

PEKANBARU (CAKAPLAH) - Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun mengakui jika pihaknya memang sulit mendeteksi keberadaan Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) di Kota Pekanbaru.
Karena jika ada kedekatan antara lelaki dan lelaki atau perempuan dengan perempuan, hal tersebut tak bisa langsung dikatakan sebagai LGBT. Apalagi jika keduanya mengaku berteman.
"Kita sangat ingin Pekanbaru bebas dari LGBT. Cuma sekarang masalahnya kita sulit mencari LGBT, karena dia itu kedekatan lelaki dan lelaki, atau perempuan sama perempuan, itukan tak bisa langsung kita bilang mereka LGBT," ujar Muflihun, Jumat (11/8/2023).
Untuk itu dikatakan Muflihun pendidikan sejak dini sangat dibutuhkan. Dirinya sudah menyampaikan kepada Dinas Pendidikan (D) agar menjadikan ini pembelajaran edukasi di usia dini seperti PAUD, TK kemudian juga SD.
"Untuk anak-anak ini kan dua penanggungjawabnya yaitu guru dan orang tua. Kalau anak itu di rumah orang tuanya yang bertanggung jawab dan kalau di sekolah tentu guru. Sepenuhnya rang tua juga tak bisa karena ada jam dia tak dirumah, begitu juga tidak bisa guru sepenuhnya, karena sebagian jam anak ini di rumah," Cakapnya.
Untuk memang diperlukan kolaborasi antara orang tua dan guru untuk memberikan pendidikan sejak dini khususnya terkait perilaku menyimpang ini.
"Kalau ada perilaku anak mencurigakan, kita wajib mempertanyakan. Memang sekarang ini harus ada ikatan emosional antara orang tua dan anak. Jangan hari ini yang muncul, ketika orang tua sibuk kemudian anaknya mandiri. Kita khawatir mandiri ini banyak pengaruh tak baik. Makanya kita berharap juga ada waktu ruang antara orang tua dan anak dan juga dialog juga antara guru dan murid," harapnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |






















01
02
03
04
05






