BANGKINANG (CAKAPLAH) - Ratusan orang tercatat telah mengungsi dan mendatangi Posko Pengungsian Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Kampar akibat bencana kabut asap yang semakin pekat.
Posko ini dibuka di Kantor DPD PKS Kabupaten Kampar di Jalan Sudirman, Bangkinang.
Dari catatan kunjungan di Posko Pengungsian DPD PKS Kabupaten Kampar masyarakat yang mengungsi dan mendapatkan pelayanan di Posko ini sebagian besar anak-anak dan sebagian balita dan bayi, ibu hamil, ibu menyusui hingga lansia yang berusia 74 tahun.
Ketua DPD PKS Kampar Tamarudin didampingi Koordinator Lapangan Posko Pengungsian DPD PKS Kabupaten Kampar Arit ketika ditemui di Posko Pengungsian DPD PKS Kabupaten Kampar, Senin (23/9/2019) mengatakan bahwa sejak dibuka dua pekan lalu, hingga hari ini lebih seratus orang telah memanfaatkan Posko Pengungsian DPD PKS Kabupaten Kampar dan mereka telah dilayani oleh petugas di posko ini.
Sebagian lagi ada yang dirujuk ke Klinik Fatiha di Bangkinang.
"Rata-rata yang datang ibu-ibu dan membawa anak-anak dan para lansia (lanjut usia red)," ujar pria yang akrab disapa Ustad Tamar dan Ongah Tamar ini.
Selain itu sebagian ada ibu hamil dan ibu menyusui. Mereka rata-rata membutuhkan oksigen dan obat. Menurut Tamarudin, di Posko ini telah tersedia tiga tabung oksigen dan empat ruangan yang dilengkapi pendingin udara.
Pelayanan dan obat yang diberikan petugas medis di posko ini tergantung keluhan yang disampaikan. Bagi masyarakat yang diharuskan menginap, posko juga menyediakan ruangan menginap. "Kalau harus kondisinya nginap ya nginap. Sekitar lima belas sampai dua orang sudah ada yang menginap," ulasnya
Untuk melayani masyarakat yang datang, ada tiga orang tenaga medis yang selalu syandby di sini. "Dokter dan perawat standby lima belas jam, dibagi tiga shift. Ada dua orang perawat satu orang dokter," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, masyarakat yang datang tidak hanya warga Bangkinang Kota namun juga berasal dari luar Bangkinang, diantarqnya datang dari Kuok dan Tapung. "Diantara mereka ada yang dijemput juga. Dia tak kuat berjalan," ulas Tamar.
Adapun dana yang digunakan untuk operasional posko ini berasal dari sumbangan dari para donatur maupun kader PKS. Diantara mereka ada yang mengantarkan kue, minuman dan makanan pokok. Mereka harus berjuang ekstra keras sebab rata-rata setiap hari mereka harus merogoh kocek hingga Rp 2 juta.
"Kami juga memberikan masyarakat yang datang makan. Yang nginap juga dikasih makan," bebernya.
Kepada pemerintah daerah Tamarudin berharap agar Lebih serius lagi dalam penanganan bencana kabut asap ini.
"Gubernur (Riau) tadi sudah tetapkan darurat pencemaran udara. Di Sumatera ini hendaknya daerah yang terkena dampak ini seperti Jambi, Riau, Sumsel senasib sepenanggungan. Kalau bisa bencana asap ini menjadi bencana nasional. Kalau PKS sudah ada gerakan nasional tanggap bencana, sudah di launching kemarin," beber Tamar.
Dibandingkan bencana tahun-tahun sebelumnya, menurutnya bencana tahun ini lebih parah dan sudah seharusnya Pemkab Kampar membuat posko bersama sehingga lebih mudah berkoordinasi dan mendapatkan bantuan. "Dulu ada posko bersama. Namun kali ini tidak ada, padahal ini lebih parah lagi," kritik Tamar.
Kepada masyarakat Ongah Tamar mengimbau agar selalu menjaga kesehatannya dan selalu menggunakan masker.
Sementara itu, salah seorang warga yang mengungsi di Posko Pengungsian DPD PKS Mike (35) mengakui bahwa ia terpaksa membawa tiga orang anaknya yang masih kecil ke Posko PKS dan sampai di Posko kondisi ketiga anaknya telah ada perubahan dan kelihatan segar setelah mendapatkan support oksigen.
"Alhamdulillah sudah ada perkembangannya, sudah segar kembali," ucap Mike sambil menunggui anaknya yang terbaring dan masih mendapatkan bantuan oksigen.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |