PEKANBARU (CAKAPLAH) - Bertuah Akshara Simphony (BAS) berkesempatan tampil pada acara Perayaan Cap Go Meh, yang dihelat oleh Mal SKA. Dalam Penampilannya, BAS menghadirkan peralatan musik dari barang- barang bekas, seperti periuk, kuali, teflon, gallon air mineral, velg mobil, kunci bekas, gallon cat dan drum plastik.
Untuk diketahui, BAS bernaung di bawah Indonesia Marching Arts Association (IMAA), ialah kumpulan beberapa orang insan marching band. Mereka adalah para remaja yang duduk di sekolah lanjutan dan perguruan tinggi di Pekanbaru, Riau, yang diasih Rahma Dul Wahid (Amek).
“Dalam perjalanan kehidupan para remaja, mungkin seringkali penuh dengan riak- riak keluhan dan ungkapan energi ketidakmampuan, memanisfestasikan suatu keputusasaan. Sehingga, tidak jarang menjadikan gelap sebagai sebuah pilihan. Bagi BAS hal ini bukan keluhan dan keputusasaan, tetapi merupakan proses penerimaan terhadap sebuah dinamika yang pada akhirnya membuat para remaja mampu menemukan dirinya sendiri untuk berkreasi. Para remaja memiliki tugas mulia sebagai pembangun peradaban, memiliki spirit yang agung, budaya, potensi dan daya cipta," ujar Stede Jalingga selaku Chief Executive Officer IMAA.
Sementara, Rahma Dul Wahid (Amek) selaku Chief Operation Officer IMAA mengatakan kegiatan tersebut berangkat dari barang-barang bekas, menjadi alat musik untuk menyalurkan kreatifitas dibidang seni. Mendukung gerakan Go Green dengan mengumpulkan limbah plastik pada car free day kemudian dikonversi menjadi uang untuk menunjang kebutuhan properti kreatifitas. Inilah yang sedang dilakukan oleh BAS, langkah kecil dan permulaan. Ia meyakini, bahwa langkah kecil ini akan menjadi sebuah perjalanan besar.
“Tidak ada jalan pintas dan instan. Yakini bahwa pasti selalu ada sebuah bintang yang lebih terang. Di dalam situasi apapun, pasti ada suatu jawaban yang benar dan suatu cara terbaik untuk melakukan sesuatu dengan benar," tambah IF Setya Putra selaku Chief Governing Board IMAA.
Sementara, Fachri Yasin selaku Chief Supervisory Board IMAA mengatakan, kreatifitas tersebut memiliki potensi untuk disosialisasikan ke sekolah-sekolah, yaitu menciptakan alat musik dan seni berbiaya sangat murah dengan memanfaatkan barang-barang bekas.
"Banyak peluang dan rahasia yang
terbentang di dunia ini, tinggal masalah mau atau tidak untuk menemukan dan memanfaatkan peluang-peluang dan rahasia-rahasia yang tersembunyi tersebut," cakapnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serantau |