KAMPAR (CAKAPLAH) - Kabupaten Kampar tak salah dijuluki sebagai Negeri Serambi Mekkah. Jumlah pondok pesantren di Kampar mencapai 76 pondok pesantren. Namun seluruh Ponpes di Kampar dikelola murni oleh masyarakat atau swasta.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Kampar melalui Kepala Seksi Pondok Pesantren Muhammad Yamin dalam kegiatan Milad ke-94 Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PPMTI) di Desa Tanjung Berulak, Kecamatan Kampar, Selasa (15/12/2020) mengatakan, proses pendidikan di ponpes sebagian besar dibiayai oleh masyarakat.
"Padahal menurut Undang-undang Pendidikan itu kewajiban pemerintah. Pemerintahlah yang memberi dan membantu maksimal walaupun tak mampu secara maksimal," beber Yamin.
Ia mengatakan, bantuan dari pemerintah termasuk pemerintah daerah sangat diharapkan dalam membantu kelangsungan pendidikan di pondok pesantren. Apalagi guru yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil yang mengajar di Ponpes di Kampar masih sangat terbatas, hanya 10 persen dari total jumlah guru. Bantuan lainnya yang diharapkan kata Yamin adalah dukungan pembangunan sarana dan prasarana.
Dikatakan, selama ini Pemkab Kampar telah menganggarkan dana dalam bentuk bantuan honor bagi 122 orang dengan jumlah yang diterima setiap bulan masing-masing Rp 300 ribu. Jumlah ini diharapkan terus bertambah.
Menyikapi hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Kampar Muhammad Faisal ketika diwawancara mengenai permintaan Kemenag Kampar dan pengelola Ponpes di Kampar mengatakan, Pemkab Kampar diharapkan terus ikut membantu pembangunan di berbagai pondok pesantren dan meningkatkan jumlah penerima bantuan dan jumlah yang diterima para guru demi peningkatan kesejahteraan guru-guru di Ponpes.
Menurut politisi Gerindra ini, pondok pesantren memiliki peranan dalam mencerdaskan generasi dan membentuk generasi yang berakhlak, beriman dan bertaqwa. Jika urusan wajib telah dipenuhi maka ia minta urusan pilihan hendaknya dianggarkan.
"Komitmen kita (DPRD Kampar red) harus ikut membantu. Pemda harus hadir baik di pesantren maupun dunia pendidikan lainnya. Pemda harus punya andil dan Pemda kalau bisa insentif bagi para guru dinaikkan dengan sewajarnya, sesuai kemampuan keuangan," tegas Faisal.
Namun dia menyampaikan, jumlah bantuan yang diberikan Pemda Kampar untuk pendidikan di Ponpes selama ini cukup banyak dan tidak hanya sekadar bantuan honor bagi 122 orang guru.
Sementara dalam pidatonya di hadapan Asisten III Setdakab Kampar dan sejumlah undangan dan para santri serta orang tua wali santri, wakil rakyat yang dikenal religius itu menyampaikan, PPMTI Tanjung Berulak termasuk pondok pesantren tertua se Riau bahkan lebih tua dari organisasi Tarbiyah sendiri. PPMTI hendaknya menjadi contoh bagi ponpes dan sekolah lainnya.
Kemudian ia juga menyinggung soal pentingnya perhatian terhadap dunia pendidikan. Menurutnya, jika daerah ingin maju maka pendidikan harus diperhatikan.
"Mahatir Muhammad membangun peradaban dua puluh tahun yang lalu. Ia menggratiskan biaya kuliah bagi mahasiswa berprestasi asal Malaysia. Itu dua puluh tahun yang lalu Malaysia juga masih belajar di Indonesia. Tapi ketika masuk tahun 2000-an kita yang belajar ke Malaysia
Generasi yang dibangun Mahatir berhasil. Dia membangun generasi Pendidikan, dua puluh tahun yang akan datang dituai hasilnya," ucap wakil rakyat yang telah duduk diperiode ketiga ini panjang lebar.
Lebih lanjut politisi asal Danau Bingkuang Kecamatan Tambang ini menyampaikan, hidup tanpa agama maka jiwa kita akan kosong dan dasar-dasar pendidikan agama ada di pondok pesantren.
"Kalau bisa anak kita masuk ke pesantren. Masuk pesantren tak ada ruginya. Banyak manfaat yang kita ambil di sini," ulasnya.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serantau |