PEKANBARU (CAKAPLAH) - Penjabat (Pj) Gubernur Riau, SF Hariyanto membuka 2nd Sawit Indonesia Expo and Conference (SIEXPO) 2024 di Pekanbaru Convention and Exhibition (Ska-Coex), Riau Kamis (8/8/2024).
Dalam sambutannya, SF Hariyanto menyampaikan pameran SIEXPO 2024 ini diselenggarakan dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT k-79 Kemerdekaan Indonesia dan HUT ke-67 Provinsi Riau pada 9 Agustus 2024.
Menurutnya melalui pameran ini diharapkan menjadi ajang promosi baik bagi pemerintah maupun pelaku usaha, serta memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya menggambarkan pengelolaan Perkebunan sawit di Riau yang berkelanjutan, baik aspek sosial ekonomi maupun lingkungan.
“Kami menyampaikan selamat menyelenggarakan pameran Sawit Indonesia Expo, semoga acara ini berjalan dengan lancar sesuai harapan kita semua,” ucap Hariyanto.
Hadir dalam pembukaan SIEXPO 2024 antara lain M.Nasir (Anggota DPR RI Komisi VII), Dr. Gulat ME Manurung (Ketua Umum APKASINDO), Rini Hartatie (Wakajati Riau), Eddy Martono (Ketua Umum GAPKI), Dr. Syahrial Abdi (Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau), KH. Rusli Ahmad (Ketua Santri Tani NU), dan Dr. Rusman Heriawan (Wakil Menteri Pertanian RI 2011-2014). Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Ketua Panitia Pelaksana SIEXPO 2024, Qayuum Amri mengatakan, Majalah Sawit Indonesia telah menunaikan janjinya untuk kembali mengadakan gelaran yang pertama kali diselenggarakan pada 2023 lalu. Dia berharap, acara tahun ini bisa berkontribusi terhadap pembangunan industri kelapa sawit dan kesejahteraan masyarakat di Riau.
“Maka itu kami di SIEXPO kali ini kami mengambil tema “Kemitraan dan Penguatan Produktivitas Sawit di Indonesia” dari 8-10 Agustus 2024. Kami meyakini bahwa Riau merupakan barometer sawit nasional,” ujarnya.
Dikatakannya, acara tahun ini mengalami perbedaan. Pada tahun lalu ada 100 peserta pameran, sekarang sudah ada 150 peserta yang menampilkan benih, pupuk, pestisida, sarana prasana hingga produk agrokimia.
Di samping itu, kata dia, kepesertaan event ini juga sudah go internasional, terbukti keikutsertaan perusahaan dari Malaysia, Singapura, Tiongkok, India, hingga Jerman.
“Ini membuktikan bahwa kegiatan ini sesuai target dari Bang Gulat Manurung sebagai dewan pengarah, harus naik kelas,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Dr. Ir. Gulat Medali Emas Manurung, MP., C.APO mengatakan dalam sambutannya, acara ini momentum bagi kebangkitan sawit nasional.
“Melihat Riau yang maju, karena ada 4,1 juta hektar lahan sawit menurut KLHK 2021. Faktanya 68 persen ekonomi sawit itu ditolong petani,” ujar Ketua Dewan Pengarah SIEXPO 2024 itu.
Menurutnya, ekonomi Riau sangat tergantung terhadap petani sawit. Buktinya, ujar Gulat, saat harga tandan buah segar (TBS) kurang dari Rp1.500, mahasiswa keluarga petani sawit 90 menunggak kuliah.
“Saat ini tidak ada satupun showroom yang kosong penjualannya, tidak ada kredit macet, kenapa, karena petani sawit di riau meneirma harga rata rata Rp2.600- Rp3.050 per kg. Tepuk tangan untuk Disbun yang selalu menjaga harga TBS Riau. Ekonomi Riau positif jika harga sawit naik,” jelasnya.
Anggota DPR Komisi VII DPR RI, Muhammad Nasir mengatakan bahwa ekonomi di Riau ini sudah baik dan bertambah baik karena sawit. Bahkan, ketika wabah Covid melanda, ekonomi Riau tetap terjaga lantaran ada komoditas sawit.
“Adapun akhir-akhir ini ada masalah lahan sawit, tapi bagi saya masyarakat ini tidak usah dipermasalahkan soal tanah karena Keputusan SBY lewat perpres bahwa 2 hektar pun diizinkan biarpun hutan lindung. Itu pada zaman SBY. Saya yakin di zaman Prabowo ini lebih bagus karena ketika berkunjung ke Riau, beliau ingin harga CPO ini kita yang buat, dan kita tidak ketergantungan dari luar,” ujar Nasir.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Dr. Syahrial Abdi, AP, M. Si yang hadir juga mengapresiasi tema yang diangkat dalam seminar acara di SIEXPO kali ini yakni
“Kemitraan, Konsistensi dan Strategi Penguatan Produktivitas Industri Sawit Indonesia”. Sebab, 6,7 juta rakyat Riau bergantung pada sektor sawit ini.
"Kami juga berkomitmen memperbaiki dari hulu itu adalah isu lahan, di tengah itu perizinan, budidaya dan terakhir di tata niaga. Kemarin itu hebohnya di kawasan hutan, PSR itu tidak terserap dengan baik. Kemudian ada perintah gerecep STDB (Surat Tanda Daftar Budidaya), ada PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap), program Jokowi bagi bagi Sertifikat Hak Milik [SHM], kemudian hari ini memandang komoditas sawit yang menjadi penting bagi Riau karena 60 persen perekonomian riau bergantung di sana," ujarnya.
Editor | : | Unik Susanti |
Kategori | : | Serantau |