


SIAK (CAKAPLAH) - Bupati Siak Alfedri meresmikan pemakaian dan pemanfaatan bank sampah baru di Kampung Tumang, Kecamatan Siak.
Bank sampah itu nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat setempat untuk bertransaksi menukarkan sampah rumah tangga baik organik dan non organik menjadi pundi-pundi rupiah.
Bupati Siak, Alfedri mengapresiasi pemerintah Kampung Tumang yang menginisiasi dibangunnya bank sampah. Tentunya hal itu bisa menjadi contoh bagi kampung lain agar lingkungan di daerahnya terjaga dari sampah rumah tangga.
"Inovasi yang dibuat Penghulu Tumang patut kita apresiasi. Implementasi Siak Hijau yang membawa Siak meraih 5 kali penghargaan Adipura dari KLHK, salah satunya dengan pemanfaatan limbah sampah seperti ini," cakapnya di Siak, Kamis (9/3/2023).
Menurut Alfedri, bank sampah itu sangat signifikan mengurangi sampah bersumber dari rumah tangga. Sebab masyarakat pasti memilih menikarkan sampahnya ke bank sampah daripada membuang percuma.
"Pengelola bank sampah harus inovatif juga, selain bisa ditukar dengan uang juga bisa di tukar voucher PLN, air atau pulsa, gitu. Tapi spiritnya sudah ada di Tumang kita apresiasi pemerintah kampungnya," sarannya.
Alfedri juga sering mengingatkan di setiap kesempatannya berkunjung ke kampung-kampung agar tidak ada lagi belanja memakai pelastik, dan anak sekolah disarankan membawa tumbler ke sekolah.
"Anak sekolah kita ada 81 ribu siswa, jika setengah aja yang mengungakan botol minuman tumbler, pasti berkurang kita mengunakan bahan kemasan plastik," katanya.
Penghulu Tumang, Abdul Minan Putra mengatakan keinginannya mendirikan bank sampah karena melihat pesatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan pasar yang mengakibatkan penumpukan sampah.
"Kami berpikir dengan pertumbuhan penduduk 133 kepala keluarga dan berkembangnya pasar yang ada di Tumang tentu akan menimbulkan masalah baru yaitu sampah kalau tidak kita siasati ini ke depan malah menjadi masalah besar," katanya.
Untuk menyiasatinya, pemerintah kampung bersepakat membangun bank sampah, bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dan satuan sekolah di Tumang dengan mencontoh konsep bank sampah yang ada di Kabupaten Siak di bawah DLH, dengan mekanismenya sampah yang berasal dari rumah tangga terutama non organik bisa dijual.
"Kita juga beri kemudahan, jika warga tidak sempat mengantar sampahnya bisa dititipkan dengan anaknya yang sekolah di SD 10 Tumang, karena di situ ada posnya kemudian nanti petugas membawa ke bank sampah. Kami dorong BUMK untuk mengelola usaha ini," katanya.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |























01
02
03
04
05


















