JAKARTA (CAKAPLAH)- Ketua DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) 2023 Puan Maharani menerima kunjungan President of National Assembly of Laos, Xaysomphone Phomvihane.
Dalam pertemuan bilateral itu, kedua pimpinan parlemen sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor, termasuk dalam peningkatan investasi.
Dalam kesempatan tersebut, Puan mengapresiasi nilai perdagangan bilateral Indonesia-Laos yang mengalami peningkatan secara signifikan, dari semula sebesar 45 juta dolar AS pada tahun 2021, menjadi 194 juta dolar AS pada tahun 2022. Ia berharap nilai perdagangan Indonesia-Laos dapat terus ditingkatkan.
Apalagi pada investasi, Indonesia dan Laos telah membicarakan rencana keterlibatan Indonesia dalam pembangunan berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Laos seperti pengadaan kereta api dari PT INKA untuk Petrotrade Laos Public Company. Kemudian Indonesia juga tertarik untuk bekerja sama imbal dagang (counter trade) pembelian potasium dari Laos mengingat potensi tambang potasium yang besar di sana.
Puan berharap DPR dan Parlemen Laos dapat mendorong realisasi rencana-rencana tersebut, termasuk pada rencana kerja sama investasi pembangunan pabrik pupuk di Laos oleh BUMN Indonesia.
“Saya juga berharap, Parlemen Laos dapat memberi dukungan penuh sehingga tindak lanjut hal tersebut dapat segera diwujudkan. Dan untuk memperkuat kerja sama ekonomi, saya juga mendorong realisasi pembukaan akses penerbangan langsung antara Indonesia dan Laos,” tuturnya dalam pertemuan itu, Rabu (9/8/2023).
Di bilateral meeting tersebut, Puan dan Ketua Parlemen Laos sempat menyinggung sejumlah isu yang dibahas dalam Sidang Umum AIPA di Jakarta yang masih berlangsung ini. Salah satunya terkait penyelesaian konflik di Myanmar.
“Kita juga bersama-sama sepakat mendorong perdam42+429aian di Myanmar, tentang implementasi lima poin kesepakatan agar segera dilaksanakan oleh Myanmar sehingga terjadi perdamaian yang ada di Myanmar,” terangnya.
Hubungan bilateral Indonesia dan Laos sendiri sudah terjalin selama 66 tahun dan terus mengalami peningkatan. Terlebih antara Indonesia-Laos telah membentuk ‘Komisi Bersama untuk Kerja Sama RI-Laos’ sejak tahun 2013 yang diharapkan dapat menemukan solusi bersama atas masalah yang dihadapi oleh Indonesia-Laos.
Sebelumnya diawal pertemuan, Puan menceritakan tentang sejarah Gedung DPR terutama Gedung Nusantara yang menjadi lokasi pertemuan. Kepada Ketua Parlemen Laos, ia mengatakan gedung yang juga dikenal dengan sebutan Gedung Kura-kura ini dibangun atas gagasan Presiden pertama RI, Sukarno.
“Semula gedung ini dibangun untuk menjadi tempat penyelenggaraan Conference of The New Emerging Forces (CONEFO). Pendirian CONEFO yang juga gagasan Presiden Sukarno, untuk menciptakan perdamaian, dan sebagai kekuataan baru selain PBB,” tutur Puan.
“Gedung Nusantara berbentuk menyerupai kepakan sayap burung yang siap untuk terbang. Hal ini menggambarkan simbol kekuatan bangsa Indonesia yang akan bangkit menuju masa depan yang cerah,” ujarnya.
Puan pun menyampaikan terima kasih kepada Ketua Parlemen Laos yang berkenan menghadiri langsung pelaksanaan Sidang Umum AIPA di Jakarta. Menurutnya, acara tersebut merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat persatuan, dan soliditas, serta memperkokoh sentralitas ASEAN.
“Komitmen ASEAN yang kuat merupakan modal bersama bagi kita untuk merespons permasalahan di kawasan. DPR RI memandang penting diplomasi parlemen baik secara bilateral, regional, dan global. Diplomasi Parlemen perlu dilakukan untuk memperkuat diplomasi antar Pemerintah,” papar Puan.
Penulis | : | Edison |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |