
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Lembaga Pendamping Masyarakat Gotong Royong menggelar Forum Discussion Group bertajuk literasi keuangan, Kamis (19/10/2023) di Mona Plaza Hotel Pekanbaru. FGD ini membahas terkait perkembangan ekonomi kerakyatan di era digitalisasi.
FGD yang dihadiri 70 peserta pelaku UMKM dari Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar ini menghadirkan narasumber utama dari Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau, Perwakilan Anggota DPR RI Komisi XI Marsiaman Saragih.
Kemudian Dr Adi Rahmat SE MM dari kalangan akademisi, dan Iwan dari praktisi UMKM yang telah berhasil memanfaatkan media sosial untuk membangun usahanya. Jhon Sinaga SH MH seorang jurnalis dan advokat dari Kampar menjadi moderator diskusi.
Digitalisasi telah mengubah pola ekonomi masyarakat terutama dengan adanya e-commerce. Ekonomi kerakyatan tidak bisa tidak dengan menjadi digital telah memberi peluang besar terutama bagi tumbuhnya entrepreneur baru.
Sebagai contoh bu-ibu atau siapapun yang suka memasak dan ingin membuat restoran yang sebelumnya harus menyewa tempat untuk membikin restoran, kini dari dapur semuanya bisa dikirim ke pelanggan.
"Itu menumbuhkan entrepreneurship baru. Dalam hal ini media sosial menjadi alat yang sangat berguna dan perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jadi itu semua merupakan simbiosis mutualisme," ujar Marsiaman Saragih.
Peran pemuda pelajar menurut Marsiaman dalam ekonomi digital sangat penting. Mereka memiliki potensi untuk menjadi penggerak inovasi, menciptakan solusi teknologi baru, dan mendukung pertumbuhan sektor ekonomi digital melalui kreativitas dan keahlian digital mereka.
"Pemuda pelajar bisa terlibat dalam pengembangan aplikasi, platform e-commerce, konten digital, serta berkontribusi dalam pemanfaatan teknologi untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi," ujarnya.
Melalui pendidikan, pelatihan, dan kolaborasi dengan industri, mereka dapat membentuk masa depan ekonomi digital yang berkelanjutan.
Dengan demikian diharapkan masyarakat ikut terdorong menikmati kemajuan ekonomi serta mengambil manfaat positifnya dan tidak lagi hanya menjadi pengguna platform digital dengan beragam dampak negatifnya.
Pelaku usaha mikro yang diharapkan dapat meningkatkan omset usahanya dengan memanfaatkan digitalisasi ekonomi, termasuk menggunakan marketplace dan aplikasi media sosial.
Di akhir diskusi, peserta diskusi yang didominasi kaum perempuan itu meminta agar diadakan lagi diskusi serupa dengan topik yang menurut mereka sangat penting yaitu tentang tata kelola keuangan usaha mikro, tata cara pendirian badan usaha, dan bagaimana bisa mengakses modal dari perbankan.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |













01
02
03
04
05




