ROHUL (CAKAPLAH) - Pro Kontra penolakan kehadiran artis ibukota Siti Badriah dalam acara Pesta Rakyat memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-24 Rokan Hulu menuai tanggapan beragam dari sejumlah tokoh masyarakat. Salah satunya dari mantan Wakil Ketua DPRD Rohul Muhamad Syahril Topan. Ia mengharapkan, pro kontra kehadiran Siti Badriah dalam Pesta Rakyat HUT Rohul hendaknya disikapi secara arif dan bijaksana.
Topan menyayangkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan beberapa kelompok masyarakat menolak kehadiran Siti Badriah terkesan memaksakan kehendak tanpa memberi opsi jalan tengah.
"Harus pakai kepala dinginlah, jangan memaksakan, seharusnya orang-orang yang sudah kafaah itu hatinya lebih lembut " cakap topan Jumat (13/10/2023).
Topan mengatakan, secara prinsip dirinya menghormati hak-hak warga negara menyampaikan pendapat, namun penyampaian pendapat itu hendaknya dilakukan dengan cara-cara santun dan tidak memaksakan kehendak.
"Saya lihat video demonya, cuma saya cukup miris dan menyayangkan adanya insiden perampasan mic di saat Asisten 1 menjelaskan. Saya tidak membela Pemerintah, tapi yang tegak di depan itu kan mewakili pemerintah yang sedang menjelaskan, dia kan masih saudara kita juga orang Rohul, tugas dia menjawab," cakap Topan.
"Ada juga saya dengar mau bawa masa saat acara berlangsung, apa mau sengaja ingin membenturkan antara yang mendukung dan yang menolak ini kan nggak patut," imbuhnya.
Kalau persoalan penolakan terhadap penampilan artis, kata Topan, hal itu seharusnya bisa didiskusikan dengan tetap menjaga etika adat istiadat Rokan Hulu. Bahkan, dari penjelasan Asisten 1, pemerintah telah membuat klausul dalam kontrak dimana, penampilan artis itu tetap akan mengedepankan etika dan adat istiadat Rohul.
"Hiburan rakyat ini kan tiap tahun ada, tetapi kenapa baru sekarang dipersoalkan. Masalah hiburan ini kan soal suka tidak suka. Kalau yang suka silahkan nonton, yang tak suka jangan nonton," Ujarnya.
Topan mengajak semua pihak untuk melihat kegiatan HUT Rohul ke-24 dari aspek positif seperti mengangkat ekonomi kecil menengah karena dengan acara itu menimbulkan keramaian dan gairah ekonomi.
"Harusnya kita punya pola pikir yang lebih maju dan melihat persoalan ini secara arif. Artis itu kan manusia juga dan cari makan juga, jangan lah menilai semua orang itu hina," katanya.
"Kalau masalah penampilan penjelasan pemerintah saya rasa sudah clear tetap menyesuaikan etika dan adat istiadat. Justru kita berharap dengan adanya penekanan mengikuti adat istiadat kita itu bisa menyentuh hati sang artis sehingga menjadi kebiasaan baik baginya ke depan," tutup Topan.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |