SIAK (CAKAPLAH) - Sebagai antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Siak, Pemerintah Kabupaten Siak menggandeng RP Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
Untuk diketahui RAPP memiliki program unggulan dalam penanggulangan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah operasionalnya. Program tersebut adalah Desa Bebas Api atau Fire Free Village.
Kesuksesan program ini menarik perhatian Pemerintah Kabupaten Siak dan menjalin kerjasama dengan perusahaan tersebut.
PT RAPP dengan Pemerintah Kabupaten Siak menjalin kerja sama dengan mendatangi MoU untuk menggalakkan Desa Bebas Api atau Fire Free Village. Kerja sama tersebut bertujuan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah desa di kabupaten Siak.
Seperti diungkapkan Bupati Siak Alfedri, ia sangat mengapresiasi PT RAPP yang telah membuat program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program yang kembali dilanjutkan.
"Kali ini, tiga desa menjadi peserta program yang sudah berlangsung sejak tahun 2014, seperti Desa Dayun, Olak dan Lubuk Jering. Program ini cukup berhasil mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bahaya yang dihasilkan dari kebakaran," ungkap Alfedri.
Ia mengatakan, selama enam tahun program ini berjalan, terbukti telah mengurangi karhutla di 750 ribu hektar lahan yang berada di tiga kabupaten, yakni Pelalawan, Siak, dan Kepulauan Meranti.
"Untuk Siak sendiri, Alhamdulilah masyarakat sedikit demi sedikit sudah mulai menyadarinya, bahaya membuka lahan dengan cara membakar. Edukasi ini telah mulai sedikit demi sedikit dapat diserap oleh masyarakat, " ungkapnya.
Bupati Siak, Alfredri juga mengatakan semua pihak harus bergotong royong untuk mencegah terjadinya karhutla, baik dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.
Sementara Stakeholder Relation (SHR) Manager PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Wan Muhammad Jakh Anza juga mengatakan kunci dari keberhasilan tersebut adalah hasil kerjasama dari semua pihak.
Pemerintah Kabupaten Siak mendorong upaya pemanfaatan lahan agar terus dijaga. Dari awal, pemerintah Siak terus mendukung FFVP ini dan terbukti pada tahun 2018 tiga desa ini mendapatkan reward sebesar Rp 100 juta dalam bentuk infrastruktu. Tahun 2019 sendiri, tiga desa ini juga menjadi Desa Tangguh Api atau Fire Resilience Community.
“Musim kemarau tahun ini berlangsung dari Mei hingga Agustus 2020 nanti. Kami berharap dengan adanya program ini, desa yang menjadi perserta FFVP di Siak terus semangat mempertahankan wilayahnya dari kebakarn hutan. Kami juga memberikan pelatihan pertanian, salah satunya dengan pembukaan lahan tanpa bakar,” jelas Wan Jakh.
Dia menyebut pilot project program ini dimulai pada tahun 2014, empat desa tercatat sebagai peserta. Tahun 2015 jumlah desa peserta FFVP melonjak menjadi 18 desa. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018 program tersebut diikuti masing-masing oleh 18 desa dan Sembilan desa. Tahun 2019 RAPP kembali melakukan MoU dengan sembilan desa yang berada di wilayah operasional perusahaan sehingga total peserta FFVP sudah mencapai 79 desa.
Program ini memiliki 5 elemen utama yaitu penghargaan kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara membakar serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di 7 desa.
RAPP juga menggandeng pemuka agama setempat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Komunikasi Umat Beragama serta sejumlah LSM dan kelompok pecinta lingkungan sebagai mitra, seperti Yayasan Laskar Alam, Kelompok Pecinta Lingkungan (KPL), dan Perkumpulan Tapak.
FFVP ini juga memiliki program sosialisasi dan edukasi ke masyarakat termasuk anak-anak sekolah yaitu Fire Aware Community (FAC).
“Ada 3 bentuk kegiatan FAC diantaranya FAC Goes to School, FAC Goes to Movie dan FAC Goes to Market. Untuk tahun 2020 ini, FAC akan menjangkau 60 sekolah di 3 kabupaten dimana ketiga kabupaten ini merupakan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya adalah lahan gambut. Dan FAC Goes to Market akan menjangkau 10 pasar di 3 kabupaten tersebut. Sebagai perusahaan yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau, kami yakin dan percaya praktek pembangunan yang berkelanjutan akan menciptakan masa depan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan filosofi dari founder APRIL Sukanto Tanoto yang mengatakan bahwa kehadiran RAPP di Riau bukanlah sebagai tamu, melainkan sebagai bagian dari masyarakat,” tutupnya.
Penulis | : | Advertorial |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serantau |