Bangkinang (CAKAPLAH) - Mentari pagi Selasa (21/1/2020) kala itu semakin menyingsing. Becak bermotor dan kendaraan berbagai jenis bersileweran hilir mudik menuju tempatnya masing-masing. Sebagian besar menuju sekolah dan perkantoran. Maklum, lonceng sekolah belum berbunyi.
Dari seberang jalan muncul sesosok anak kecil berseragam putih merah mengendarai sepeda menuju tempatnya menuntut ilmu di salah satu SD Negeri di Kota Serambi Mekkah, Bangkinang. Di tangan bocah ini terlihat sebuah kantong plastik.
Sementara di seberang jalan ada sesosok polisi ganteng yang sedang sibuk menjalankan tugas mengatur arus lalu lintas. Dia adalah Bripka Novandra, yang tak lain adalah Baur SIM Sat Lantas Polres Kampar.
Ternyata, interaksi yang terjadi antara murid SD yang kemudian diketahui bernama Lufi berkembang menjadi sebuah cerita di media sosial dan media online yang kemudian viral di medsos. Hingga Kamis (20/2/2020) jumlah facebooker yang menanggapi status mengenai cerita di atas di akun facebook Polres Kampar telah lebih dari 6.000 like dan komen.
Aksi pelajar SD dan sosok polisi Bripka Novandra ini awalnya diunggah sang polisi ganteng nan ramah ini melalui akun facebook pribadi milik Novandra Ocu.
Apa yang dialami Novan pagi itu sangat menggugah hatinya untuk berbuat sesuatu kepada sang bocah nan polos itu dan menulis di dinding facebooknya. Ternyata, hanya dalam hitungan jam ia mendapat tanggapan dari ratusan facebooker.
Dalam postingan di akun facebook miliknya Novan menceritakan perjumpaannya dengan bocah yang memiliki sopan santun yang tinggi ini. Ia terharu bahkan sampai meneteskan air mata akibat sikap mulia, kejujuran yang ditunjukkan bocah ini.
Kisah itu berawal saat dia bertugas mengatur arus lalu lintas pagi itu. Seperti biasa, tak hanya mengatur arus lalu lintas, ia sesekali membantu menyeberangkan para pelajar dan masyarakat yang ingin melintas jalanan yang cukup padat.
Kala itu ia melihat seorang anak SD yang ingin menyeberang jalan hendak ke sekolah menggunakan sepeda sambil menenteng sebuah bingkisan plastik yang ternyata isinya beberapa tangkai buah rambutan.
Sambil ia menyeberangkan Lufi, pelajar SD tersebut ia langsung menanyakan apa yang dibawa anak tersebut dan anak tersebut menjawab bahwa ia membawa beberapa ikat rambutan untuk dijualnya di sekolah. Di sekolah ia mengakui menjual rambutan kepada teman-temannya seharga Rp 1.000 per 3 biji.
Jawaban polos sang anak tersebut mulai membuat Novan terharu. "Uangnya untuk apa dek? Untuk jajan dan sisanya ditabung beli buku om," jawab sang anak sebagaimana ditulis Novan di akun miliknya.
Mendengar jawaban sang anak, Novan memutuskan membeli semuanya dan sang anak menyebutkan bahwa harga semuanya Rp 13.000.
Tanpa memberitahu, Novan lalu memasukkan uang pecahan Rp 10 ribu dan Rp 5.000 ke kantong sang bocah atau berjumlah Rp 15.000. Anak tersebut menyampaikan terima kasih sambil tersenyum dan berlalu meninggalkan Novan menuju sekolahnya.
Namun tak lama berselang, hanya dalam hitungan sekitar 10 menit sang anak muncul kembali di hadapan Novan. Alangkah terkejutnya Novan ketika ia menyodorkan uang pecahan Rp 2.000.
"Om.. uang yang om kasih tadi Rp.15.000, ini sisanya Rp.2000 saya kembalikan om," tulis Novan menirukan ucapan sang anak.
Melihat sikap dan kejururan dan semangat anak itu lalu Novan mengizinkan anak tersebut untuk mengambil sisa uangnya Rp 2.000.
"Saya jawab "ambil aja dek," itu untuk mu.. Pada saat itu juga saya tidak sadar meneteskan air mata saya," kata Novan lagi.
Mendengar hal itu, sang anak lalu kembali meninggalkan sang polisi yang murah senyum ini dan kembali mengucapkan terima kasih sambil mendayung sepedanya ke arah sekolah.
Ketika ditanya CAKAPLAH.COM mengenai peristiwa menarik yang dialaminya, Bripka Novandra mengatakan bahwa sikap anak ini memiliki makna yang luar biasa bagaimana dia mengajarkan nilai kejujuran kepada dirinya dan masyarakat pada umumnya ketika hal ini ia kabarkan ke khalayak ramai.
:JANGAN PERNAH MALU UNTUK SUKSES..
#Semogacita2muterwujutdek
#Polosisahabatanak," begitu tulis Novan di akhir postingannya.
Status FB yang ditulis Bripka Novan ternyata mengundang simpati teman-temannya di medsos facebook. Kini ribuan netizen telah memberikan "like" untuk status FB Novan dan ditambah lagi puluhan komentar pujian untuk sang anak yang jujur dan polisi yang baik hati dalam hitungan jam.
Semua netizen menulis apresiasi dan pujiannya baik kepada pelajar SD itu maupun kepada sosok Novan sebagai sosok polisi yang merakyat dan bersahabat dengan anak.
Seperti komentar yang ditulis Jujuk Handoyo. "Smg terwujud apa yg mnjd cita2mu y dx dan untuk PK polisi PK Novan smg Allah mmbls semua kebaikan PK Novan smg berkah barokah dan sht sll y pk Novan," tulis Jujuk.
Kemudian Ali Muhammad menulis "Mantap pak,saya aja bacanya lgsg netes air mata,"
Lain lagi dengan Alfathir Fauzi. Ia mengomentarinya begini "Mantap Pak Pol Novan ... Yang begini harusnya d contoh. Mantap Polres Kampar #terussuarakankebaikan,"
Nah, bagaimana dengan sosok Bripka Novandra yang juga dikenal masyarakat Kampar sebagai salah seorang polisi yang ramah dan suka membantu masyarakat.
"Saya kenal betul dengan beliau (Novandra red). Dia salah satu polisi yang ramah dan suka membantu. Kalau ada masyarakat yang minta bantu cepat kali dia meresponnya," ujar Nazarudin (36), warga Bangkinang Kota kepada cakaplah.com mengomentari sosok Novandra.
"Sebelum menjadi polisi dan hingga berbaju polisi sekarang tak ada bedanya. Tetap seperti dulu cara bertemannya," kata salah seorang teman semasa remajanya Syofian (39).
Ketika ditemui di sela-sela kesibukannya, Rabu (19/2/2020), pria kelahiran Bangkinang 1 Juli 1981 ini mengungkapkan bahwa menjadi polisi adalah impiannya sejak kecil. Tumbuh menjadi remaja yang kala itu sangat gemar sekali bermain sepakbola bahkan pernah menjadi atlet dan beberapa kali memperkuat daerah di beberapa event, Novan semakin memantapkan langkah mengikuti tes masuk polisi setelah menamatkan pendidikan di SMK Negeri 1 Bangkinang tahun 2001 lalu.
Keinginan yang kuat untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat dengan menjadi anggota kepolisian dikabulkan Tuhan. Melalui serangkaian tes, akhirnya Novan tercatat sebagai salah seorang siswa yang menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Pekanbaru tahun 2002 lalu.
Sebelum lulus menjadi polisi, ia bertekad menjadi polisi yang merakyat dan menjalankan tugas dengan baik dan disiplin.
Setelah menjalani pendidikan, ia mulai menjalani karier di Samapta Resor Kampar dari tahun 2003-2004. Kemudian tahun
2004-2012 ditugaskan di Banit Turjawali Satlantas Resor Kampar.
Delapan tahun di situ, ia lalu melanjutkan tugas di BA SIPROPAM Resor Kampar tahun 2012-2018 dan dari Juli 2018 sampai Februari 2020 menjabat Baur SIM Satlantas Polres Kampar.
Bertugas sebagai Baur SIM ia merasakan semakin banyak berinteraksi dengan masyarakat. Ia tak segan-segan membantu masyarakat yang ingin mendapatkan legalitas dalam mengemudi.
Ketika ditanya alasannya menjadi polisi karena dia ingin memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Menjadi polisi adalah tugas mulia. Menjadi polisi yang baik akan membuat masyarakat merasa terayomi. Sikap ramah tamah dan selalu membantu adalah nilai-nilai kebaikan yang selalu didambakan banyak orang tak terkecuali polisi.
Usut punya usut, ternyata anak pasangan Idrus Ibrahim (almarhum) dan Nurhayati ini memiliki sosok idola yang juga seorang polisi. Dia adalah Jendral Polisi Hoegeng Imam Santoso.
"Yang membuat saya mengidolakan seorang Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso adalah sosoknya sederhana, jujur dan tegas dalam memimpin Polri," ujar Novan.
Suami Popi Yuneka, S.Kep dan ayah tiga orang anak masing-masing Raditya Alvis Pratama, Ratih Dwi Natha dan Zehan Alfitra Punov itu mengakui pengalaman yang menarik selama 17 tahun menjadi polisi adalah ketika ia berjumpa dengan pelajar SD yang menjual rambutan saat bertugas mengatur lalu lintas tersebut.
Dari kisah itu Novan mengambil kesimpulan bahwa berbuat baik itu tidaklah sulit. Berlaku jujur adalah perbuatan yang sangat mulia dan jujur. Polisi yang jujur juga menjadi dambaan masyarakat.
Menurut pria yang memiliki motto "Setitik kebaikan akan terasa besar di hati mereka yang ikhlas menerima", kejujuran adalah bagian dari harga diri yang harus dijaga karena bernilai tinggi. Ketika ucapan tak sesuai dengan kenyataan, hati menjadi risau karena ucapan dirasa tak jujur. "Sikap jujur membuat hidup menjadi tenang, damai dan indah," pungkas Novan.***
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |