PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau, Ervin Rizaldi mengatakan bahwa Pulau Rupat dan Pulau Basu menyimpan potensi biodiversity yang khas dengan keunikannya masing-masing.
Hal itu dikatakan Ervin saat acara Workshop Pembangunan Ekowisata pada Bentang Alam Pulau Gambut dan Basu Provinsi Riau, Selasa (10/12/2019).
"Wilayah estuaria di pesisir dan pantai menjadi sangat kaya, namun sifat jenisnya sangat rawan jika terjadi perubahan," ucap Ervin.
Selain itu, Pulau Rupat dan Pulau Basu merupakan jalur migrasi puluhan ribu burung raptor imigran. Kondisi tersebut sangat menarik perhatian wisatawan, para peneliti, bahkan pecinta raptor.
Untuk menjaga keberlangsungan migrasi burung raptor, Ervin menyarankan agar ekosistem harus terjaga dari kerusakan ahli fungsi kawasan ekosistem.
"Pengembangan kegiatan berbasis ekowisata di pulau-pulau ini berdampak terhadap perkembangan ekonomi masyarakat dan menjaga ekologi ekosistem gambut dan mangrove dari kerusakan," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa ekosistem hutan gambut tropis dan mangrove di Pulau Rupat dan Pulau Basu merupakan pusat keanekaragaman hayati termasuk burung air dan raptor sebagai penyedia jasa lingkungan dalam sistem penyangga kehidupan.
"Ekosistem gambut tropis dan mangrove berfungsi sebagai penyeimbang siklus karbon dalam ekosistem, selama fungsinya tetap terjaga ekosistem ini akan bermanfaat bagi keseimbangan jasa ekosistem," tukasnya.
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |