

(CAKAPLAH) - Take over KPR bisa jadi solusi menarik buat kamu yang ingin pindah ke bank dengan suku bunga lebih rendah atau mendapatkan skema cicilan yang lebih ringan. Banyak orang tergoda dengan berbagai penawaran menarik tanpa menyadari bahwa ada biaya tersembunyi yang bisa membengkakkan pengeluaran. Sebelum memutuskan, pastikan kamu melakukan simulasi take over KPR agar tidak kaget dengan biaya tambahan yang muncul di kemudian hari.
Apa Itu Take Over KPR?
Take over KPR adalah proses pemindahan pinjaman rumah dari satu bank ke bank lain. Tujuannya bisa bermacam-macam, mulai dari mendapatkan bunga yang lebih rendah, memperpanjang tenor cicilan, atau mendapatkan tambahan dana dari bank baru. Meskipun terlihat menguntungkan, ada beberapa biaya yang sering kali tidak diperhitungkan sejak awal.
Biaya Tersembunyi yang Wajib Diperhatikan
1. Biaya Pelunasan Dipercepat
Jika kamu ingin pindah ke bank lain, bank lama biasanya akan mengenakan biaya pelunasan dipercepat. Biaya ini bisa mencapai 1-3% dari sisa pokok pinjaman. Misalnya, jika sisa pinjaman kamu Rp300 juta dan bank menerapkan biaya 2%, kamu harus membayar Rp6 juta hanya untuk melunasi pinjaman lebih awal.
2. Biaya Provisi Bank Baru
Saat mengajukan KPR take over, bank baru akan mengenakan biaya provisi. Biaya ini umumnya berkisar antara 0,5-1,5% dari total pinjaman yang disetujui. Jadi, kalau pinjaman baru yang kamu ambil Rp500 juta dengan biaya provisi 1%, berarti kamu harus membayar Rp5 juta di awal.
3. Biaya Notaris dan Akta Perjanjian Baru
Setiap transaksi KPR memerlukan dokumen hukum yang sah, termasuk saat take over KPR. Kamu harus membayar jasa notaris untuk pengurusan Akta Jual Beli (AJB), Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT), dan Balik Nama Sertifikat. Biaya ini bisa mencapai Rp5-10 juta tergantung lokasi dan kompleksitas dokumen.
4. Biaya Appraisal (Penilaian Ulang Properti)
Bank baru akan menilai kembali harga properti sebelum menyetujui take over KPR. Biaya appraisal ini berkisar antara Rp1,5-5 juta tergantung pada jenis dan lokasi properti. Jika hasil appraisal lebih rendah dari harapan, jumlah pinjaman yang disetujui bisa lebih kecil dari yang kamu butuhkan.
5. Biaya Asuransi Jiwa dan Asuransi Properti
Sebagian besar bank mewajibkan nasabah untuk memiliki asuransi jiwa dan asuransi properti dalam skema KPR. Jika polis lama tidak bisa dipindahkan, kamu harus membeli polis baru yang berarti ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan.
Tips Agar Tidak Terjebak Biaya Tersembunyi
1. Gunakan Kalkulator Take Over KPR
Sebelum memutuskan untuk take over, gunakan kalkulator take over KPR yang tersedia di berbagai situs perbankan atau platform keuangan. Alat ini bisa membantumu memperkirakan besarnya cicilan baru, biaya yang harus dibayar, dan potensi penghematan yang didapatkan.
2. Bandingkan Penawaran dari Beberapa Bank
Jangan langsung tergiur dengan satu penawaran saja. Bandingkan beberapa bank untuk mendapatkan skema take over KPR yang paling menguntungkan, baik dari segi bunga, biaya administrasi, maupun fleksibilitas cicilan.
3. Perhitungkan Semua Biaya dengan Cermat
Jangan hanya melihat bunga yang lebih rendah, tapi hitung juga seluruh biaya tambahan yang harus kamu bayar. Terkadang, biaya tersembunyi bisa membuat take over KPR menjadi tidak sehemat yang kamu bayangkan.
4. Konsultasikan dengan Pihak Bank dan Notaris
Jangan ragu untuk bertanya langsung kepada bank dan notaris mengenai biaya yang harus kamu tanggung. Dengan begitu, kamu bisa menghindari kejutan tak terduga saat proses take over KPR berjalan.
Dengan memahami biaya-biaya tersembunyi ini, kamu bisa lebih cermat dalam mengambil keputusan dan memastikan bahwa take over KPR benar-benar menguntungkan. Jangan lupa untuk selalu melakukan simulasi dan perhitungan matang sebelum mengambil langkah besar dalam keuanganmu!
Penulis | : | Mela |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serantau |























01
02
03
04
05



