordasi juga akan membahas revisi aturan-aturan dalam pertandingan pacu kuda menjadi lebih profesional, sehingga Olahraga berkuda ini mampu berprestasi dan bersaing di kancah internasional. "Kita juga akan merevisi yang cukup signifikan terhadap aturan pertandingan di Horseback Archery (Pemanah dengan berkuda) biar ke depan itu lebih aman," katanya.
Komitmen Pengembangan 5 Komisi
Ketua Umum PP Pordasi Triwatty Marciano didampingi Sekretaris Jenderal PP Pordasi Adinda Yuanita dan jajaran mengatakan, Rakernas di Siak bertema tranformasi Pordasi menuju prestasi dunia. Dalam Rakernas di Siak ini pihaknya akan mempertegas komitmen untuk pengembangan lima komisi yang ada di Pordasi.
Lima komisi yang dikembangkan oleh Pordasi adalah equestrian, pacu, polo, horseback archery dan peternakan.
"Saya berharap dengan aktifnya Pordasi Riau di bawah kepemimpinan Pak Alfedri, Riau bisa menjadi salah satu kontingen pada PON 2024 di Aceh-Sumatra Utara," kata dia.
Ia menyampaikan, Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan sport industri dan sport tourism di setiap provinsi di Indonesia. Sedangkan Pengprov Pordasi di Indonesia yang aktif sudah 23 Pengprov.
"23 Pengprov itu berlainan karakternya. Riau mungkin kuat horseback archery dan pacu. Karena di Riau banyak pesantren dan sudah membangun venuenya," kata dia.
Triwatty mengatakan, ia sudah berbincang dengan Bupati Siak Alfedri terkait pengembangan sekolah berkuda di Riau. Ia melihat Riau mempunyai potensi untuk pengembangan sekolah berkuda dimaksud.
Sedangkan Rakernas di Siak digelar campuran online dan offline. Sebanyak 13 provinsi hadir offline dan lainnya online.
"Kita sengaja lakukan hybrid awalnya karena pandemi Covid 19," kata dia.
Di dalam Rakernas ini, mengenai komisi peternakan dan registrasi kuda, lebih membicarakan resgitrasi kuda. Pasalnya, masing-masing kuda harus ada catatan administrasinya berupa akte. Setiap kuda yang didaftarkan di Pordasi harus punya akte. "Selain itu kita juga menyosialisasikan anti doping," kata dia.
Pada komisi pacu, Rakernas akan fokus untuk mempersiapkan PON 2024 di Aceh - Sumut. Kemudian dipersiapkan untuk kualifikasi. Beserta persiapan pacu kuda tradisional memperebutkan piala presiden.
"Kita juga membicarakan untuk melaksanakan festival kuda tradisional," kata dia.
Sedangkan pada komisi equestrian, Rakernas fokus persiapan babak kualifikasi dan PON 2024. Pordasi juga ingin membentuk kelompok berkuda bagi anak berkebutuhan khsusus. Dan di komisi Polo, Rakernas akan mengembangkan polo arena.
Pada komisi horseback archery Rakernas fokus pada aturan pertandingan, yang telah ada di dalam Pordasi. Sebab komisi ini pacuan berbahaya karena membawa alat panah. "Ini yang menjadi perhatian kita agar kegiatan ini jangan disalahgunakan," kata dia.
Di luar bidang pertandingan pihaknya juga mencoba bagaimana memperbanyak pelatihan kepada pemelihara kuda itu sendiri. Terakhir akan menerbitkan aturan yang menunjang utuk pengembangan olahraga ini.
"Kita juga harus memikitkan bagaimana kita mempunyai sarana prasarana di mana -mana. Tidak mungkin kita mengembangkan olahraga berkuda tanpa ada sarana prasarana," kata Ketum.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |