
PERAWANG (CAKAPLAH) - Pemberdayaan dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) oleh PT Arara Abadi APP Sinar Mas berhasil mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan.
Sebagai mana diketahui, saat ini Riau akan memasuki musim panas. Sebagai daerah yang memiliki kawasan hutan yang luas dan rawan kebakaran hutan, harus ada langkah pencegahan yabg dilakukan sedari dini.
Selain kebijakan dan langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah, mengubah pola pikir masyarakat menjadi salah satu bagian penting yang harus ada. Dengan demikian, warga setempat selaku pihak yang berada di area rawan kebakaran lahan, bisa menjadi tameng utama untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan, yang pernah menjadi bencana tahunan di Provinsi Riau beberapa tahun lalu.
Masyarakat yang ada di sekitaran kawasan konsesi saat ini sudah terbuka pikiran untuk membuka lahan dengan tidak membakar hutan, namun memiliki penghasilan yang jauh lebih meningkat dibandingkan dengan membakar hutan.
Seperti dikawasan Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang, Distrik Minas - Rasau Kuning, Desa Pinang Sebatang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak yang mendapatkan program DMPA tersebut.
Warga di sana mendapatkan pinjaman lunak dan mengembangkan usahanya berupa perikanan, pertanian dan juga perkebunan. Bahkan dari 2 hingga 3 hektare lahan, menghasilkan sekitar 60 juta perbulannya, untuk 11 anggota, dengan tanaman jagung, padi, sorgum, dan budi daya ikan.
Ketua Kelompok Tani, Alek Safirman mengatakan, pihaknya memodifikasi pembukaan lahan tanpa membakar lahan.
"Dalam satu bulan kami mendapatkan sekitar Rp5 juta sampai Rp10 juta per bulan," katanya.
Selain DMPA, program CSR perusahaan yang menjadi salah satu solusi menghentikan praktik membakar lahan, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat Riau, seperti program PT Arara Abadi-PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk- APP Sinar Mas Regional Riau.
Seperti yang dijalankan oleh Industri Kecil Menengah (IKM) Tunas Harapan, yang berlokasi di Jalan Batin Galang, Tualang, Kec. Tualang, Kabupaten Siak, dengan membuat kerajinan tangan anyaman dari tali packing ball perusahaan, yang sebelumnya hanya menjadi limbah perusahaan yang terbuang.
Tali tersebut diolah menjadi berbagai anyaman, mulai dari pot bunga, keranjang belanja, tikar, gerendong sepeda motor, dan sebagainya, dengan harga jual yang cukup tinggi.
Pendiri IKM Tunas Harapan, M Nur mengatakan, berawal dari dirinya membuat anyaman pot bunga, dengan memungut limbah tersebut, kemudian camat setempat sempat melihat hasilnya yang sangat menarik dan berkualitas. Hingga akhirnya ia diajak untuk ikut pameran UMKM, dan 64 anyaman karyanya ludes dalam waktu 30 menit. Hingga akhirnya ia bersama camat datang ke perusahaan, dan menawarkan kerjasama, lalu disambut hangat perusahaan.
"Berawal dengan anggota 3 orang pada tahun 2008, hingga pada tahun 2019 jumlah anggota mencapai 90 orang. Namun karena pandemi Covid-19, jumlah bahan baku dari perusahaan menjadi berkurang, dan hingga saat ini beranggotakan lebih kurang 50 orang. Alhamdulillah warga bisa berpenghasilan hingga Rp1,5 juta per orang setiap bulannya, dengan bekerja sambilan di rumah, kebanyakan ibu-ibu, dan mereka bisa bawa pulang sambil mengerjakan pekerjaan rumah," kata M Nur.
Sementara itu, Sosial Community Engagement Head PT AA-APP Sinar Mas, Deni Wijaya mengatakan, lokasi tersebut merupakan area terpencil, namun rawan kebakaran lahan. Pada tahun 2016 lalu area itu pernah terbakar habis dan banyak masyarakat dirugikan.
Sejak adanya pemberdayaan dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), area itu semakin aman, dan masyarakat di area itu juga menjadi garda terdepan pencegahan terjadinya kebakaran lahan.
"Kita terus berupaya untuk mencegah Karhutla, selain itu mengubah pola pikir masyarakat, dan membantu perekonomian masyarakat," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |






















01
02
03
04
05




