Pekanbaru (CAKAPLAH) - Tanggal 8 Desember 2019 mulai pukul 20.00 WIB, Suku Seni akan pentaskan sebuah pertunjukan Bangsawan versi Suku pada acara Festival Teater Bangsawan di gedung Mahratu, Siak Sri Indrapura.
Selain Suku Seni, ada tiga grup yang diundang untuk tampil dalam acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak ini, yakni Teater Jelaga dan Pengat Production.
Suku Seni akan membawakan sebuah kisah berjudul “Megat” yang diangkat dan diolah dari novel karya Rida K Liamsi, disutradarai oleh Marhalim Zaini. Bagi Suku Seni, yang baru berdiri di akhir 2017, ini adalah pertunjukan kali pertama dalam mementaskan model teater Bangsawan. Sebelumnya, Suku Seni lebih banyak mementaskan naskah-naskah kontemporer dengan tetap bersumber dari khazanah budaya Melayu yang ditulis oleh Marhalim Zaini, seperti Dilanggar Todak (2018), Hikayat Orang Laut (2018), dan Agama Sungai (2019).
Marhalim menyebut, novel “Megat” yang ditulis Rida K Liamsi sangat menarik untuk dipanggungkan. Meskipun Marhalim mengaku, karena dibatasi durasi, kali ini ia hanya mengambil satu peristiwa dibunuhnya Wan Anom dan perlawanan Megat yang membunuh Sultan, kisah yang telah cukup dikenal dalam dunia Bangsawan. “Padahal, novel Megat memiliki potensi konflik pikiran dan sejarah antara narasi lama dan narasi baru yang dibangun Pak Rida, dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan menarik saol politik, cinta, dan kekuasaan,” tambah Marhalim kepada CAKAPLAH.COM, Jumat (6/12/2019).
Kali ini, Suku Seni akan menurunkan 10 Pemain dari anggota tetap Suku Seni, yakni Joni Hendri sebagai Megat, Adek Feisal Usman sebagai Datuk Bendahara, Ajik Bahar sebagai Sri Bijawangsa, Faisal Amin sebagai Hulubalang, dan lima peremupan sebagai Wan Anom (Denisa Indriani, Cici Sri Rahayu, Novita Suhendriani, Misratul Jannah dan Ukhidaragia). Untuk produksi dikoordinatori oleh Eko Raghil.
Marhalim menyebut pertunjukan ini tidak menggunakan konvensi teater Bangsawan murni, tetapi dikemas dalam bentuk-bentuk simbolik. Kemungkinan-kemungkinan konsepsi estetis akan terus terbuka selama teks Bangsawan ini dipahami sebagai sebuah sumber penjelajahan baru. Sehingga meskipun cerita ini telah banyak dipentaskan, tetap akan dapat hadir dengan warna baru, ekspresi-ekspresi masa lalu yang relevan dalam ruang imajinasi kekinian.
Penulis | : | Rilis |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |