BALUNG (CAKAPLAH) - Desa Balung, Kecamatan XIII Koto Kampar, termasuk salah satu dari 16 desa locus stunting pada tahun 2020 di Kabupaten Kampar.
Bahkan angka penderita stunting di desa yang berada paling ujung di perbatasan Provinsi Riau dengan Sumatera Barat itu mencapai 26 persen.
Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto pada kegiatan Konvergensi Intervensi Stunting dan penyerahan mobil ambulan untuk Desa Balung, Desa Tanjung Alai dan Desa Ranah Sungkai di Desa Balung, Rabu (15/7/2020) menyampaikan, berbagai upaya akan terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Kampar sehingga angka stunting di Kampar bisa ditekan hingga mencapai dibawah 14 persen atau dibawah target nasional sebanyak 20 persen.
"Saya ingin angka ditekan dibawah 20 persen bahkan sampai 14 persen sehingga Kampar bisa memberi kontribusi penekanan angka stunting tingkat nasional," ujar Catur.
Bupati Kampar menjelaskan, untuk mencegah stunting dan mengurangi penderita stunting, pemerintah melakukan intervensi yakni melalui intervensi spesifik dan sensitif stunting.
"Spesifik meliputi bagaimana kita terus memperhatikan, memonitor dari masa kehamilan sampai seribu hari pertama kehidupan. Dimana kita harus memberikan bantuan baik berupa makanan dan asupan gizi sehingga pertumbuhan janin bisa normal," terang Catur.
Sementara intervensi sensitif yakni melalui kerjasama lintas sektoral. Ada beberapa OPD yang terlibat dan adanya pelayanan yang saling terhubung dalam menekan stunting.
Bupati mencontohkan adanya pembangunan rumah layak huni oleh Dinas PUPR di Desa Balung yang akan ikut membantu menekan angka stunting.
Selain itu pemerintah dan Pemkab Kampar juga memberikan layanan jaminan kesehatan, diantaranya melalui kartu Indonesia Sejahtera (KIS).
"Pemda tahun ini mengalokasikan anggaran sebanyak sebelas miliar lebih dan akan kita tingkatkan sampai dua puluh satu miliar untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," beber Catur.
Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Riau Yohanes dalam sambutannya menyampaikan, stunting bukan masalah jajaran kesehatan tapi masalah generasi ke depan dan harus menjadi perhatian bersama.
"Nanti kita sambut Indonesia Emas. Saat Indonesia emas generasi kita hendaknya menjadi generasi brilian semua," ungkap Yohanes.
Ia berpesan kepada RT, RW hingga kecamatan benar-benar mendata warga miskin secara benar dan data ini bersifat mobile karena data warga miskin pasti selalu berubah. Karena kalau tidak jelas, akan berpengaruh dan memakan anggaran daerah.
Ia mengungkapkan, jaminan kesehatan nasional (JKN) anggarannya luar biasa besar. "Kami sangat pengalaman sekali dengan Kabupaten Kampar karena sebelum PBI (penerima biaya iuran) masuk BPJS didominasi Kabupaten Kampar dan Pekanbaru. Alhamdulillah sekarang mulai menurun dan dapat tadi dapat info keinginan Kampar bahwa PBI dianggarkan untuk 43 ribu jiwa menjadi 48 ribu jiwa," terang Yohanes.
Menurutnya, sangat disayangkan anggaran daerah habis untuk jaminan kesehatan
sampai ratusan miliar. "Tapi uangnya tak pernah kita lihat. Sayang uangnya diberikan ke BPJS. Sementara kita perlu bangun yang lain," ulasnya.
Ia juga minta camat menambah honor Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang selama ini hanya Rp 500 ribu. Sementara tugas TKSK cukup banyak dan berat.
Yohanes juga menyebutkan tentang adanya tumpang tindih KIS dan ada juga masyarakat yang punya kartu jaminan kesehatan lebih dari satu. Banyak masyarakat selama ini tidak tahu memiliki KIS. "Ketika mau dibayar jamkesda tapi ternyata punya KIS," bebernya.
"Uangnya kan bisa kita manfaatkan untuk keluarga lain. Ini kerugiannya luar biasa," imbuhnya.
Kegiatan Konvergensi Intervensi Stunting dan penyerahan tiga unit mobil ambulan ini dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau diwakili Kepala Bidang Layanan Kesehatan dr Yohanes, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kampar H Fahmil, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar H Dedy Sambudi dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Kampar, Camat XIII Koto Kampar Rahmat Fajri, Kepala Desa Balung Muhammad Ujud, Kepala Desa Tanjung Alai Zulfan Alwi, Kepala Desa Ranah Sungkai Adiyanto dan sejumlah kades se-Kecamatan XIII Koto Kampar, alim ulama, ninik mamak serta ratusan masyarakat Balung.
Selain dua kegiatan tersebut, dihari yang sama juga dilakukan pengobatan gratis dan sunatan massal. Bupati Kampar dengan menggunakan sepeda motor juga meninjau kampung Desa Balung sekaligus membagikan makanan tambahan untuk balita dan bantuan sembako serta berdialog dengan masyarakat.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |