PEKANBARU (CAKAPLAH) - Asosiasi Pengusaha Jasa Penunjang Minyak dan Gas Bumi (APJPMI) Provinsi Riau akan menggelar pelantikan pengurus Kamis (17/12/2020) mendatang di Hotel Pangeran. Tak hanya pelantikan, nantinya juga akan digelar Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema "Peluang dan Tantangan Bisnis Migas Riau 2021".
Ketua DPP APJPMI Riau, Burhan Phili kepada CAKAPLAH.COM mengatakan untuk Riau, ini adalah Dewan Provinsi yang pertama dibentuk. Karena rencananya memang masih ada 8 APJPMI yang akan dibentuk di Provinsi lain. Asosiasi ini merupakan wadah bagi pengusaha yang bergerak di bidang jasa penunjang migas Indonesia.
"APJPMI Riau terbentuk atas keinginan para pengusaha jasa penunjang migas untuk memberikan kontribusi bagi daerah Riau dalam membangun daerah dan membantu stakeholder yang ada di daerah dalam membuat regulasi dalam pengelolaan migas yang merupakan sumber DBH untuk kelangsungan perekonomian. Serta ikut memajukan sektor pertambangan dan energi terutama sektor migas yang merupakan penyumbang terbesar dalam APBN," ujar Burhan Phili, didampingi Sekretaris Andri, Selasa (15/12/2020).
Menurutnya, dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi DPP APJPMI, Riau berkomitmen menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan mengurangi pengangguran.
Pada peralihan pengelolaan operator ladang minyak di Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia kepada PT Pertamina sebagai perusahaan nasional di Indonesia, Burhan berharap akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Riau.
"Tentunya mesti memberikan keberlangsungan hidup perusahaan penunjang migas di Riau di masa pandemi covid-19 dalam mempertahankan Goin Concernnya, sehingga memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal yang ada di daerah Riau ini," ungkapnya.
Sebagai Asosiasi yang baru terbentuk, DPP APJPMI Riau berjuang untuk membangun dunia bisnis yang kondusif di Riau dan mempertahankan anggotanya yang merupakan pengusaha yang profesional dan berpengalaman di sektor jasa penunjang Migas dalam berpartisipasi untuk membangun kerjasama bisnis yang baik dengan operator migas.
Adapun visi APJPMI yaitu menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyusun, menetapkan dan melaksanakan regulasi yang berkaitan dengan jasa penunjang minyak dan gas bumi Indonesia, dengan tetap mengedepankan profesionalisme dan kearifan lokal
Misinya yaitu menyuarakan isu-isu strategis yang berhubungan dengan jasa penunjang minyak dan gas, berkontribusi secara profesional dalam memberikan advokasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan usaha jasa penunjang minyak dan gas, membantu pemerintah dan pemangku kepentingan dalam menstimulasi dan menjaga iklim investasi usaha Jasa penunjang minyak dan gas yang kondusif.
Burhan Phili juga menyebut, pihaknya akan membantu pemerintah dalam mengawal kebijakan strategis terkait pelaksanaan usaha jasa penunjang minyak dan gas. "Membantu pemerintah dalam menjaga dan memberikan masukan yang profesional terkait terciptanya hubungan industrial yang harmonis dalam usaha jasa penunjang minyak dan gas," Cakapnya.
Kemudian membantu pemerintah dalam menjaga pelaksanaan tata kelola permasalahan usaha jasa penunjang minyak dan gas secara profesional. "Serta membantu Pemerintah dan setiap pemangku kepentingan dalam membuat dan menjalankan proses yang akuntable dalam usaha jasa penunjang minyak dan gas," ujarnya.
Ketua Pelaksana Yunizel menambahkan saat ini proses transisi alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada PT Pertamina Hulu Rokan sedang berlangsung. Dan tahun depan, Pertamina yang akan mengambil alih Blok Rokan.
"Mungkin dalam skop nasional kita sudah cukup bahagia, karena pindah operatornya dari perusahaan asing ke perusahaan nasional. Tapi pertanyaannya, secara daerah kita sudah happy belum? Karena pengelola migas itu tidak bisa kerja sendiri. Selama ini Chevron mempekerjakan puluhan bahkan ratusan vendor, yang kita sebut sebagai Pengusaha Jasa Penunjang Migas. Nah Pertamina yang akan menggantikan Chevron, pasti akan mempekerjakan banyak vendor. Asosiasi ini kita bentuk untuk menyatakan bahwa kontraktor lokal Riau siap jadi vendor. Jadi mereka tak perlu mendatangkan vendor dari manapun," sebutnya.
Dirinya mengatakan, pengusaha Jasa Penunjang Migas Riau sudah memiliki pengalaman puluhan tahun dengan Chevron.
"Pengusaha lokal sudah punya aset juga kok, sudah punya teknologi dan juga SDM. Yang seharusnya pengusaha lokal menjadi prioritas untuk mengerjakan sub pekerjaan yang ada di Pertamina. Dan kita harus tahu juga peralihan itu tidak cukup membuat kita happy sebagai orang Riau. Jadi kita berharap perjalanan yang 97 tahun bersama Chevron dimana Riau lebih dominan jadi penonton itu tidak terulang lagi. Kita ingin putra daerah apakah pengusahanya, tenaga ahlinya atau pekerjanya betul-betul dari Riau," tutupnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |