BANGKINANG (CAKAPLAH) - Memperingati Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia adalah hari antar bangsa untuk Pendidikan Kesehatan mental, kesadaran dan pembelaan dunia melawan stigma sosial.
Pada tahun ini Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang menggelar Penyuluhan Kesehatan tentang Gangguan Depresi pada Kamis (10/10/2024) dengan narasumber dr Dessi Wahyuni, Sp, KJ.
Dalam pemaparannya dr Dessi Wahyuni menyampaikan beberapa gejala depresi, diantaranya Sedih/murung setiap waktu, Rasa tidak berguna/rasa bersalah, Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, Harga diri dan kepercayaan diri berkurang, Gangguan Tidur, Gagasan/perbuatan membahayakan diri/
bunuh diri, gangguan ola makan, Konsentrasi/ perhatian berkurang, Tidak bertenaga,
mudah Lelah, dan kehilangan minat.
Ia menambahkan, depresi terdapat pada 20%-30% pasien di layanan primer, baik sebagai diagnosis sendiri maupun komorbid dengan diagnosis fisiknya.
Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2004: terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dengan penyakit kronis (penyakit jantung, asma, artritis) di masyarakat, dan penyakit jantung memiliki hubungan yang terkuat (Idaiani S, Bisara D, 2009).
Adapun dampak depresi terhadap kesehatan dan fungsi dari sisi mortalitas adalah Faktor utama kematian akibat bunuh diri. Kemudian kecelakaan fatal akibat konsentrasi dan perhatian terganggu dan kematian akibat penyakit yang terkait atau yang diakibatkan (mis. penyalahgunaan alkohol).
Kemudian dari sisi morbiditas menyebabkan percobaan bunuh diri, kecelakaan, menyebabkan penyakit/somatisasi, kehilangan pekerjaan. gagal di sekolah/karir dan penyalahgunaan alkohol/zat. Kemudian dari sisi sosial menyebabkan kalutara disfungsional. Mangkir. produktivitas berkurang, cedera terkait pekerjaan dan kualitas pekerjaan buruk.
Dalam kesempatan ini dr Dessi juga menyampaikan hubungan antara depresi dan penyakit fisik. Depresi berhubungan dengan faktor-faktor risiko penyakit kronis dan gaya hidup (merokok, pola makan) yang memperburuk kesehatan fisik. Depresi memiliki beberapa efek biologis yang secara langsung mempengaruhi fisik.
Depresi yang komorbid dengan penyakit fisik mempengaruhi kepatuhan terapi dan perubahan perilaku yang direkomendasikan dokter dan memperlambat pencarian pertolongan medis.
Kapan mencurigai depresi? Dr Dessi menjelaskan bahwa gejala yang banyak dan kabur (misal gastro-intestinal,kardiovaskular, neurologis), kelelahan atau gangguan tidur, nyeri kronik (misal nyeri punggung, nyeri kepala), penyalahgunaan zat (alkohol atau obat-obatan), dua atau lebih penyakit kronik, kehilangan minat terhadap aktivitas seksual, umur lanjut, obesitas, kerabat tingkat pertama dengan riwayat depresi, lingkungan rumah yang miskin, kesulitan keuangan, perubahan hidup yang besar, kehamilan atau pasca persalinan, dan terisolasi dari pergaulan social.(adv)
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |